“Ibuk terima semua yang terjadi sama ibuk. Ibuk pasrah aja sama Allah. Ibuk jalani aja sisa hidup ibuk ini.”
S1.W2b.965-969hal. 23
Nani juga mengatasi stres dengan cara beribadah. Menjalankan ibadah bisa membuat Nani mendekatkan diri pada Tuhan, beristighfar, dan bersyukur.
“Yang pastinya ibuk lebih mendekatkan diri lagi sama Allah. Ya...datang waktunya solat, ya ibuk kerjakan. Terima nggak diterimanya ibadah ibuk,
kan Allah yang tau. Yang jelas solat yang buat ibuk tenang.” S1.W2b.979-988hal. 22-23
“Ya ibuk banyak-banyak istigfar aja la nak. Ibuk banyak-banyak bersukur. Solat.”
S1.W3b.2178-2181hal. 49
Selain itu, kegiatan yang dilakukan Nani untuk mengatasi stres yang dirasakannya adalah dengan cara membuat kue ataupun pergi ke rumah abangnya
untuk bercerita. “Kadang ibuk buat kue sampai pikiran ibu udah tenang. Kadang ke tempat
abang ibuk cerita-cerita. Paling itu la nak. Udah. Nanti sadar sendiri jadinya. Karena nggak mau gula ibuk jadi naik.”
S1.W3b.2181-2188hal. 49
c. Memiliki citra diri self image yang positif
Citra diri yang positif dapat menyebabkan seseorang tidak kehilangan tentang kenyataan diri sendiri. Setelah Nani diamputasi, ia tetap menganggap
bahwa ia masih berguna buat keluarganya. Ia masih bisa mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri.
“Ibuk nganggap ibuk masih berguna buat keluarga ibuk. Ibuk masih bisa ngurus rumah, cucu ibuk. Ya masih sama kayak dulu sebelum ibuk
diamput asi.” S1.W2b.1048-1054hal. 24
Universitas Sumatera Utara
“Ya....sebisa ibuk aja la baru ibuk kerjain. kalau nggak, ya ibuk biarin aja itu.”
S1.W1b.559-561hal. 13
Nani bersyukur dan dapat mengambil hikmah dari penyakit komplikasi diabetes mellitus yang dideritanya sampai kakinya diamputasi. Ia sadar bahwa ia
sudah tidak bisa berjualan kue lagi, tidak bisa bebas pergi ke sana ke mari lagi, dan ia mengakui bahwa ia juga tergantung kepada orang lain jika membutuhkan
sesuatu. “Semua itu membuat ibuk jadi bisa lebih sabar, selalu ingat sama Allah,
selalu bersukur. InsyaAllah semua itu bisa dilewati. Umur kita kan nggak tau sampai kapan. Yang jelas terus beribadah dan lebih mendekatkan diri
lagi sama Allah.” S1.W1b.693-702hal 16
“Udah gitu, ibuk juga nggak bisa jualan lagi. Nggak bisa bebas ke sana ke mari kayak dulu lagi. Ibuk juga tergantung sama orang lain kalau ibuk butuh
sesuatu.” S1.W2b.947-953hal. 22
d. Mampu mengekspresikan perasaan
Orang yang sehat secara emosi dapat merasakan dan mengekspresikan emosi serta perasaannya. Nani merasakan sedih, marah, kesal, kecewa karena
sudah diamputasi. Ketika perasaan tersebut muncul, Nani mengekspresikannya dengan cara menangis dan mengomel agar perasaan tersebut bisa ke luar dan gula
darahnya tidak naik karena menahan perasaan tersebut. “Perasaan ibuk ya....gimana ya nak. Ya sedih, ya kecewa, ya marah, kesal.
Tapi kalau itu semua datang, ya ibuk keluarin aja. Nggak peduli itu ibuk. Yang penting nggak ibuk tahan-tahan. Karena kalau ibuk tahan-tahan, gula
ibuk bisa naik. Ibuk sakit. Orang ini jadi repot. Elos la sana. Kalau ibuk sedih, ibuk nangis itu sekenyang-kenyangnya. Ibuk telungkup muka ibuk ke
bantal. Ya udah, nangis la ibuk. Kalau udah dikeluarin, kan udah plong rasanya. Ya gitu juga kalau ibuk marah, kesal, kecewa, ya ibuk keluarin aja
Universitas Sumatera Utara
la. Orang ini la kadang jadi sasarannya. Ya lama-lama orang ini maklum juga la nengok awak.
S1.W2b.1126-1153hal. 26
“Palak ibuk kan nak, kalau udah nggak tahan lagi ibuk nahankannya, ibuk bilang aja langsung sama mereka. Kelen ini, selama mamak masih bisa
kerjain, ya biarin aja mamak kerjain. Jangan dilarang-larang kayak gitu. Apa karena mamak udah cacat, kelen anggap mamak nggak bisa kerjain.”
S1.W3b.1478-1489hal. 34
Selain itu, Nani juga merasakan senang ketika ia kumpul berasama keluarganya. Nani mengekspresikan rasa senangnya dengan cara tertawa bersama
dengan keluarganya. “Kalau sekarang orang itu datang, rumah ini jadi rame sama ketawa-ketawa
kami. Ibuk jadi senang. Iya nak.” S1.W4b.2739-2742hal. 62
e. Memiliki hubungan antar pribadi yang baik