Pendidikan Abad 21 melalui Pembelajaran Interaktif
B. Pendidikan Abad 21 melalui Pembelajaran Interaktif
Abad 21 sering kali dicirikan dengan semakin terbukanya relasi antar bangsa dan warga masyarakat dunia dalam suatu tatanan kehidupan masyarakat luas yang beraneka ragam.
Menurut Tilaar (1998) di abad ini peradaban sudah semakin maju, demikian pula adanya dengan pendidikan; dunia semakin terbuka, kegiatan semakin modern bahkan menuju ke arah globalisasi. Meski demikian putaran evolusi masyarakat pada abad ini mengharuskan dilakukannya redefinisi konsep pendidikan dan peran guru. Redefinisi tersebut penting mengingat makin diragukannya relevansi antara pandangan-pandangan lama dengan aspirasi, kondisi, dan kebutuhan manusia abad ke-21.
Keterampilan abad 2 merupakan serangkaian keterampilan yang selayaknya dimiliki secara terintegrasi oleh individu, yang terdiri atas keterampilan memecahkan masalah, berkomunikasi, bekerja dalam tim, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, melakukan inovasi, dan berpikir kreatif pada tema-tema atau isu-isu kontekstual secara efektif dan efisien (Trilling & Fadel, 2009). Secara umum Trilling dan Fadel menggolongkan keterampilan-keterampilan tersebut menjadi tiga kelompok utama, yakni: ) keterampilan belajar dan melakukan inovasi; 2) keterampilan menggunakan informasi, media dan teknologi; serta 3) keterampilan hidup dan bekerja. Keterkaitan ketiganya ditunjukkan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Keterampilan dan Pengetahuan Abad 2
(Sumber: Trilling & Fadel, 2009: 48)
Keterampilan belajar dan melakukan inovasi seringkali disebut juga keterampilan belajar berpikir kritis dan berinovasi. Aspek keterampilan ini terdiri atas keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah (expert thinking), berkomunikasi dan berkolaborasi (complex communicating ), dan kreativitas dan inovasi (applied imagination and invention). Secara rinci, setiap aspek keterampilan belajar dan melakukan inovasi memiliki indikator-indikator sebagai berikut.
1) Keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Aspek keterampilan ini ditandai dengan kemampuan untuk memberikan reasoning secara efektif, menggunakan sistem berpikir, membuat judgement dan keputusan, serta memecahkan permasalahan.
2) Keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi. Keterampilan berkomunikasi ditandai dengan kemampuan-kemampuan: (a) mengartikulasikan pikiran dan ide menggunakan keterampilan komunikasi lisan, tulisan atau nonverbal dalam berbagai bentuk dan konteks; (b) mendengarkan secara efektif untuk menangkap makna, termasuk di dalamnya pengetahuan, nilai, sikap, dan minat; (c) menggunakan komunikasi untuk berbagai tujuan; (d) memanfaatkan media dan teknologi, dan paham bagaimana menilai efektifitas dan pengaruhnya; (e) berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi (termasuk dalam situasi multi-lingual).
3) Sedangkan keterampilan berkolaborasi ditunjukkan dengan indikator (a) mendemonstrasikan kemampuan bekerja dalam tim yang berbeda secara efektif dan saling meghargai; (b) melatih fleksibilitas dan keinginan untuk membantu anggota tim 3) Sedangkan keterampilan berkolaborasi ditunjukkan dengan indikator (a) mendemonstrasikan kemampuan bekerja dalam tim yang berbeda secara efektif dan saling meghargai; (b) melatih fleksibilitas dan keinginan untuk membantu anggota tim
4) Keterampilan berkreasi (kreativitas) dan melakukan inovasi, yang ditandai dengan kemampuan untuk berpikir kreatif, bekerja secara kreatif dengan orang lain, dan mengimplementasikan ide dalam proses penemuan (Trilling & Fadel, 2009: 49, 52-59). Di abad ke 21 ini, pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik
memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills). Tidak hanya itu, melainkan dalam pembelajaranpun diperlukan peran serta aktif siswa dengan guru dalam mewujudkan kompetensi pengetahuan di abad ini melalui pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak.
