Berakhirnya Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi

D. Berakhirnya Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi

Menurut R. Setiawan suatu perjanjian dapat berakhir atau hapus karena: 1. Para pihak menentukan berlakunya perjanjian untuk jangka waktu tertentu; 2. Undang-undang menentukan batas waktu berlakunya suatu perjanjian vide Pasal 1066 ayat 3 KUH Perdata; 3. Salah satu pihak meninggal dunia, misalnya dalam perjanjian pemberian kuasa vide Pasal 1813 KUH Perdata, Kontrak perburuhan, dan kontrak perseroan 4. Satu pihak atau kedua belah pihak menyatakan menghentikan kontrak misalnya dalam kontrak kerja atau kontrak sewa menyewa; 5. Karena putusan hakim; 6. Tujuan kontrak telah tercapai, misalnya kontrak pemborongan 7. Dengan persetujuan para pihak. Disamping ketujuh cara tersebut, dalam praktik dikenal pula cara berakhirnya kontrak, yaitu: 66 a. Jangka waktunya berakhir b. Dilaksanakan objek perjanjian c. Kesepakatan kedua belah pihak d. Pemutusan kontrak secara sepihak oleh salah satu pihak, dan e. Adanya putusan pengadilan 66 Salim, HS, Op.Cit, hal. 165. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian berakhirnya perjanjian diatas, maka dapat diambil poin yang berhubungan dengan berakhirnya perjanjian pengadaan jasa konsultansi ini, yaitu: 1. Tujuan kontrak perjanjian telah tercapaidilaksanakan objek perjanjian Pada umumnya berakhirnya perjanjian dilakukan karena pekerjaan yang diperintahkan telah selesai dilaksanakan atau objek hukum berupa prestasi yang merupakan kepentingan para pihak dalam perjanjian telah dilaksanakan yang berarti maksud dan tujuan para pihak membuat perjanjian telah tercapai. Sebagai contoh, Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring PT. PLN Enjiniring dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering akan selesai apabila pelaksanaan pekerjaan survey dan penyelidikan tanah telah selesai sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama yaitu 120 hari kalender ditambah perpanjangan masa waktu 60 enam puluh hari kalender. 2. Pemutusan Perjanjian Pemutusan kontrak lazimnya dikaitkan dengan kegagalan penyedia barangjasa dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya Pada dasarnya perjanjian harus dilaksanakan oleh para pihak berdasarkan itikad baik, namun dalam kenyataannya sering kali salah satu pihak tidak melaksanakan substansi perjanjian, walaupun mereka telah diberikan somasi sebanyak tiga kali berturut- turut. Karena salah satu pihak lalai melaksanakan prestasinya maka pihak yang lainnya terpaksa memutuskan perjanjian itu secara sepihak. Universitas Sumatera Utara Dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, pemutusan kontrak juga dapat dilakukan jika penyedia barangjasa terbukti melakukan KKN, kecurangan danatau pemalsuan baik dalam proses pemilihan maupun dalam pelaksanaan pekerjaan. 67 1. Apabila PIHAK KEDUA belum dapat menyelesaikan pekerjaan dimaksud dalam perjanjian ini dalam waktu yang telah ditetapkan, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis pertama mengenai adanya keterlambatan penyelesaian pekerjaan dan kewajiban untuk membayar denda karena keterlambatan. Pemutusan kontrak dapat pula disertai sanksi berupa: a. Jaminan pelaksanaan dicairkan; b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barangjasa atau jaminan uang muka dicairkan; c. Penyedia barangjasa membayar denda keterlambatan; danatau d. Penyedia barangjasa dimasukkan dalam daftar hitam. Sebagai contoh substansi perjanjian yang mencantumkan berakhirnya perjanjian berdasarkan pemutusan perjanjian adalah Pemutusan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi berdasarkan Surat Perjanjian antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring PT. PLN Enjiniring dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering yang diatur dalam Pasal 15 yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 2. Apabila denda keterlambatan sudah terlampaui batas denda maksimum, tetapi PIHAK KEDUA belum menyelesaikan pekerjaan, maka PIHAK 67 Ibid. Universitas Sumatera Utara PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis kedua kepada PIHAK KEDUA 3. Apabila setelah 7 tujuh hari kerja terhitung sejak PIHAK KEDUA menerima peringatan tertulis kedua, PIHAK KEDUA belum menyelesaikan pekerjaan, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis ketiga terakir kepada PIHAK KEDUA. 4. Apabila setelah 7 tujuh hari kerja terhitung sejak PIHAK KEDUA menerima peringatan tertulis ketiga terakhir , PIHAK KEDUA belum menyelesaikan pekerjaan, maka PIHAK PERTAMA berhak memutus perjanjian ini secara sepihak. 5. Pelaksanaan pemutusan perjanjian ini akan dilakukan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. 6. Dalam hal terjadi pemutusan perjanjian, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk tidak memberlakukan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 7. Semua kerugian yang diderita oleh PIHAK KEDUA sebagai akibat dari pemutusan perjanjian ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA. Jadi, dapat disimpulkan bahwa berakhirnya perjanjian pengadaan jasa konsultansi antara PT. Primal Layanan Nasional Enjiniring dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering ini adalah dengan penghentian perjanjian karena pekerjaan yang menjadi objek perjanjian ini telah selesai dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PERJANJIAN PENGADAAN JASA