Jurnalistik Berita, Pers dan Jusnalistik

Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Pada Pasal 1 Ayat 2 dijelaskan: Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi. Pers dalam hal ini sebagai penulis berita pada awalnya mengedepankan prinsip objektivitas dalam penulisan beritanya. Yaitu bagaimana wartawan memandang dan menulis berita seperti apa yang dilihat, bukan yang diinginkan. Tetapi pandangan ini bergeser ke arah prinsip interpretasi. Sebab objektivitas dapat melahirkan kedangkalan tentang berita itu sendiri. Sementara pembaca menginginkan kedalaman agar mereka mampu mengetahui dan memahami kejadian yang ada dalam setiap peristiwa. Dalam pelakasanaannya, pers tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar atau majalah. Karena itu funggsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu.

II.2.3. Jurnalistik

Jurnalistik adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda journalistiek, dan dalam bahasa Inggris journalistic atau journalism, yang bersumber pada perkataaan journal sebagai terjemahan dari bahasa Latin diurnal, yang berarti “harian” atau “setiap hari”. Secara gamblang, jurnalistik didefenisikan sebagai Universitas Sumatera Utara keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. F.Fraser Bond dalam An Indtroduction to Journalism menulis: jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati. Adinegoro menegaskan, jurnalistik adalah semacam kepandaian mengarang yang pokoknya member pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luanya.Sumadiria,2006:3. Dilihat dari segi bentuk dan pengelolaanya, jurnalistik dibagi kedalam tiga bagian dasar .Sumadiria,2006: a Jurnalistik media cetak Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata dalam rangakaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. b Jurnalistik media elektronik auditif Jurnalistik media elektronik auditif atau jurnalistik radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, teknologikal, dan fisikal. Verbal, berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat,dan paragraph. Teknologikal berkaitandengan teknologi yang memungkinkan daya pancar Universitas Sumatera Utara radio dapat ditangkap denga jelas dan jernih. Fisikal erat kaitanya dengan tingkat kesehatan fisik dan kemampuan pendengaran khalayak. c Jurnalistik media elektronik audiovisual Jurnalistik ini merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal, dan dimensi dramatikal. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatic yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan. Aspek dramatic televisi inilah yang tidak dipunyai media massa radio dan surat kabar.

II.3. Paradigma Konstruktivisme