Mampu mengatasi atau menangani stres dan kecemasan Memiliki citra diri self image yang positif

kondisinya dan bahkan Ayu sudah pasrah dan merasa bahwa tujuan hidupnya sudah tidak ada lagi. “Tapi ibu udah kayak gini. Ya harapan ibu udah ilang. Udah pasrah. Nggak ada semangat lagi ibu Sambil menangis.” S2.W3b.1204-1208hal. 87 “Ya ibu nggak bisa terima. Ibu terus sedih mikirin kondisi ibu. Gula ibu pun nggak turun-turun jadinya.” S2.W3b.1223-1226hl. 88 “Tapi sekarang udah kayak gini. Tujuan itu udah nggak ada lagi.” S2.W3b.1241-1243hal. 88 Ayu merasa bahwa hidupnya sudah tidak ada arti lagi dan ia sudah tidak kuat untuk mengahadapi kehidupannya. Hal ini karena Ayu merasa bahwa sudah tidak ada lagi yang menyayanginya. “Ibu ngerasa ibu udah nggak ada artinya lagi hidup. Ibu jadi udah nggak kuat lagi ngadapi semua ini sambil menangis.” S2.W1b.506-510hal. 71 “....tapi karena nggak ada yang sayang sama ibu lagi, ya ibu nggak kuat. Anak ibu cuma satunya. Bapak udah ninggali ibu dari dulu. Nggak ada lagi yang buat ibu semangat untuk sembuh.” S2.W1b.528-535hal. 71

b. Mampu mengatasi atau menangani stres dan kecemasan

Menderita cacat sudah pasti akan mengalami stres. Tergantung bagaimana seseorang dapat menyikapi mengatasi stres tersebut. Begitu juga dengan Ayu. Amputasi membuatnya stres. “Siapa yang nggak stres nak kalau udah cacat. Kalau ibu nggak stres, mungkin ibu nggak kayak sekarang ini nak. Nggak bisa ngapa-ngapai lagi.” S2.W1b. 574-579hal. 72 “Stres kali la ibu. Ya nangis la jadinya. Sedih aja la ibu sambil menangis.” S2.W2b.915-918hal. 80 Universitas Sumatera Utara Ayu mengatasi stres dengan cara menangis sampai ia merasa lega dan diam dengan sendirinya. Cuma menangis yang bisa Ayu lakukan. Hal ini karena Ayu sudah terbaring di tempat tidurnya. “Ya....nangis la nak sambil menangis. Nggak ada lagi yang bisa ibu lakukan. Orang ibu udah nggak bisa lagi bangkit. Jangankan bangkit, untuk duduk dan bergerak aja udah nggak bisa. Badan ibu udah lemas semua.” S2.W2b.892-900hal. 80 “Kalau ibu udah nangis gitu kan sampai lama kali nak baru bisa diam. Kalau udah diam, udah la itu berarti stres ibu udah bisa hilang. Iya. Kalau udah stres ibu cuma bisa nangis aja nak.” S2.W2b.904-910hal. 80

c. Memiliki citra diri self image yang positif

Citra diri yang positif dapat menyebabkan seseorang tidak kehilangan tentang kenyataan diri sendiri. Setelah Ayu diamputasi, ia masih bisa menjahit dengan memakai bantuan mesin dan kursi roda. “Ibu jahit udah pakek mesin. Nggak bisa lagi pakek kaki. Lama-lama jahitan ibu makin sikit. Awalnya sih abis diamputasi, sembuh, ibu masih tahan jahit.” S2.W1b.357-363hal. 67-68 “Em....Sesudah ibu diamputasi kan ibu masih sehat. Ibu masih bisa jahit. Ibu pakek kursi roda. Bisa la ibu kerjai.” S2.W1b.425-429hal. 69 Bukan hanya menjahit saja yang bisa Ayu lakukan, ia juga masih bisa mengurus dirinya sendiri. “Mau makan bisa ambil sendiri. Mau minum pun gitu. Bisa ibu kerjakan sendiri.” S2.W1b.429-432hal. 69 “Ibu cuma ngurus diri ibu sendiri aja la.” S2.W1b.439-440hal. 69 Universitas Sumatera Utara Setelah enam bulan ini, Ayu sudah tidak bisa menjahit lagi. Hal ini membuat Ayu merasa bahwa ia sudah tidak berguna karena sekarang ia hanya terbaring di tempat tidur. “Tapi udah 4 bulan belakangan ini ibu udah nggak bisa sama sekali jahit. Jangankan jahit, duduk aja ibu suka ditolongi. Udah nggeletak aja.” S2.W1b.363-368hal. 68 “Jadi ibu ngerasa ibu udah nggak berguna lagi sambil menangis.” S2.W1b.446-448hal. 69

d. Mampu mengekspresikan perasaan