Populasi dan Sampel Teknik Pengumpulan Data

45 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen No Variabel Dimensi Indikator No Soal Jml 1 PAI  Dimensi Pengalman  Dimensi Pemahaman  Dimensi Keterampila n  Latar belakang keagamaan keluarga dan lingkungan sekitar.  Membina keagamaan.  Keimanan, ibadah, fiqh, ushul fiqh, Al- Qur’an-Hadis, dan tafsir.  Berakhlak dan pergaulan.  Keterammpila n mempelajari Al-Qur’an. 1, 2, 3, 4. 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20. 7, 9, 14, 15, 18. 4 11 5 2 Kesadara n Beragam a  Dimensi keyakinan  Dimensi peribadatan  Dimensi pengetahua n  Kesadaran meyakini ajaran agama  Kesadaran melatih diri dalam melaksanakan kewajiban sebagai hamba  Kesadaran menuntut ilmu pengetahuan  Kesadaran bersosialisasi 1, 2, 15 4, 5, 14 3, 8, 9, 10, 12, 13, 20 3 3 7 46  Dimensi penghayata n  Dimensi pengamalan untuk saling berbagi ilmu agama  Kesadaran menghayati kehidupan  Bersikap menerima dalam keadaan apapun yang diberikan oleh Allah SWT  Kesadaran berprilaku baik  Menunjukkan sikap pemaaf  Berpakaian dan penampilan yang syar’i 8, 16, 17, 19 6, 11, 18 4 3 3. Interview atau wawancara, interview merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan. Ciri uatama pada interview ini adalah si peneliti bertatap langsung dengan objek yang diteliti. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan wawancara langsung denggan kepala Lembaga Pemasyarakatan LP Wanita II, Tangerang. Table 3.3 Kisi-kisi Wawancara No Objek Wawancara Indikator Jumlah Soal 1 SubSeksi Bimpas 1. Jenis kasus 2. Jenis pemberian pertimbangan 3. Jenis-jenis kegiatan 4 47 4. Controling kegiatan 2 Ustadzah 1. Materi pembelajaran 2. Pola penyampaian materi 2 3 Narapidana 1. Materi 2. Ketertarikan belajar 3. Pemahaman 3 4. Dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data dengan cara mempelajari data yang sudah direkomendasikan oleh kepala Lembaga Pemasyarakatan LP Wanita II, Tangerang. E. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah sebagai berikut: 3 1. Editing, yaitu memeriksa data pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden. Tujuannya untuk merapikan data agar bersih dan rapih sehingga dapat mengadakan pengolahan lebih lanjut. Langkah dalam kegiatan ini antara lain: a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. b. Mengecek kelengkapan data. c. Mengecek macam isian data. 2. Tabulating, bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah tabel yang mempunyai kolom setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan yang lain. Langkah dalam kegiatan ini antara lain: a. Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI...h.235- 237. 48 b. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor. c. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan digunakan. d. Memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer. 3. Penerapan data sesuai sesuai dengan Pendekatan Penelitian. Analisa data adalah proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Tujuan analisa data dalam penelitian ini yaitu untuk membatasi penemuan-penemuan sehingga mudah dipahami bukan hanya oleh penulis tetapi oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil dari penelitian ini. Analisa data dilakukan dengan menggunakan bentuk tabel dengan menggunakan teknik deskriftif prosentase dengan rumus sebagai berikut: 100 x N F P  Keterangan: P= Presentase F= Frekuensi N= Jumlah responden 4 Dalam analisis penelitian ini dengan menggunakan korelasi product moment, adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, secara operasional, analisa data tersebut dilakukan melalui tahap: 1. Mencari angka korelasi dengan rumus:          2 2 2 2 r Y Y N X - X X - XY N xy          N Y 4 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, Cet. X, h.43 49 r xy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment N = Jumlah responden XY= Julah hasil perkalian skor X dan skor Y X= Jumlah seluruh skor X Y= Jumlah seluruh skor Y 5 2. Memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment a. Interprestasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment, seperti dibawah ini: Tabel 3.4 Interpretasi nilai r Besarnya “r” Product Moment rxy Interprestasi 0,00  0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu diabaikan dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y 0,20  0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang lemah rendah 0,40  0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang sedang cukup 5 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan...., h. 205-206 50 0,70  0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang kuat tinggi 0,90  1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang sangat kuat tinggi b. Interprestasi menggunakan tabel nilai “r” product moment rt, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebesnya db atau degrees of freedom df yang rumusnya adalah: df= N-nr Keterangan: df = Degress of freedom N = Number of Cases Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan. 6 Untuk mencari konstribusi variabel X terhadap variabel Y penulis menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r 2 X 100 Keterangan: KD = Konstribusi variabel X terhadap Y R = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

