76
Perhitungan Koefesien Determinasi KD yang penulis manfaatkan untuk mengertahui kontribusi variabel X dan variabel Y sebagai berikut:
KD= x 100
=
0,58
x 100 = 0.3364x100
= 33,64 Kesimpulan yang dapat diambil adalah kesadaran beragama Narapidana
kelas II wanita dipengaruhi oleh Pendidikan Agama Islam sebesar 33,64, dan sisanya 66,36 dipengaruhi oleh faktor lain, baik intern maupun ekstren dari
narapidana tersebut.
2 Keterkaitan Temuan dengan Teori yang Melandasi Variable- Variabel Penelitian
Berdasarkan konsep dan teori yang telah dikemukakan pada landasan teori di bab II bahwasannya kesadaran beragama seseorang dipengaruhi oleh berbagai
factor, baik itu factor intern yaitu pada hereditas, tingkat usia, kepribadian, dan kondisi jiwa seseorang, maupun factor ekstern baik itu lingkungan keluarga,
institusi pendidikan, serta masyarakat yang ikut mempengaruhi kesdaran beragama seseorang, dan penellitian ini terfokus pada keterkaitan pendidikan
agama Islam yang mempengaruhi kesadaran beragama narapidana dan mendapatkan hasil yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara variable bebas
PAI dan variable terikat kesadaran beragama.
3. Komparasi antara Temuan Penelitian dengan Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dengan hasil penelitian yang peneliti ajukan hasilnya tidak jauh berbeda, yakni mempunyai taraf signifikasi
yang cukup antara variable-variabel yang di komparasikan, namun pada penelitian ini peneliti menggunakan objek yang sangat menarik, yaitu narapidana wanita
dewasa. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa, ibu dan calon ibu adalah orang
77
pertama dan utama pembentuk kepribadian anak didiknya, oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk mengambil objek penelitian yaitu narapidana wanita.
Yang dapat saya komparasikan antara penelitian terdahulu dengan hasil penelitian yang peneliti dapatkan ialah pada penelitian sebelumnya, objek yang
diambil dalam penelitian tersebut yaitu para siswa-siswi yang mendapatkan pendidikan agama Islam di sekolah, maupun penerapan kesadaran beragama anak
yatim yang memang sudah diajarkan sejak dini, namun pada penelitian ini peneliti hanya terfokus pada kegiatan kesadaran beragama narapidana yang memang rutin
dilaksanakan sebagai upaya dari lembaga pemasyarakatan untuk mengembalikan dan menumbuhkembangkan keagamaan dalam diri narapidana agar kelak dapat
menjadi manusia seutuhnya dan dapat diterima kembali di dalam bermasyarakat.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai keterbatasan hanya berupa jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal peneliti yang dekat dengan daerah kampus
UIN Syarif Hidayatullah, sehingga demi melaksanakan penelitian ini secara maksimal,maka peneliti harus mempunyai prediksi yang tepat terhadap waktu
serta membuat perjanjian kepada pengurus lembaga yang bertugas agar dapat bertemu dan melakukan penelitian sebagaimana mestinya.
77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan pembinaan kerohanian Islam di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang berbentuk program pengajaran, pelatihan,
dan pembinaan, yang selalu dilaksanakan setiap senin hingga sabtu mulai pukul 08.00 pagi sd 12.00 siang dengan agenda kegiatan pembacaan iqro
dan Al-Qur’an serta dilanjutkan dengan pengajian bersama dan tausiah yang dipimpin langsung oleh ustadzah yang terpercaya.
2. Terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara peminaan Kerohanian Islam terhadap kesadaran beragama narapidana Wanita Kelas IIA
Tangerang, hal ini terlihat dari hasil perolehan angka korelasi yang menunjukkan r hitung rh lebih besar dari r tabel rt. Sedangkan
persentase kontribusi kesadaran beragama Narapidana kelas II wanita yang dipengaruhi oleh pembinaan kerohanian Islam sebesar 33,64, dan
sisanya 66,36 dipengaruhi oleh faktor lain, baik intern maupun ekstren narapidana tersebut.
B. Implikasi
Dikarenakan adanya pengaruh positif pembinaan kerohanian Islam terhadap kesadaran beragama Narapidana, maka pemberian materi pendidikan
agama Islam di Lapas sudah baik dan struktur acara sudah jelas, namun yang perlu ditingkatkan lagi adalah, penyadaran keagamaan bukan hanya sekedar
pemberian materi keagamaan saja dengan metode diskusi, tanya jawab, ataupun ceramah saja, tetapi juga demi meningkatkan kesadaran beragama Narapidana
78
dalam melaksanakan tugasnya sebagai hamba, maka perlu ditingkatkan bahwa Narapidana bukan hanya sebagai objek penerima materi ajar, namun bisa pula
sebagai subjek pembelajaran, misalnya dengan memberikan kesempatan kepada Narapidana berbagi pengalaman spiritualnya ataupun memberikan kesempatan
untuk memimpin sebuah pengajian.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran antara lain:
1. Kepada pengurus yang telah menyusun kegiatan pembinaan kerohanian Islam di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang sudah
sangat baik, seperti membuat kurikulum pembinaan kesadaran beragama dan kebutuhan-kebutuhan rohani yang diberikan kepada warga binaan
serta subyek yang akan memberikan materi keagamaan. 2. Kepada pelaksana kegiatan pembinaan kerohanian Islam di dalam
Lembaga Pemasyarakatan sudah baik dalam pelaksanaannya, namun yang perlu ditingkatkan lagi adalah penggunaan metode-metode
pendidikan dalam pemberian materi. Misalnya, menggunakan diskusi kelompok yang memberikan kesempatan kepada Narapidana untuk
berbagi dan bertukar pikiran antar warga binaan. 3. Kepada warga binaan yang menjadi narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang agar senantiasa meningkatkan keaktifannya dalam mengikuti pembinaan keagamaan
yang telah dijadwalkan. Karena dengan kegiatan pembinaan kerohanian Islam dapat membantu kita memperbaiki sikap kesadaran beragama kita
dan dengan kesadaran beragama yang kita butuhkan maka akan sangat dirasakan manfaatnya dalam bersikap dan berprilaku sepanjang hayat.