4.5.3. Uji Aktivitas Antifungi Kapang Endofit
Hasil uji aktivitas antimikroba kapang endofit terhadap Aspergillus niger ditunjukkan dengan gambar dibawah ini. Berdasarkan grafik tersebut dapat
diketahui bahwa dari sepuluh isolat kapang endofit yang diuji, ada 6 isolat yang mampu menghambat pertumbuhan Aspergillus niger, yaitu isolat FE00057A,
FE00057B, FE00020A, FE00020B, FE00060A dan FE00060 B.
Gambar 15. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Butanol dan Etil Asetat Kapang Endofit Terhadap Aspergillus niger
Ekstrak butanol isolat FE00057A dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus niger
. Penghambatan tersebut berdiameter 12,63 mm. Hal tersebut dikarenakan senyawa aktif dalam isolat tersebut dapat larut oleh pelarut butanol
sehingga dapat mengeluarkan senyawa aktif yang bisa menghambat pertumbuhan Aspergillus niger
. Sedangkan diameter zona hambat ekstrak etil asetat isolat FE00057A sebesar 10,75 mm, ekstrak etil asetat isolat FE00020B 10,35 mm,
ekstrak etil asetat isolat FE00060A dan FE00060B 9,94 mm dan 8,23 mm,
ekstrak butanol isolat FE00060B 8,07 mm, ekstrak etil asetat isolat FE00020A 8,00 mm, ekstrak etil asetat isolat FE00057B 7,72 mm dan ekstrak butanol
isolat FE00057A 7,63 mm. Senyawa yang berada dalam isolat-isolat tersebut bersifat polar, karena zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak butanol lebih
besar dibandingkan dengan zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak etil asetat yang bersifat semi polar.
Ekstrak butanol isolat FE00020A, FE00020B dan FE00060A tidak dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus niger. Hal ini disebabkan senyawa yang
terdapat pada ketiga isolat tersebut tidak dapat larut oleh pelarut butanol sehingga tidak memiliki aktivitas menghambat Aspergillus niger. Berdasarkan hasil analisis
data menggunakan one way anova, didapatkan bahwa nilai F hitung lebih besar daripada F tabel. Artinya terdapat perbedaan yang sangat nyata pada diameter
zona hambat dari perlakuan ekstrak kapang endofit yang diberikan. Jadi terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara ekstrak endofit yang satu dengan ekstrak
endofit lainnya. Hasil uji nyata terkecil dan uji jarak berganda Duncan menyatakan bahwa
diameter zona hambat ekstrak butanol FE00057A berbeda dengan diameter zona hambat ekstrak etil asetat isolat FE00057A, FE00020B dan FE00060B. Keempat
isolat tersebut, diameter zona hambatnya berbeda dengan ekstrak etil asetat isolat FE00060A, FE00020A dan FE00057B serta ekstrak butanol isolat FE00060B dan
FE00057B dapat dilihat pada lampiran 20. Kontrol positif yang menjadi pembanding dalam uji aktivitas antikhamir
dan antifungi ini nystatin. Pemilihan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
nystatin dengan aktivitas antimikroba dari isolat-isolat kapang endofit. Nystatin merupakan suatu antibiotika yang dihasilkan oleh Streptomyces noursei, berbau
khas dan murah terurai dalam air atau plasma Bahry, B dan R. Setiabudy, 1995. Nilai diameter zona hambat yang dihasilkan oleh nystatin lebih besar dibanding
diameter zona hambat yang dihasilkan dari isolat-isolat kapang endofit. Hal ini dikarenakan nystatin merupakan jenis antibiotika yang memiliki senyawa
antifungi Greenwood et al., 1992. Nystatin berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membrane sel fungi. Adanya ikatan tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan permeabilitas sel sehingga sel akan kehilangan berbagai molekul kecil Bahry, B dan R. Setiabudy, 1995.
Kontrol negatif yang digunakan dalam pengujian antimikroba ini adalah pelarut organik, yaitu metanol dan etil asetat. Berdasarkan data yang diperoleh,
metanol dan etil asetat tidak dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtillis, Escherichia coli
, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Candida albicans
dan Aspergillus niger. Hal ini dikarenakan methanol dan etil asetat tidak memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan mikroba patogen tersebut.
Zona hambat terbesar dalam menghambat pertumbuhan Bacillus subtillis adalah isolat TlU2A yang diekstrak dengan butanol dan isolat TlU1A yang
diekstrak dengan etil asetat. Zona hambat tersebut berdiameter 12,14 mm. Zona hambat terbesar dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah
isolat TlU1A yang diekstrak dengan butanol dan isolat TlU2A yang diekstrak dengan etil asetat. Zona hambat tersebut berdiameter 13,39 mm dan 9,19 mm.
Sedangkan zona hambat terbesar dalam menghambat pertumbuhan Escherichia
coli adalah isolat TlU2B yang diekstrak dengan butanol. Zona hambat tersebut
berdiameter 7,04 mm. Dengan data tersebut, dapat diketahui bahwa antimikroba yang dihasilkan oleh isolat-isolat kapang endofit, lebih menghambat bakteri Gram
positif daripada bakteri Gram negatif. Zona hambat terbesar dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans
adalah isolat TlU1A yang diekstrak dengan butanol dan etil asetat. Zona hambat tersebut berdiameter 17,10 mm. Zona hambat terbesar dalam menghambat
pertumbuhan Aspergillus niger adalah isolat FE00057A yang diekstrak dengan butanol dan etil asetat. Zona hambat tersebut masing-masing berdiameter 12,63
mm dan 10,75 mm. Pseudomonas aeruginosa
tidak dapat dihambat oleh ekstrak kapang isolat- isolat kapang endofit. Umumnya P. aeruginosa resisten terhadap bermacam-
macam antimikroba Tim Mikrobiologi, 2003. Resistensi mikroba patogen dapat terjadi karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan salah satu
cara yang digunakan oleh mikroba supaya dapat tetap bertahan hidup, salah satu contohnya adalah bakteri Gram negatif dapat menghasilkan enzim yang dapat
merusak antimikroba. Faktor lain yang memicu resistennya mikroba patogen adalah faktor lingkungan, seperti penggunaan antimikroba yang kurang tepat dan
berulang-ulang Tim Mikrobiologi, 2003. Berdasarkan data hasil aktivitas antimikroba diatas, dapat diketahui bahwa
isolat-isolat endofit yang memiliki aktivitas antimikroba dalam bioassay ini dilakukan pengujian selanjutnya, yaitu kromatografi lapis tipis dan bioautografi.
Kromatografi lapis tipis dan bioautografi ini dilakukan untuk mengetahui polaritas senyawa antimikroba dari isolat-isolat endofit tersebut.
Dari data tersebut dapat diketahui juga bahwa isolat kapang endofit yang paling besar diameter zona hambatnya memiliki aktivitas terhadap mikroba
patogen adalah isolat TlU1 dan TlU2. Kedua isolat tersebut diidentifikasi morfologinya, baik secara makroskopis maupun secara mikroskopis.
4.6. Identifikasi Morfologi