Fungsi dan Tipe Kepemimpiinan

F. Fungsi dan Tipe Kepemimpiinan

Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan sebagainya, yang secara singkat menggerakkan enam M. agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat melaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

Menurut Veithzal, dkk (2014), mengemukakan fungsi dan tipe kepemimpinan, yakni:

Administrasi dan Pelayanan Publik 117

1. Fungsi Kepemimpinan

Veithzal, dkk (2014) bahwa fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antarindividu di dalam situasi sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antarindividu di dalam situasi sosial suatu kelompok/ organisasi. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:

a. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan ( direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.

b. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas- tugas pokok kelompok/organisasi.

Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan menurut Veithzal, dkk, yaitu;

a. Fungsi Instruksi

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

b. Fungsi Konsultasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan diterapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat

118 Kamaruddin Sellang, S.Sos., M.A.P. diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan menapat dukungan dan

lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.

c. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang- orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

d. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin

e. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam kordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral. Pelaksanaannya berlangsung sebagai berikut:

a. Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja

b. Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas

c. Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat

d. Pemimpin harus mengembangkan kerja sama yang harnomis

e. Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan mengambil

keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing.

Administrasi dan Pelayanan Publik 119

f. Pemimpin harus berusaha menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab

g. Pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pendali.

Pada prinsipnya seorang pemimpin harus mempertanggung jawabkan semua tindakannya, sebagaimana firman Allah Subhanahuata’ala dalam surah Al-Isra [17] ayat 36;

Artinya; “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.

2. Tipe Kepemimpinan

Veithzal, dkk. (2014) mengemukakan bahwa dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitias kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipihal-pilah, maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu :

a. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas.

b. Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerjasama

c. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai. Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut, terbentuk perilaku

kepemimpinan yang berwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan, yaitu :

1. Tipe Kepemimpinan Otoriter

Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan bawahan

120 Kamaruddin Sellang, S.Sos., M.A.P. selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu

tanpa diperintah.

2. Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas

Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok- kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.

3. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif yang berbeda-bedadan dihargai disalurkan secara wajar. Tipe pemimpin ini selalu berusaha untuk memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kepemimpin tipe ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing.

Ketiga tipe kepemimpinan di atas dalam praktiknya saling isi mengisi atau saling menunjang secara bervariasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif.

Uraian diatas dapat dijelaskan pada tabel berikut ini : Gaya Kepemimpinan

Pendekatan

Otoriter Kekuasaan pada pemimpin Kendali Bebas

Kekuasaan pada bawahan Demokratis

Kekuasaan pada bawahan Sumber: Veithzal, dkk (2014)

Administrasi dan Pelayanan Publik 121

Secara rinci tabel diatas dapat dijelaskan pada tabel berikut: Otoriter

Kendali Bebas Semua determinasi “Policy” Semua “policies” merupakan Kebebasan lengkap dilakukan oleh pemimpin

Demokratis

pembahasan kelompok dan

untuk keputusan

keputusan kelompok yang

kelompok atau dirangsang dan dibantu oleh individual dengan

pemimpin

minimum partisipasi pemimpin

Teknik-teknik dari langkah- Perspektif aktivitas Macam-macam bahan langkah aktivitas ditentukan dicapai selama diskusi

disediakan oleh oleh pejabat satu per satu, berlangsung. Dilakukan

pemimpin yang dengan hingga langkah-langkah

jelas mengatakan bahwa mendatang senantiasa

langkah-langkah umum ke

ia akan menyediakan tidak pasti.

arah tujuan kelompok dan

apabila diperlukan nasihat

keterangan apabila ada

teknis, maka pemimpin

permintaan, ia tidak menyarankan dua atau lebih turut mengambil bagian

banyak prosedur-prosedur

dalam diskusi kelompok.

alternatif yang dapat dipilih

Pemimpin tidak mendikte tugas pekerjaan

Pemimpin biasanya

Para anggota bebas untuk

berpartisipasi sama khusus dan teman sekerja

bekerja dengan siapa yang

sekali setiap anggota

mereka kehendaki dan

pembagian tugas terserah pada kelompok

“Dominator” cenderung

Komentar spontan bersikap pribadi dalam

Pemimpin bersifat

yang tidak frekuensi pujian dan kritik pekerjaan kritiknya dan ia berusaha

objektif dalam pujian dan

atas aktivitas-aktivitas setiap anggota, ia

anggota dan ia tidak tidak turut serta dalam

untuk menjadi anggota

kelompoknya secara mental, berusaha sama sekali partisipasi kelompok secara tanpa terlampau banyak

untuk menilai atau aktif kecuali apabila ia

mengatur kejadian- memberikan demonstras

melakukan pekerjaan

kejadian. Sumber: Veithzal, dkk (2014)

tersebut