Kebutuhan Terhadap Agama Bagi Manusia

27 Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang diberikan kelebihan berupa akal yang istimewa dan tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan yang lainnya. Dari akal tersebutlah manusia mampu mengenal Tuhannya, yang terlahir sebagai ummat beragama. Dan keduanya ini merupakan fitrah yang dianugerahkan oleh Tuhan dalam diri manusia. Dengan kemampuan mengenal Tuhan, manusia dapat memenuhi kebtuhan jiwanya seperti kebutuhan kebebasan, kebutuhan akan rasa kasih sayang, kebutuhan rasa aman, dan sebagainya. Namun demikian, tidak semua orang mampu memaksimalkan kerja akalnya, yang menyebabkan mereka tidak mengenal agamanya. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap agama yang menyebabkan anak didikannya menjadi minim pemahaman agamanya serta kurang efektifnya pendidikan agama Islam yang di terima oleh masing-masing individu, ditambah lagi dengan keadaan lingkungan yang mungkin jauh dari nilai-nilai dan norma-norma agama. Selain itu ada juga yang mendapat kesempatan untuk mengenal agama, baik dari pendidikan orang tuanya di rumah, pendidikan agama islam di bangku sekolah, maupun pendidikan yang di terimanya dalam pergaulan di lingkungan masyarakat. Agama menyangkut batin manusia, oleh karena itu kesadaran beragama dan pengalaman seseorang lebih menggambarkan sisi-sisi batin dalam kehidupan yang ada kaitannya dengan sesuatu yang sakral dan ghaib. Dari kesadaran beragama dan pengalaman beragamalah yang kemudian munculah sikap keagamaan yang ditampilkan seseorang. Jadi, dapat disimpulkan bahwasannya sikap keagaman seseorang dapat di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Berikut akan di jelaskan mengenai dua faktor tersebut: 1. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dari manusia itu sendiri, karena manusia adalah homo religius makhluk beragama yang sudah memiliki fitrah untuk beragama. 23 23 . Jalaludin-Ed.Rev, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo, 2010, h. 304-311. 28 Di sumber lain di katakan bahwa secara garis besar faktor- faktor yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan antara lain adalah sebagai berikut: a. Hereditas Jiwa keagamaan memang bukan secara langsung sebagai faktor bawaan yang diwariskan secara turun-temurun, melainkan terbentuk dari berbagai unsur lainnya yang mencakup kognitif, afektif, dan konatif. Menurut Sigmund Freud sebagaimana yang dikutip oleh Jalaludin, perbuatan yang buruk dan tercela jika di lakukan akan menimbulkan rasa bersalah sense of guilt dalam diri seseorang. Bila pelanggaran yang dilakukan terhadap larangan agama, maka dalam diri pelakunya akan timbul rasa berdosa dan perasaan seperti ini barangkali yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan seseorang sebagai unsur hereditas, sebab dari berbagai kasus pelaku zina sebagaian besar memiliki latar belakang keturunan dengan kasus yang sama. b. Tingkat Usia Meskipun tingkat usia bukan merupakan satu-satunya faktor perkembangan jiwa keagamaan seseorang, tetapi kenyataannnya ini dapat dilihat dari perbedaan pemahaman agama dari tingkat usia yang berbeda. c. Kepribadian Kepribadian menurut pandangan psikologi terdiri dari dua unsur, yaitu unsur hereditas dan pengaruh lingkungan. Hubungan antara unsur herditas dan pengaruh lingkungan inilah yang membentuk kepribadian, dan setiap manusia memiliki kepribadian yang unik dan berbeda-beda, sehingga perbedaan tersebut membawa pengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan seseorang. d. Kondisi Jiwa Seseorang