Keteraturan dalam Organisasi dan Manajemen

C. Keteraturan dalam Organisasi dan Manajemen

Organisasi sebagai konkretisasi dari abstraksi administrasi atau dalam bahasa lain sebagai perwujudan dari administrasi seyogianya dipahami dalam konteks parsial dalam ketunggalan, wujud conscience collective, manifestasi solidaritas mekanik dan organik, bukan bersifat mekanistik matematis, dan bukan pula bersifat isolasi absolut. Organisasi sifatnya parsial dalam ketunggalan diartikan bahwa bagian-bagian (parsial) disatukan (menyatu) menjadi satu yang utuh. Keutuhan terdiri dari dua komponen utama, di mana yang pertama terdiri dari manusia/tenaga, biaya, waktu, materi/ bahan/alat, sasaran dan tujuan, sedangkan yang kedua terdiri dari proses, program, rencana, proyeksi, prediksi, alternatif, solusi, pertimbangan, keputusan, mutu, dan evaluasi (Faried Ali, 2011).

60 Kamaruddin Sellang, S.Sos., M.A.P. Organisasi merupakan wujud conscience collective (hati nurani

kolektif) yang termanisfestasikan pada bentuk setia kawan. Dimaksudkan bahwa dalam suatu institusi, bentuk setia kawan harus dimuncul- aktifkan melalui keragaman cara berpikir, kompromitas positif, kerja sama berdasarkan kesatuan pendapat, inisiatif sebagai landasan proyeksi ke depan, merasa memiliki di dalam tanggung jawab bersama, menghindari protes melalui sikap keterbukaan, menjaga nama baik institusi dengan cara menampung, dan menerima segala bentuk saran dan pendapat, mengolah, memecahkan berbagai permasalahan yang diperkirakan akan timbul, menghindari preseden dan mencegah curiga mencurigai dan seterusnya. Disisi lain, diperlukan kesatuan cara berpikir ketika kesediaan membantu harus diciptakan, kesatuan langkah dan tindakan yang sinonim dengan kesatuan tujuan harus dikembangkan dalam penciptaan kesediaan membantu (Faried Ali, 2011).

Lebih lanjut Faried Ali (2011) mengemukakan bahwa organisasi merupakan manifestasi solidaritas mekanik, yaitu bahwa organisasi didasarkan atas persamaan, sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan dalam memajukan institusi, kemampuan partisipasi aktif sehingga memungkinkan dan terbuka jalan ke arah perluasan keahlian serta keterampilan. Artinya setiap karyawan mampu menguasai bidang- bidang tugas/pekerjaan lainnya (semacam generalisasi) yang bertujuan membantu karyawan bila terjadi pemutusan hubungan kerja atau tiba masa pensiun atau pengurangan tenaga kerja atau dorongan untuk diversifikasi usaha-usaha lain melalui pendidikan dan pelatihan. Lebih jauh lagi membantu karyawan dari sikap saling bergantung pada orang lain atau saling mengharap, sehingga mengurangi efektivitas dan efisiensi kerja, dan menanamkan sikap kemandirian dan tanggung jawab tanpa mengurangi animo dan semangat kerja.

Manifestasi solidaritas organik adalahbahwa dalam suatu institusi, solidaritas organik lebih mengacu kepada pembagian kerja yang sesuai dengan fungsi dan tugas. Diferensiasi dan spesialisasi dalam pembagian kerja tidak dimaksudkan untuk tidak bekerja sama. Pengembangan sistem terpadu dalam tknis dan mekanisme kerja memungkinkan suatu bagian harus saling melengkapi bagian-bagian yang lain, tanpa mengurangi spesialisasi. Pengembangan kemampuan berinovasi serta pendidikan dan latihan juga

Administrasi dan Pelayanan Publik 61

mencari dan menemukan terobosan-terobosan berarti. Contoh; sebuah institusi yang bergerak di bidang pertanian dan perternakan/perikanan, merupakan tempat seyogianya kandang ayam petelur dibangun. Di pinggir sawah-sawah yang siap ditanami/ditebar nener ikan mujair, tiga bulan kemudian pak tani akan memperoleh hasil berupa padi untuk dikonsumsi secara bersamaan dengan ikan mujair serta telur ayam dapat dijual, dan semua ini dimaksudkan sebagai nilai tambah dari suatu hasil kerja organisasi atau hasil kegiatan terpadu yang produktif (Faried Ali, 2011).

Organisasi, bukan bersifat mekanistik matematis. Menurut Faried Ali, bahwa hal ini berdasarkan atas alasan sebagai berikut;

1. Organisasi hanya sebagai alat menghimpun sejumlah orang untuk tujuan tertentu;

2. Parameter untuk mengukur sejauhmana suatu organisasi bertahan lama tidak dapat dihitung melalui rumus matematika;

3. Secara substansial keberadaan sesuatu organisasi sangat ditentukan oleh apa yang menjadi tujuan organisasi itu dibentuk, apa sasaran yang hendak dicapai, mengapa organisasi itu harus dibentuk, mengapa keberadaan organisasi itu sangat dibutuhkan, bagaimana proses pengelolaannya baik struktural maupun tata hubungan kerja antar personel dalam lingkup organisasi, bagaimana cara memprediksi jangkauan masa depan organisasi sepanjang masih memperhitungkan peluang unsur-unsur kekuatan (streng)

Organisasi, bukan bersifat isolasi absolut karena dinamis, dengan pengertian di dalamnya tumbuh dan berkembang ide-ide dan gagasan serta konsep-konsep baik dalam bentuk teoretis maupun yang bersifat praktis inovatif serta proses coba uji. Isolasi bukan karena sejumlah personil yang terlibat aktif di dalamnya berperan pada posisi atau bidang atau jabatan atau tugas dan status tertentu. Organisasi menjadi bukan sekadar sebagai wadah menghimpun sejumlah oragn tanpa tujuan. Pernyataan persepsi atau sumbagnan pemikiran atau pendelegasian kewenangan atau dialog saling bertukar pendapat antarsesama personel (staf dan karyawan) merupakan suatu syarat bahwa isolasi absolut dalam tubuh organisasi tidak memperoleh tempat. Kode etik organisasi mencanangkan suatu prinsip bahwa kerja sama dengan organisasi lain dapat saja dilakukan sepanjang tidak saling mengintervensi atau saling merugikan (Faried Ali, 2011).

62 Kamaruddin Sellang, S.Sos., M.A.P.