F. Hipotesis Statistik

H : = 0 H 1 : ≠ 6 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan..., h.192-194 51

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi data 1. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA

Tangerang Lembaga pemasyarakatan kelas IIA wanita tangerang terletak di jalan Moh. Yamin tangerang. Bangunan ini diresmikan oleh direktur Jendral pemasyarakatan Ahmad Arief, SH., MPH., luas keseluruhan areal tanah Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wanita Tangerang ini seluas 16.900 M 2 . Lembaga Pemasyarakatan ini mulai digunakan sejak tanggal 05 Februari 1981. Bentuk bangunan lembaga pemasyarakatan wanita kelas IIA tengerang ini merupakan lembaga pemasyarakatan percontohan, kerna disesuaikan dengan sistem lembaga pemasyarakatan. Secara umum, bentuk bangunan lembaga pemasyarakatan wanita kelas IIA tangerang ini dikelompokkan menjadi 3 fungsi, yaitu bangunan yang digunakan untuk kegiatan perkantoran, bangunan untuk tempat tinggal penghuni, dan bangunan untuk kegiatan pembinaan. 52

2. Gambaran Umum Narapidana

Keadaan penghuni Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang, pada 30 November 2013 berjumlah 424 orang yang seharusnya kapasitas penghuni hanya 250 orang, dengan keterangan WNI 351 Narapidana dan 73 tahanan, serta WNA 27 Narapidana dan 6 tahanan. “Menurut Yusmarni, salah satu petugas seksi Binapi: mayoritas para Narapidana maupun tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang ini beragama Islam, namun beberapa ada yang beragama lain. Jenis kasus yang sering terjadi dari dulu hingga sekarang masih tentang Narkoba, baik itu pemakai, pengedar, ataupun keduanya.”

3. Gambaran Kegiatan LAPAS

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tangerang juga memiliki berbagai macam kegiatan yang harus diikuti oleh para narapidana, yaitu pembinaan olah raga, hiburanrekreasi, dan pembinaan kerohanian, salah satunya yaitu pembinaan kerohanian Islam. Kegiatan ini meliputi pengajian Iqra dan Al- Qur’an mulai pukul 08.00-10.00 kemudian dilanjutkan kembali dengan siraman rohani Islam mulai pukul 10.00-12.00, keseluruhan kegiatan keagamaan ini diajarkan langsung oleh ustadzah-ustadzah terpercaya dan berpengalaman dalam pembinaan Narapidana. Kewajiban mengikuti pembinaan ini bertujuan untuk membentuk kepribadian muslimah sebagai bentuk kesadaran dalam beragama dan menjadikan pribadi selalu lebih baik agar kelak menjadi Warga Negara yang patuh dan bermoral dalam menjalani hukum yang berlaku serta sebagai pedoman bagi narapidana untuk mendapatkan keringanan hukuman bagi hukumannya. Agar kelak dapat diterima kembali di masyarakat, menjadi warga negara yang aktif, produktif, dan mandiri. “Pernyataan diatas berdasarkan hasil wawancara petugas bagian subseksi Bimpas Ibu Nuraini: kewajiban seluruh Narapidana disini ialah wajib