Frame berita 25 Januari 2010 Konstruksi berita 100 hari sby-boediono (studi analisis framing tentang berita 100 hari sby-boediono pada harian Kompas

3. Frame berita 25 Januari 2010

Judul: Pendemo Siap datangi istana Program Tenggelam Oleh Kasus Politik Defining Problem Dalam berita ini Kompas melihat permasalahan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja pemerintah. Ketidakpuasan terhadap pemerintah ini lebih dikarenakan perkembangan berbagai kasus hukum dan politik. sebagai Akibat dari ketidakpuasan tersebut, berbagai elemen masyarakat akan melaksanakan aksi unjuk rasa besar-besaran. Kompas mengambil narasumber yang merupakan aktivis adalah bukti bahwa Kompas menyoroti benrtuk ketidakpuasan dari unsur masyarakat yang secara aktif mengkritisi pemerintah. Kutipan Kompas mengenai tenggelamnya program 100 hari SBY-Boediono: “…program di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama 100 hari masa pemerintahan tenggelam oleh berbagai kasus politik dan hukum. Akibatnya, tingkat kepuasan atau persepsi masyarakat atas pasangan Susilo Bambang Yudhoyono- Boediono pun ikut melorot drastis.” Kompas menganggap isu demonstrasi sebagai cerminan situasi politik yang berkembang akibat tenggelamnya program yang dijalankan pemerintah. Narasumber lainnya yang ditampilkan Kompas adalah lembaga yang juga menyoroti kinerja pemerintah terkait dengan situasi politik adalah sebagai penguatan pandangan Kompas terhadap program 100 hari. Dalam berita ini, tidak ada unsur pemerintah yang menjadi narasumber. Seluruh narasumber yang ditampilkan dalam berita merupakan dari maasyarakat umum yang prihatin akan kondisi yang melanda bangsa. Pernyataan yang dituliskan oleh Kompas “…tidak dipayungi oleh koalisi tertentu…” merupakan gambaran bahwa masalah ini sudah Universitas Sumatera Utara sangat meluas, dan perbedaan yang ada disatukan oleh ketidakpuasan terhadap pemerintah. Diagnose causes Kasus politik dan hukum yang membayang-bayangi program pemerintah menjadi sumber permasalahan ketidakpuasan atau persepsi masyarakat terhadap pemerintah. Kepuasan ini secara tidak langsung memicu aksi demonstrasi dari berbagai pihak. Ada rangkaian pemikirian yang disampaikan oleh Kompas dalam berita ini. Rangkaian tersebut tidak terlepas dari kegagalan pemerintah dalam penyelesaian beberapa kasus hukum, ketidakpuasan masyarakat, dan tindakan yang dilakukann masyarakat sebagai wujud aspirasi terhadap kinerja pemerintah. “Qodari menyebut tingkat kepuasan 90 persen di awal masa kepemimpinan itu wajar mengingat masih dalam masa bulan madu pemerintahan. Namun tak bisa dipungkiri sejumlah kasus atau skandal hukum dan politik turut mempengaruhi.” Dan sebagai efeknya Kompas menuliskan: “Berbagai momentum untuk memanaskan eskalasi demonstrasi…” Melalui kutipan tersebut, Kompas menampilkan bahwa melalui momentum tertentu yang ada masyarakat menyuarakan aspirasi melalui demonstrasi. demostrasi yang dilakukan kali ini berbeda dari demonstrasi sebelumnya yang dianggap antiklimaks. Beberapa elemen pengerak yang berbeda melakukan demosntrasi secara bersamaan. Make moral judgement Dalam berita ini,Kompas menuliskan beberapa hal yang melandasi terjadinya aksi unuk rasa atau demonstrasi. Kritik pemerintah terhadap aksi Universitas Sumatera Utara tersebut dianggap sebagai tindakan makar, dijawab langsung oleh aktivis Komite Bangkit Indonesia. “Adapun mengenai tudingan pemerintah bahwa gerakan demonstrasi 28 Januari yang diusung oleh sejumlah elemen sebagai agerakan maker, Adhi menyebutnya sebagai kecengengan penguasa. Selain alasan diatas, ada hal yang melegitimasi aksi demonstrasi tersebut. Para demonstran menganggap tindakan mereka sebagai bentuk penyadaran atau kritik terhadap pemerintah. Berberda dari aksi-aksi sebelumnya, aksi yang akan dilakaukan dianggap sebagai tindakan penyelamatan bangsa. Keprihatinan terhadap pemerintah melegitimasi munculnya berbagai elemen yang berbeda melakukan aksi spontan secara bersama-sama. Berikut kutipannya: “ Haris menambahkan, tujuan utama demonstrasi 28 Januari adalah penyelamatan bangsa” Treatment recommendation Dalam berita ini, Kompas tidak menuliskan secara langsung tawaran penyelesaian mengenai masalah yang menyangkut aksi demonstrasi tersebut. Tetapi Kompas merincikan permasalahan yang menjadi sumber masalah yang harus diselesaikan. Kompas menuliskan pernyataan Qodari tentang kasus Century yang menjadi agenda publik yang harus diselesaikan. Berikut kutipannya: “Menurut Qodari, berdasarkan hasil survey tersebut, saat ini masyarakat justru lebih mengetahui soal skandal Bank Century ketimbang program 100 hari masa pemerintahan…” Untuk kesekian kali dalam penulisan berita 100 hari selalu dikaitkan dengan penyelesaian kasus hukum yang sedang berkembang akan meningkatkan kepuasan terhadap pemerintah yang sempat menurun akan dapat berubah. Sekali lagi penyelesaian kasus adalah tawaran penyelesaian dalam masalah 100 hari ini. Universitas Sumatera Utara

4. Frame berita 28 Januari 2010