“Untung aja la masih banyak yang perduli sama ibuk. Ya keluarga, tetangga- tetangga, kawan-kawan ngaji.”
S1.W3b.1799-1803hal. 41 Walupun Nani sudah tidak mengikuti pengajian wirit lagi, namun Nani
tetap menjadi anggota pengajian perwiritan tersebut. “Tapi masih tetap ikut jadi anggota pengajian.”
S1.W3b.1813-1815hal. 41
“Tapi ibuk tetap ikut jadi anggota aja. Nanti kalau pas dapat giliran ngaji di rumah, ya tetap ngaji di rumah.”
S1.W3b.1828-1832hal. 41-42
Teman-teman Nani memberikan bantuan sumbangan berupa uang untuk membantu meringankan beban Nani untuk membeli kaki palsu.
“Terus keluarga ibuk, tetangga-tetangga, kawan-kawan, orang-orang yang kenal sama ibuk tau kalau ibuk mau beli kaki palsu, orang itu pun nyumbang
uang.” S1.W3b.2043-2049hal. 46
3. Interpretasi Data Subjek I
Penyakit diabetes mellitus tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang multikompleks,
antara lain kebiasaan hidup dan lingkungan. Orang yang tubuhnya membawa gen diabetes, belum tentu akan menderita penyakit gula, karena masih ada beberapa
faktor lain yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini pada seseorang, yaitu antara lain makan yang berlebihan kegemukan, kurang gerak atau jarang berolah
raga, dan kehamilan Lanywati, 2001. Penyakit komplikasi diabetes mellitus yang dialami oleh Nani terjadi karena
faktor kebiasaan hidup yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang banyak
Universitas Sumatera Utara
mengandung gula dan tidak mengimbanginya dengan berolahraga. Kebiasaan hidup yang menyebabkan Nani sampai menderita komplikasi diabetes mellitus
adalah karena kebiasaannya yang selalu minum sirup kurnia atau teh manis setiap saat. Bahkan Nani tidak pernah minum air putih. Nani mempunyai kebiasaan
makan makanan yang manis-manis seperti kolak, bubur, buah durian dan rambutan. Nani tidak menjaga pola makannya dan juga tidak mengimbanginya
dengan berolahraga. Awalnya Nani tidak mengetahui dan merasakan bahwa ia akan menderita
komplikasi diabetes mellitus. Gejala-gejala yang dirasakan Nani ketika menderita komplikasi diabetes mellitus neuropati seperti rasa ngilu, nyeri, sakit, mendenyut
di ibu jari kakinya sebelah kiri yang tidak sembuh-sembuh. Komplikasi diabetes mellitus neuropati merupakan satu-satunya komplikasi
yang dapat membuat penderitanya harus melakakukan amputasi kaki karena sudah terjadi kerusakan saraf pada kaki yang luka dan sudah tidak dapat
terjadinya perbaikan saraf lagi. Kerusakan saraf pada kaki kiri Nani membuatnya harus melakukan tindakan amputasi untuk menyelamatkan dirinya dari komplikasi
neuropati yang dideritanya. Hal ini disebabkan karena sudah tidak ada alternatif pilihan lain lagi selain harus melakukan amputasi. Mendengar bahwa ia harus
diamputasi, Nani terkejut, merasa takut kalau sampai meninggal, tidak mau membebani keluarga, dan tidak menyangka akan sampai diamputasi. Nani
melakukan amputasi kaki kirinya pada tahun 2008 di salah satu Rumah Sakit Umum di Medan.
Universitas Sumatera Utara
Setelah diamputasi, Nani mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya. Perubahan tersebut yaitu perubahan dari segi fisik, psikologis,
perubahan dari segi rutinitas, perhatian dari keluarga, perubahan dari segi pekerjaan ekonomi, dan juga perubahan dari lingkungan pergaulan.
Seorang penderita diabetes yang telah diamputasi mengaku, kondisinya yang tidak bisa berjalan dan selalu menyusahkan orang membuatnya malu dan
merasa tidak berguna, namun ia menyadari bahwa ia tidak boleh berlama-lama seperti ini. Ia sadar ia harus menerima kenyataan fisiknya, namun ia mengatakan
bahwa semuanya membutuhkan waktu dalam Hasibuan, 2009. Semua penghayatan penderita diabetes setelah diamputasi di atas tentu saja
bervariasi pengaruhnya pada individu yang satu dengan individu yang lainnya. Hal itu tergantung pada seberapa baik proses penyesuaian yang mereka lakukan.
