Hipotesis Statistik METODOLOGI PENELITIAN

52

2. Gambaran Umum Narapidana

Keadaan penghuni Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang, pada 30 November 2013 berjumlah 424 orang yang seharusnya kapasitas penghuni hanya 250 orang, dengan keterangan WNI 351 Narapidana dan 73 tahanan, serta WNA 27 Narapidana dan 6 tahanan. “Menurut Yusmarni, salah satu petugas seksi Binapi: mayoritas para Narapidana maupun tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang ini beragama Islam, namun beberapa ada yang beragama lain. Jenis kasus yang sering terjadi dari dulu hingga sekarang masih tentang Narkoba, baik itu pemakai, pengedar, ataupun keduanya.”

3. Gambaran Kegiatan LAPAS

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang juga memiliki berbagai macam kegiatan yang harus diikuti oleh para narapidana, yaitu pembinaan olah raga, hiburanrekreasi, dan pembinaan kerohanian, salah satunya yaitu pembinaan kerohanian Islam. Kegiatan ini meliputi pengajian Iqra dan Al- Qur’an mulai pukul 08.00-10.00 kemudian dilanjutkan kembali dengan siraman rohani Islam mulai pukul 10.00-12.00, keseluruhan kegiatan keagamaan ini diajarkan langsung oleh ustadzah-ustadzah terpercaya dan berpengalaman dalam pembinaan Narapidana. Kewajiban mengikuti pembinaan ini bertujuan untuk membentuk kepribadian muslimah sebagai bentuk kesadaran dalam beragama dan menjadikan pribadi selalu lebih baik agar kelak menjadi Warga Negara yang patuh dan bermoral dalam menjalani hukum yang berlaku serta sebagai pedoman bagi narapidana untuk mendapatkan keringanan hukuman bagi hukumannya. Agar kelak dapat diterima kembali di masyarakat, menjadi warga negara yang aktif, produktif, dan mandiri. “Pernyataan diatas berdasarkan hasil wawancara petugas bagian subseksi Bimpas Ibu Nuraini: kewajiban seluruh Narapidana disini ialah wajib 53 mematuhi segala macam peraturan dan kegiatan yang telah diatur dan dijadwalkan sebagaimana mestinya. Salah satu kegiatan yang mendukung Narapidana agar dapat memperbaiki keimanan dan ketaqwaannya yaitu dengan mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian Islam yang telah dijadwalkan setiap senin hingga sabtu, mulai pukul 08-12 siang, mulai dari membaca Al-Quran hingga mengikuti tausiyah dari para ustadzah terpilih. Kedisiplinan dalam keikutsertaan dalam setiap kegiatan juga berfungsi untuk mendapatkan remisi hukuman.” Kurikulum yang digunakan oleh pelaksana pembinaan kerohanian Islam di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang adalah berdasarkan kreativitas dan inovasi pembina kerohanian Islam yang bertugas, tidak berstandar pada Diknas atau Departemen Pendidikan. “Ustadzah: Materi pembelajaran yang diajarkan dalam kegiatan ini tidak mengikuti sebagaimana kurikulum yang berlaku, namun kami memberikan materi yang memang secara umum mampu dipahami oleh narapidana, dengan metode ceramah yaitu dengan tausiyah-tausiyah dan penggambaran umum dunia-akhirat. Baik itu tentang fiqh, akidah-akhlak, sejarah kebudayaan Islam, serta Al-Quran-Hadis. Kalau materi pengetahuan agama secara teoritis, narapidananya diberikan seperti handout untuk mereka pelajari bersama.” Pernyataan salah satu ustadzah pembinaan kerohanian Islam diatas, bahwa pendidikan yang diterapkan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang adalah pendidikan orang dewasa andragogi. Pendidikan dewasa dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup dan berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya, dan Narapidana mengikuti peraturan yang berlaku.