Analisi Framing Robert Entman

peristiwa tanpa perspektif. Dalam memilih fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan: apa yang dipilih included dan apa yang dibuang excluded. Kedua, menuliskan fakta. Proses ini berhubungan dengan bagaimana fakta yang dipilih itu disajikan kepada khalayak. Oleh karenanya, frame sering diidentifikasi sebagai cara bercerita story line yang menghadirkan konstruksi makna spesifik tentang objek wacana. Framing secara umum dirumuskan sebagai proses penyeleksian dan penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas yang tergambar dari teks komunikasi. Akibat dari aspek tertentu yang ditonjolkan lebih mendapat alokasi dan perhatian yang besar disamping aspek lain. Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi lebih noticeable, meaningfull, dan memorable bagi khalayak.

II.6.1 Analisi Framing Robert Entman

Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas. Kedua faktor ini dapat lebih mempertajam framing berita melalui proses seleksi isu yang layak ditampilkan dan penekanan isi beritanya. Seleksi isu berkaitan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan.Ia juga menambahakan bahwa frame berimplikasi penting bagi komunikasi politik. Menurutnya, frame menuntut perhatian terhadap beberapa aspek dari realitas dengan mengabaikan elemen-elemen lainnya yang memungkinkan khalayak memiliki reaksi berbeda. Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkandianggap penting oleh pembuat Universitas Sumatera Utara teks. Kata penonjolan itu sendiri dapat didefenisikan: membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak. Informasi yang menonjol kemungkinan lebih diterima oleh khalayak, lebih terasa dan tersimpan dalam memori dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas. Tabel 2. Dimensi Framing Robert Entman Seleksi Isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam; aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan? Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian fakta yang dimasukkan excluded. Tidak semua aspek atau bagian dari isu yang ditampilkan, wartawan atau gatekeepers memilih aspek tertentu dari isu tersebut. Penonjolan Aspek Tertentu Dari Isu Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwaisu telah dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak. Sumber: Eriyanto. 2005. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:LkiS Universitas Sumatera Utara Dua dimensi yang telah dijelaskan diatas, selanjutnya dikonsepsi oleh Entman menjadi perangkat framing yang selalu ada dalam sebuah berita. Perangkat framing yang dimaksud meliputi: e. Pendefenisian masalah define problems adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame bingkai yang paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda. Dan bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda. f. Memperkirakan masalah atau sumber masalah diagnose causes, merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab di sini bisa berarti apa what, tetapi bisa juga berarti siapa who. Bagaiaman peristiwa dipahami, tentu saja menekankan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. g. Membuat keputusan moral make moral judgement adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkanmember argumentasi pada pendefenisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefenisikan, peneyebab masalah sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. h. Menekankan penyelesaian treatment recomendation. Elemen ini dipakai unuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.1. Sejarah Harian Kompas Kompas sebagai suatu perusahaan media massa yang besar dan prestisius kali pertama terbit 28 Juni 1965. Kompas merupakan sebuah perusahaan yang paling lama atau mempunyai umur yang lebih lama dari media yang lainnya. Harian yang bermotto ” Amanat Hati Nurani Rakyat”.Di awali dengan akan bangkrutnya PT Kinta dengan terbitan majalah bulanan Intisari yang didirikan oleh Alm. Auwjong Peng Koen, atau lebih dikenal dengan nama Petrus Kanisius Ojong seorang pimpinan redaksi mingguan Star Weekly, berserta Jakob Oetama, wartawan mingguan Penabur milik gereja Katolik. Kemunculan harian Kompas pada waktu itu sangat tepat karena pada masa 1965 adalah masa politik Indonesia yang panas di mana terjadi perseteruan antara PKI dengan pihak militer, terutama Angkatan Darat. Pada masa itu koran-koran nonkomunis berusaha dimatikan oleh pihak komunis, supaya dapat melancarkan propaganda mereka terhadap rakyat melalui surat kabar tanpa halangan. Melalui koran milik PKI yaitu “Harian Rakyat” dan koran-koran PKI lainnya. PKI berusaha mendapatkan simpati rakyat dengan menyatakan aksi-aksi PKI seperti penyerobotan lahan sebagai aksi patriotik untuk mengadakan landreform yang membela nasib rakyat. Hal ini mendorong Letnan Jendral Ahmad Yani sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat 1962-1965 menghubungi rekan sekabinetnya yaitu Menteri Perkebunan Drs. Frans Seda 1964-1965 yang juga gerah dengan Universitas Sumatera Utara