Konsep Kinerja

N. Konsep Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2013).

Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan

Administrasi dan Pelayanan Publik 137

strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya (Armstrong dan Barron dalam Wibowo, 2011).

Kinerja dalam suatu organisasi, terkhusus pada organisasi publik (pemerintahan), dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu: kinerja organisasi itu sendiri (kinerja keuangan) dan kinerja pegawai. Baik buruknya kinerja pegawai akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi itu sendiri. (Hasbar, 2014).

Lahibu Tuwu (2012), mengemukakan bahwa kinerja sebagai suatu tujuan yang harus dicapai. Pertimbangan mengenai penilaian kinerja merupakan suatu tinjauan yang diartikan sebagai hasil kerja dari serangkaian aktivitas yang dilakukan sesuai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing unit kerja, karenanya definisi mengenai kinerja merupakan hal yang penting untuk diketahui. Selanjutnya, dikemukakan bahwa setiap pegawai yang diterima, ditempatkan, diberikan tugas (pekerja) atau kepercayaan untuk memimpin suatu unit organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi. Namun demikian untuk mengetahui bahwa kinerja karyawan telah menghasilkan suatu tujuan, adanya standar kinerja adalah suatu yang penting untuk menetapkan standar sebelum pekerjaan itu dilakukan sehingga semua karyawan yang telah terlibat akan memahami tingkat kinerja yang diharapkan dalam organisasi yang ditentukan oleh kuantitas, kualitas, jam kerja, kesalahan, dan kecermatan. Setiap instansi didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi senantiasa mempertimbangkan kinerja yang dicapai. Pencapaian suatu kinerja yang baik, akan memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi. Pentingnya kinerja dalam suatu organisasi, memacu pimpinan organisasi untuk menilai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pegawainya berdasarkan penilaian pencapaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (goals and objectives). Elemen kunci dari penilaian kinerja meliputi perencanaan dan penetapan tujuan,

138 Kamaruddin Sellang, S.Sos., M.A.P. pengembangan ukuran yang relevan, pelaporan formal atas hasil dan

penggunaan infomrasi (Lahibu Tuwu, 2012) Menurut Irawan (2000) menyatakan bahwa kinerja secara umum adalah

perbuatan atau prestasi (performance) dalam konteks khusus performance diartikan sebagai kuantitas, kualitas, jam kerja, kesalahan, dan kecermatan dari hasil kerja.

Mangkunegara (2005) bahwa kinerja sumber daya manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kuantitas, kualitas, jam kerja, kesalahan dan kecermatan yang dicapai sumber daya manusia persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepaanya. Untuk itu kinerja dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum serta sesuai moral maupun etika.

Rivai (2007) mengemukakan beberapa pengertian berikut tentang kinerja :

1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta.

2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja

3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan

4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk melaksanakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

5. Kinerja merujuk kepaa pencapaian tujuan pegawai atau tugas yang diberikan.

6. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok

Administrasi dan Pelayanan Publik 139

ukur kinerja individu. Ada tiga kriteria dalam melakukan penilaian kinerja individu, yakni; (a) tugas individu, (b) perilaku individu, (c) ciri individu.

8. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan.

Hermanusman (2010) mengemukakan bahwa kinerja adalah prestasi yang dihasilkan dari suatu proses atau cara bertindak dalam suatu fungsi. Kinerja sebagai suatu proses adalah berkenaan dengan aktivitas sumber daya manusia dalam melakukan yang ditugaskan. Oleh karena itu kinerja adalah aktifitas yang berkaitan dengan unsur-unsur yang terlibat dalam suatu proses, maka pencapaian hasil (output) yang diinginkan adalah standar suatu kerja dalam organisasi.

Timpe (Hermanusman, 2010) mendefinisikan kinerja sebagai akumulasi elemen yang saling berkaitan antara lain;

1. Tingkat keterampilan adalah sejauh mana karyawan memiliki pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal, serta kecakapan teknis dan tenaga kerja untuk menghasilkan kinerja.

2. Tingkat upah, upaya dapat digambarkan sebagai motivasi yang mendorong karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Meskipun karyawan memiliki tingkat keterampilan untuk melakukan pekerjaan, mereka tidak akan bekerja dengan baik jika hanya sedikit berupaya atau tidak ada upaya sama sekali.

Kondisi eksternal, elemen penentu kinerja, adalah sejauh mana kondisi eksternal mendukung produktivitas karyawan. Karyawan mungkin saja mendukung produktivitas karyawan. Karyawan mungkin saja tidak berhasil meskipun karyawan mempunyai tingkat keterampilan dan upaya yang diperlukan. Hal itu diakibatkan oleh kondisi-kondisi yang tidak mendukung yang berada di luar kendali karyawan, misalnya keadaan ekonomi atau sarana pengemban

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian kinerja tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan secara berkelanjutan dan memberikan umpan balik dalam upaya mencapai tujuan dan keberhasilan suatu organisasi, baik organisasi swasta, maupun organisasi/instansi pemerintah seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sidenreng Rappang.

140 Kamaruddin Sellang, S.Sos., M.A.P.