Penyesuaian diri merupakan proses yang akan terjadi ketika individu mengalami perubahan dalam kehidupannya, begitu juga dengan Nani yang mengalami cacat
akibat suatu penyakit komplikasi diabetes mellitus neuropati. Perubahan dalam kehidupan akan memunculkan berbagai masalah yang kalau tidak diselesaikan
akan memunculkan keputusasaan dan krisis psikologis lainnya Holmes Holmes, dalam Irmayanti, 2008.
Keputusasaan dan krisis psikologis yang dialami penderita komplikasi diabetes yang kakinya diamputasi akan menjadi suatu pengalaman hidup yang
traumatis, sehingga akan membuat penderita diabetes melakukan penyesuaian diri terhadap pengalaman tersebut. Haber Runyon 1984 menguraikan beberapa
karakteristik individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan dianggap
Universitas Sumatera Utara
sebagai hasil yang positif dari penyesuaian diri, yaitu : memiliki persepsi yang akurat terhadap realitas, mampu mengatasi atau menangani stres dan kecemasan,
memiliki citra diri self image yang positif, mampu mengekspresikan perasaan, dan memiliki hubungan antar pribadi yang baik. Adapun karakteristik
penyesuaian diri yang dimiliki oleh Nani setelah diamputasi adalah sebagai berikut :
a. Memiliki persepsi yang akurat terhadap realitas
Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan membuat tujuan yang realistis yang sesuai dengan kemampuan dan kenyataan yang ada. Hambatan
dalam lingkungan dan kesempatan membuat individu menemukan bahwa individu harus mengubah atau memodifikasi tujuannya. Membuat tujuan dan memodifikasi
tujuan merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang kehidupan Haber Runyon, 1984. Hal ini dapat dilihat bahwa Nani dapat menerima kenyataan
tentang kondisinya yang sudah menjadi cacat akibat dari penyakit komplikasi diabetes mellitus neuropati yang ia derita. Walaupun Nani sudah menjadi cacat ia
masih memiliki tujuan hidup yang ingin ia wujudkan. Tujuan itu adalah untuk tetap dapat membahagiakan keluarganya dan masih berguna bagi keluarganya.
Walaupun Nani sudah tidak bisa membahagiakan keluarganya dengan penghasilan dari jualan kuenya, namun Nani masih bisa membahagiakan
keluarganya dengan tetap menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Ia optimis dapat menjalani kehidupannya setelah kakinya diamputasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Mampu mengatasi atau menangani stres dan kecemasan
Individu tidak dapat selalu memenuhi suatu kebutuhan dengan segera, karena itu individu harus belajar untuk dapat bertoleransi terhadap pemenuhan
kebutuhan. Individu yang dapat mengatasi hal tersebut maka akan memiliki penyesuaian diri yang baik karena ia mampu mengatasi masalah dan konflik yang
ada dalam diri sendiri Haber Runyon, 1984. Hal ini dapat dilihat setelah Nani diamputasi, ia merasa menyesal, penyesalan tersebut terus menjadi fikirannya, dan
akhirnya membuatnya menjadi stres. Nani mengatasi stres tersebut dengan cara berfikir positif. Fikiran positif seperti menerima semua yang sudah terjadi
padanya, memasrahkan diri pada Tuhan, dan menjalani kehidupannya. Selain itu, Nani juga mengatasi stres dengan cara beribadah. Menjalankan ibadah bisa
membuatnya mendekatkan diri pada Tuhan, beristighfar, dan bersyukur. Ada juga kegiatan yang Nani lakukan untuk mengatasi stres. Kegiatan tersebut merupakan
hobinya, yaitu membuat kue. Kalau tidak membuat kue, terkadang ia pergi ke tempat abangnya untuk bercerita-cerita. Dengan cara seperti itulah, Nani dapat
mengatasi atau menangani stres yang ia rasakan sehingga membuatnya mendapatkan ketenangan hidup.
