2.4.5. Bacillus subtilis
Bacillus subtilis adalah bakteri aerobik gram positif, mempunyai ciri-ciri
sel berbentuk batang pendek rods, sendiri-sendiri, jarang membentuk rantai, motil dengan flagella peritrich, membentuk endospora berukuran 0,8 x 1,5-1,8
µm; permukaan spora terwarnai pucat. Pada spora yang berkecambah, dinding spora pecah secara melintang.
Koloni bakteri pada medium agar berbentuk bundar, tepi tidak teratur, permukaan tidak mengkilap, menjadi tebal dan keruh opaque; kadang-kadang.
mengkerut dan berwarna krem atau kecoklatan. Bentuk koloni agak bervariasi pada media yang berbeda. Koloni meluas pesat pada medium yang berpermukaan
lembab.
Gambar 5. Bacillus subtilis www.microbelibrary.org, 2010
Biakan bakteri dari medium padat tidak mudah larut dalam air. Pertumbuhan pada medium cair broth keruh, berkerut, dengan pelikel yang
koheren, tidak keruh atau hanya agak keruh. Secara anaerob, dalam medium
kompleks yang mengandung glukose, pertumbuhan dan fermentasi berlangsung lambat atau lemah; tetapi dengan menambahkan O
2
tumbuh cepat serta menghasilkan 2,3- butanediol, asetoin, dan CO
2
. Bakteri ini mendekomposisi pektin dan polisakarida dari jaringan tanaman, dan beberapa strain membusukkan
umbi kentang. Klasifikasi Bacillus subtillis sebagai berikut : kingdom prokaryota, class
shizomycetes, order eubecteriales, family bacillaceae, genus bacillus, species Bacillus subtilis.
2.4.6.
Candida albicans
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan
berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu.
Candida adalah mikroorganisme yang termasuk dalam khamir, sering ditemukan pada manusia dan binatang sebagai saprofit. Bila
terdapat faktor predisposisi keadaan yang menguntungkan pertumbuhan khamir tersebut, maka Candida dapat menimbulkan penyakit primer atau sekunder.
Selain itu, Candida juga dapat menimbulkan penyakit yang mendadak atau menahun Gandahusada et al, 1998.
Candida juga dapat menginfeksi pada kuku. Kelainan ini dapat timbul karena kurang menjaga kebersihan pada kuku, terutama di bawah kuku. Kuku
yang terinfeksi Candida dapat merubah warna kuku menjadi seperti susu atau warna lain dan rapuh. Selain menginfeksi kuku, Candida juga dapat menginfeksi
kulit. Gejala yang ditimbulkan ialah rasa gatal dan timbul rasa sakit bila terjadi
infeksi sekunder. Pada wanita, Candida sering menimbulkan vaginitis dengan gejala utama flour albus keputihan yang sering disertai rasa gatal. Kandidiasis
vagina dapat juga tanpa gatal, tetapi keluhan yang dikemukakan berupa bertambahnya keputihan bila lelah atau sebelum datang haid Gandahusada et al,
1998.
Gambar 6. Candida albicans Jauhari, 2009
Klasifikasi Candida albicans sebagai berikut : kingdom mycetae, divisi amastigomycota, class deuteromycetes, ordo cryptococcales, family
cryptococcaceae, genus Candida, species Candida albicans.
2.5. Tanaman Obat Inang Kapang Endofit