Pembelajaran interaktif dirancang untuk siswa dapat berperan aktif dan akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri yang tidak tau menjadi tau dan yang tahu menjadi lebih tahu. (Silberman, 2011). Meskipun ada beberapa anak-anak yang mengajukan pertanyaan-pertannyaan dalam kegiatan bebas dalam proses pembelajaran, namun pertanyaan-pertanyaan tersebut terlalu melebar dan seringkali kabur dari materi dan konsep yang sedang di pelajari sehingga kurang terfokus. Sebagai pendidik yang mentransfer konsep dan ilmu pembelajaran seorang Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah, dan mengubah pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan siswa tersebut ke dalam kegiatan khusus dalam pembelajaran di kelas. (Kalimayatullah, 2012) mengatakan pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk suatu pelajaran yang melibatkan pengumpulan, pertimbangan dan capaian solusi terhadap pertanyaan-pertanyaan murid sebagai pusatnya dengan difasilitasi guru yang kreatif melalui proses pembelajaran interaktif dengan adanya suatu kegiatan komunikasi multiarah.
Menurut Sardiman A.M (2011, hlm.2) menyatakan adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar disatu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/subjek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dipihak lain. Interaksi antara pengajar dengan warga belajar, diharapkan merupakan proses motifasi. Maksudnya, bagai mana dalam proses interaksi itu pihak pengajar mampu memberikan dan mengembangkan motifasi serta reinforcement kepada pihak warga belajar/siswa/subjek didik, agar dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal.
Untuk memperjelas interaksi dalam pembelajaran maka suardi (Yamin, 2010, hlm.173) menyatakan ciri-ciri interaksi dalam pembelajaran, adapun cirri-cirinya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam pembelajaran memiliki tujuan, yaitu untuk membantu anak dalam perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan interaksi belajar-mengajar itu sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian, siswa mempunyai tujuan, sementara unsurlainnya sebagai pengantar dan pendukung.
2. Ada suatu persedur (jalan interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan optimal, maka melakukannya interaksi perlu adanya prosedur atau langkah-langkah yang sistematik dan relevan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan lainnya, mungkin membutuhkan prosedur dan desain yang berbeda. Sebagai contoh dalam mata pelajaran ekonomi. Tujuan pembelajaran (indikator) yaitu: agar siswa mampu menjelaskan pengertian dari bursa uang.
3. Interaksi pembelajaran ditandai dengan suatu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini, materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Juga perlu memperhatikan komponen-komponen yang lain, terutama komponen peserta belajar yang merupakan sentral. Materi harus sudah didesain sebelum berlangsung interaksi belajar mengajar.
4. Ditandai dengan adanya aktifitas siswa. Sebagai konsekuensi bahwa siswa merupakan sentral, maka aktifitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Dalam hal ini, aktifitas siswa, baik secara fisik maupun mental, aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep belajar dengan pendekatan kopetensi. Jadi, peran guru lebih sedikit dibandingkan dengan aktifitas siswa yang lebih dominan, dan proses pembelajaran tidak akan berlangsung manakala para siswa pasif.
5. Dalam interaksi pembelajaran, guru brperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Dalam peranannya sebagai fasilitator.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan dalam kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran interaktif siswa dituntut masuk ke dalam suasana belajar yang aktif, yang dapat dilihat dalam aktivitas pembelajaran di kelas, karena berlangsungnya interaksi menandakan siswa ikut serta belajar untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah didesain sedemikian rupa seperti halnya berkaitan dengan kompetensi abad 21 yaitu Keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, Keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi serta Keterampilan berkreasi (kreativitas) dan melakukan inovasi.