Berita, Pers dan Jusnalistik

mengemukakan defenisinya dalam dua item. Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa khalayak. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti kahalayak yang besar itu pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita. Effendy, 1990:21. Komunikasi massa mempunyai cirri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat komponenya. Cirri- cirinya adalah sebagai berikut : 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan 5. Komunikan komunikasi massa bersifgat heterogen

I.5.2 Berita, Pers dan Jusnalistik

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Dalam kamus besar bahasa Indonesia berita diartikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Sedangkan pemberitaan diartikan proses, cara, perbuatan memberitakan atau melaporkan. Henshall dan Ingram 2000 mendefenisikan berita adalah susunan kejadian setiap hari, sehingga masyarakat menerimanya Universitas Sumatera Utara dalam bentuk yang tersusun dan dikemas rapi menjadi cerita, pada hari yang sama di radio atau di televisi dan keesokan harinya di berbagai media. Tidak semua hal dapat dikatakan berita. Sesuatu dapat dikatakan berita jika terdapat unsur-unsur berita didalamnya. Aktual baru, kedekatan, penting, akibat, pertentangan konflik, seks, ketegangan, kemajuan-kemajuan, konsekuensi, emosi, humor, dan human interest merupakan beberapa unsur berita. Istilah “pers” berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak ataupun penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak. Dalam perkembagannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik, radio siaran, dan televisi siaran, sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin kantor berita. Pers dalam hal ini sebagai penulis berita pada awalnya mengedepankan prinsip objektivitas dalam penulisan beritanya. Yaitu bagaimana wartawan memandang dan menulis berita seperti apa yang dilihat, bukan yang diinginkan. Tetapi pandangan ini bergeser ke arah prinsip interpretasi. Sebab objektivitas dapat melahirkan kedangkalan tentang berita itu sendiri. Sementara pembaca menginginkan kedalaman agar mereka mampu mengetahui dan memahami kejadian yang ada dalam setiap peristiwa. Dalam pelakasanaannya, pers tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar atau majalah. Karena itu funggsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. Universitas Sumatera Utara Jurnalistik adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda journalistiek, dan dalam bahasa Inggris journalistic atau journalism, yang bersumber pada perkataaan journal sebagai terjemahan dari bahasa Latin diurnal, yang berarti “harian” atau “setiap hari”. Secara gamblang, jurnalistik didefenisikan sebagai keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat.

I.5.3 Paradigma Konstruktivisme