c. Memiliki citra diri self image yang positif
Penyesuaian diri yang baik ditunjukkan dengan citra diri yang positif. Citra diri yang positif menyebabkan individu tidak kehilangan pandangan tentang
kenyataan diri sendiri. Individu harus mau mengakui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki Haber Runyon, 1984. Hal ini dapat dilihat ketika Nani sudah
menjadi cacat, ia tetap mengerjakan pekerjaan rumah semampunya. Ia tidak bisa
Universitas Sumatera Utara
berdiam diri saja dan tidak mau dilarang untuk tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Walaupun ia dilarang, tapi ia tetap akan mengerjakannya.
d. Mampu mengekspresikan perasaan
Orang yang sehat secara emosi dapat merasakan dan mengekspresikan emosi serta perasaan. Emosi yang ditunjukkan adalah sesuatu yang sesuai dengan
tuntutan situasi dan secara umum berada di bawah kontrol individu Haber Runyon, 1984. Hal ini dapat dilihat ketika Nani merasakan sedih, marah, kesal,
kecewa karena sudah diamputasi, Nani mengeluarkannya dengan cara menangis dan mengomel agar perasaan tersebut bisa ke luar dan gula darahnya tidak naik
karena menahan perasaan tersebut. Selain itu, Nani juga merasakan senang ketika ia kumpul berasama keluarganya. Nani mengekspresikan rasa senang tersebut
dengan tertawa bersama dengan keluarganya. e.
Memiliki hubungan antar pribadi yang baik Setiap orang pasti tidak ingin hidup sendiri, karena itu individu mencari
kepuasan dengan berhubungan dengan orang lain dan menghabiskan banyak waktu bersama dengan orang lain. Tingkat keterlibatan setiap orang dengan orang
lain bervariasi, dimulai dari orang-orang yang biasa dikenal seperti tetangga, teman. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik menyukai dan
menghormati orang lain serta memberikan kegembiraan dengan membuat orang lain nyaman dengan keberadaannya Haber Runyon, 1984. Hal ini dapat
dilihat dari hubungan Nani dengan suami, hubungan dengan anak-anak, hubungan dengan keluarga sanak famili, hubungan dengan tetanga, dan hubungan dengan
teman-temannya.
Universitas Sumatera Utara
1 Hubungan dengan suami
Hubungan Nani dengan suaminya menjadi harmonis. Perhatian dan sikap yang diberikan suaminya semakin bertambah. Hal ini membuat Nani senang dan
membuatnya masih berguna untuk keluarga. 2
Hubungan dengan anak Hubungan yang terjalin antara Nani dan anak-anaknya semakin dekat. Hal
ini dapat dilihat dari perhatian dan sikap yang diberikan anak-anaknya semakin bertambah, sehingga membuatnya senang, bersyukur, masih berguna dan berarti
buat keluarga. 3
Hubungan dengan keluarga sanak famili Hubungan antara Nani dengan keluarga sanak famili bertambah dekat. Hal
ini dapat dilihat dari bertambahnya perhatian dan sikap yang mereka berikan kepadanya dan mereka membantu meringankan beban Nani dengan memberikan
sejumlah uang untuk membeli kaki palsu. Hal ini membuatnya senang dan membuatnya seperti orang normal yang masih mempunyai kedua kaki.
4 Hubungan dengan tetangga
Hubungan Nani dengan tetangganya masih termasuk keluarga sanak family. Hal ini dapat dilihat dari perubahan perhatian dan sikap yang mereka
berikan kepadanya. Perubahan tersebut membuatnya merasa senang, mengerti bahwa mereka masih tetap menyayanginya, dan membuatnya tidak minder karena
sudah diamputasi. Mereka juga turut membantu Nani dengan memberikan sejumlah uang untuk membeli kaki palsu Nani.
Universitas Sumatera Utara
5 Hubungan dengan teman
Hubungan Nani dengan teman-temannya menjadi lebih dekat akrab. Nani merasa senang dan bersyukur karena mereka memberikan perhatian kepadanya
walaupun ia sudah diamputasi. Teman-teman Nani juga ikut membantu Nani untuk membeli kaki palsu dengn memberikan sejumlah uang kepadanya.
Tabel 5. Gambaran Penyesuaian Diri Subjek I
No Karakteristik
Penyesuaian Diri yang Efektif
Gambaran Penyesuaian Diri
1 Memiliki persepsi yang
akurat terhadap realitas •
Nani membutuhkan waktu satu tahun untuk bisa menerima kondisinya setelah
diamput asi. •
Nani optimis menjalani kehidupannya sehingga membuatnya yakin bahwa ia
sanggup menjalani kehidupannya. •
Nani memiliki tujuan hidup yang ingin ia capai, yaitu ingin membahagiakan
keluarga dan tidak ingin menyusahkan keluarga dengan cara sedapat mungkin
tetap menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga seperti biasa.
