Uji Aktivitas Kapang Endofit terhadap Staphylococcus aureus

ekstrak butanol isolat TlU1B, tidak memiliki perbedaan. Diameter zona hambat dari isolat-isolat tersebut kecuali ekstrak butanol isolat TlU1B berbeda dengan diameter zona hambat ekstrak butanol isolat TlU1A dan isolat TlU1B. Kedua esktrak dari isolat tersebut kecuali ekstrak butanol isolat TlU1A memiliki perbedaan dengan diameter zona hambat dari ekstrak butanol isolat TlU1A dan FE00057A. Keterangan tersebut dapat dilihat pada lampiran 16.

b. Uji Aktivitas Kapang Endofit terhadap Staphylococcus aureus

Hasil uji aktivitas antimikroba kapang endofit terhadap Staphylococcus aureus ditunjukkan dengan gambar dibawah ini. Gambar 11. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Butanol dan Etil Asetat Kapang Endofit Terhadap Staphylococcus aureus Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa dari sepuluh isolat kapang endofit yang diuji, hanya lima isolat yang mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, yaitu isolat FE00057A, TlU2A, TlU2B, TlU1A dan TlU1B. Kultur kapang endofit FE00057A yang diekstrak dengan butanol, memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat sebesar 6,39 mm. Isolat tersebut mengeluarkan senyawa yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri, walaupun ukuran diameter zona hambatnya parsial. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh isolat FE00057A bersifat polar. Hal ini dapat diketahui dari terbentuknya zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak butanol. Sedangkan ekstrak etil asetat dari kultur isolat tersebut tidak memiliki potensi menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Ekstrak butanol dan etil asetat isolat FE00057B tidak memiliki aktivitas antimikroba. Isolat kapang endofit TlU1 yang diekstrak dengan butanol dan etil asetat diketahui mengeluarkan metabolit sekunder. Adanya metabolit tersebut dapat diketahui dengan terhambatnya pertumbuhan Staphylococcus aureus. Ekstrak butanol isolat TlU1A dengan diameter zona hambat sebesar 13,39 mm merupakan zona hambat terbesar dibanding isolat-isolat lainnya. Ekstrak butanol kultur isolat TlU2A, ekstrak butanol kultur isolat TlU2B, ekstrak etil asetat kultur isolat TlU2A, ekstrak etil asetat kultur isolat TlU2B, ekstrak etil asetat isolat TlU1A, ekstrak butanol kultur isolat TlU1B dan ekstrak etil asetat kultur isolat TlU1B diameter zona hambat masing-masing sebesar 10,77 mm, 10,75 mm, 9,19 mm, 9,17 mm, 9,12 mm, 8,75 mm dan 7,21 mm. Hal ini dikarenakan senyawa aktif dari masing-masing kultur isolat TlU dapat larut dalam pelarut butanol dan etil asetat sehigga mengeluarkan senyawa yang bisa menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus . Dari data yang dihasilkan, dapat diketahui bahwa aktivitas antimikroba yang dihasilkan oleh ekstrak butanol isolat TlU1A lebih besar dibandingkan dengan aktivitas antimikroba yang dihasilkan oleh ekstrak etil asetat. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh isolat TlU1A bersifat polar. Sedangkan aktivitas antimikroba yang dihasilkan oleh ekstrak butanol isolat TlU2A, TlU2B, TlU1A dan TlU1B lebih besar dibandingkan dengan aktivitas antimikroba yang dihasilkan oleh ekstrak etil asetat isolat-isolat tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh isolat-isolat tersebut bersifat polar. Ekstrak butanol dan etil asetat dari kultur kapang endofit FE00060A dan FE00060B berasal dari tanaman gambir serta FE00020A dan FE00020B berasal dari tanaman cocor bebek, masing-masing tidak memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Isolat-isolat tersebut diduga tidak memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, seperti dapat dilihat pada Gambar 12. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan one way anova, didapatkan bahwa nilai F hitung lebih besar daripada F tabel pada tingkat kepercayaan α 0,01. Artinya terdapat perbedaan yang sangat nyata pada diameter zona hambat dari perlakuan ekstrak kapang endofit yang diberikan. Jadi terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara ekstrak endofit yang satu dengan ekstrak endofit lainnya. Hasil uji nyata terkecil dan uji jarak berganda Duncan menyatakan bahwa diameter zona hambat ekstrak butanol isolat TlU1A berbeda dengan diameter zona hambat ekstrak butanol isolat TlU2A dan isolat TlU2B. Diameter zona hambat ketiga isolat tersebut juga berbeda dengan dengan diameter zona hambat ekstrak etil asetat isolat TlU2A, isolat TlU2B dan isolat TlU1A serta ekstrak butanol isolat TlU1B keempat isolat tersebut diameter zona hambatnya sama. Ketujuh isolat-isolat tersebut diameter zona hambatnya berbeda dengan ekstrak etil asetat isolat TlU1B dan ekstrak butanol FE00057A dapat dilihat pada lampiran 17. Gambar 12. Hasil Bioassay Kapang Endofit yang diekstrak dengan Pelarut Butanol 20 mgml dan Etil Asetat 10 mgml terhadap Staphylococcus aureus. Urutan isolat kapang endofit yaitu 1= FE00057A, 2= FE00057B, 3= FE00020A, 4= FE00020B, 5= TlU2A, 6= TlU2B, 7= TlU1A, 8= TlU1B, 9= FE00060A dan 10= FE00060B. Urutan isolat bagian atas, diekstrak dengan butanol, urutan isolat bagian bawah diekstrak dengan etil asetat. Bagian tengah dari kanan ke kiri merupakan urutan dua macam kontrol negatif, yaitu pelarut metanol dan etil asetat dan lima macam kontrol positif antibiotik secara berurutan, yaitu ampisilin, penisilin, streptomisin, amoksilin dan tetrasiklin. Dari hasil pengujian ekstrak kapang endofit terhadap bakteri gram positif Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus, dapat diketahui bahwa ekstrak dari isolat TlU1, TlU2 dan FE00057 efektif menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Akan tetapi ekstrak TlU1 dan TlU2 lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri gram positif tersebut, karena zona hambat yang dihasilkan oleh TlU1 dan TlU2 lebih besar daripada FE00057.

c. Uji Aktivitas Kapang Endofit terhadap Escherichia coli