2 Mampu mengatasi atau
menangani stres dan kecemasan
• Nani mengatasi stres dengan cara
berfikir positif tentang kondisinya seperti lebih baik menerima semua yang sudah
terjadi, pasrah kepada Tuhan, dan menjalani kehidupannya.
• Nani juga mengatasi stres dengan cara
beribadah. Beribadah bisa membuatnya mendekatkan diri pada Tuhan,
beristighfar, dan bersyukur.
• Selain itu, Nani mengatasi stres dengan
kegiatan membuat kue, atau pun pergi ke rumah abangnya.
3 Memiliki citra diri self
image yang positif •
Nani Tetap mengerjakan pekerjaan rumah semampunya.
• Nani dapat lebih sabar, kuat, dan ikhlas
menerima kondisinya.
Universitas Sumatera Utara
• Lebih bisa menjaga kesehatannya.
4 Mampu mengekspresikan
perasaan •
Nani dapat mengekspresikan perasaannya sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dialaminya. •
Mengekspresikan kesedihan dengan cara menangis sampai puas dan telungkup ke
bantal. •
Mengekspresikan marah dengan cara mengomel.
• Mengekspresikan kesal dan kecewa
dengan cara menangis atau mengomel. •
Mengekspresikan rasa senang dengan cara tertawa bersama ketika berkumpul
dengan keluarganya.
5 Memiliki hubungan antar
pribadi yang baik a.
Hubungan dengan suami
• Menjadi harmonis.
• Perhatian semakin bertambah, seperti :
mengingatkan makan obat, mengingatkan tidak boleh terlalu capek,
semakin perduli, dan lebih mengerti keadaan Nani.
• Sikap yang diberikan semakin
bertambah, seperti ketika pergi kerja suami berpamitan dengan menyalam dan
mencium Nani. Sebelum tidur, suami memijit Nani.
• Nani menyiapkan minuman sebelum
suaminya pulang kerja, menunggu suamninya pulang kerja sambil duduk di
depan rumahnya, dan ketika suaminya pulang ia menyalam suaminya dan ikut
menemani suaminya minum.
b. Hubungan dengan
anak •
Semakin dekat. •
Perhatian semakin bertambah, seperti mengingatkan makan obat dan makan
jangan sampai terlambat, membelikan buah kesukaan Nani.
• Sikap yang diberikan semakin
bertambah, seperti ketika mereka melihat Nani sedang memijit kakinya, mereka
langsung mendekat dan memijit Nani.
• Nani tidak akan tidur sebelum anak-
anaknya pulang. Ia tetap akan menunggu sampai mereka pulang, barulah ia bisa
Universitas Sumatera Utara
tidur. c.
Hubungan dengan keluarga sanak famili
• Tetap baik.
• Perhatian semakin bertambah, seperti
memberikan semangat, memberikan informasi tentang obat-obat tradisional,
dan memberikan uang.
• Sikap keluarga berubah dari cara
berbicara mereka kepada Nani menjadi lebih terbuka dan sudah mau bercanda.
d. Hubungan dengan
tetangga •
Tetap baik karena tetangga termasuk keluarga Nani.
• Perhatian keluarga menjadi bertambah
seperti memberikan informasi tentang obat tradisional, memberikan semangat,
dan bantuan uang.
e. Hubungan dengan
teman •
Menjadi dekat akrab. •
Perhatian berubah seperti mereka menegur Nani ketika lewat di depan
rumahnya, mereka singgah ke rumah Nani ketika pulang dari pengajian, dan
memberikan bantuan berupa uang.
B. Subjek II Ayu 1. Analisa Data Ayu
a. Identitas Diri Subjek II Ayu
Tabel 6. Gambaran Umum Subjek II
Keterangan Subjek II
Nama Samaran Ayu
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 56 Tahun
Agama Islam
Status Menikah
Pendidikan Terakhir SMK
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Tahun Diagnosa Diabetes 2008
Tahun Amputasi 2009
Universitas Sumatera Utara