Gambaran Subjek Setelah Diamputasi

3. Gambaran Subjek Setelah Diamputasi

Setelah kaki kanan Ayu diamputasi, Ayu mengalami perubahan – perubahan dalam dirinya. Perubahan yang dialami Ayu yaitu perubahan dari segi fisik, psikologis, perubahan dari segi rutinitas, perhatian dari keluarga, perubahan dari segi pekerjaan ekonomi, dan juga perubahan dari lingkungan pergaulan. Perubahan dari segi fisik yang dialami Ayu yaitu dari Ayu masih memiliki kaki menjadi tidak memiliki kaki lagi. Ayu sudah tidak memiliki kaki kanan karena diamputasi sampai batas di atas betis. “Gara-gara luka itu, kaki kanan ibu harus diamputasi.” S2.W1b.264-266hal. 65 Setelah kaki kanan Ayu diamputasi, ia merasakan senang dan juga sedih. Senangnya karena ia sudah tidak merasakan sakit lagi di kakinya. Sedangkan sedihnya karena ia sudah menjadi cacat. Kesedihan yang Ayu rasakan membuat ia berfikir bagaimana ia bisa menjalani hidup tanpa satu kaki. Ayu tidak mau menyusahkan dan menjadi beban bagi anaknya. “Ada senangnya. Ada sedihnya. Senangnya karena kaki ibu udah nggak sakit-sakit lagi. InsyaAllah nggak ada masalah lagi.” S2.W1b.329-333hal. 67 “Kalau sedihnya, ya...ibu udah cacat. Nggak punya kaki lagi. Yang ibu pikiri, kayak mana la ibu bisa jalani hidup ibu tanpa 1 kaki.” S2.W1b.334-339hal. 67 “Ibu nggak mau nyusahi anak. Nggak mau jadi beban. Kalau memang mau mati, mati aja la sekalian sambil menangis. Daripada hidup pun, nyusahi aja. Ngerepoti.” S2.W1b.344-350hal. 67 Perubahan fisik yang dialami Ayu setelah diamputasi memberikan pengaruh yang negatif. Ayu tidak bisa menerima keadaannya yang sudah terbaring, tidak Universitas Sumatera Utara bisa tidur, tidak selera makan, dan kesehatannya pun semakin lama semakin menurun. “Ibu balik lagi nggak bisa nerima kalau ibu ini udah cacat. Pada hal sebelumnya ibu udah nerima.” S2.W1b.372-376hal. 68 “Jadinya ibu nggak mau makan. Ibu nggak bisa tidur. Kayak gitu tiap hari. Ya lama-lama kesehatan ibu menurun.” S2.W1b.378-382hal. 68 Selain itu, sudah sekitar enam bulan belakangan ini, Ayu sudah tergeletak di tempat tidur. “Tapi ya udah udah 6 bulan ini, ibu udah nggak bisa ngapa-ngapain sama sekali. Udah tegeletak aja gini.” S2.W3b.1110-1113hal. 85 Ayu juga mengalami perubahan psikologis dalam dirinya. Ayu merasa kalau ia sudah tidak berguna lagi, merasa menyesal karena sudah mau diamputasi, merasa tidak ada artinya lagi, ia merasa bahwa Tuhan tidak adil padanya, dan ia merasa sendirian. “Jadi ibu ngerasa ibu udah nggak berguna lagi sambil menangis.” S2.W1b.446-448hal. 69 “....jadi semua yang nyesal, ngerasa nggak berguna, nyusahi aja, jadi timbul lagi. Sampek sekarang. Ibu jadi ngerasa sendirian. Nggak punya siapa-siapa lagi.” S2.W1b.492-498hal. 70 “Ibu ngerasa ibu udah nggak ada artinya lagi hidup. Ibu udah nggak kuat lagi ngadapi semua ini sambil menangis.” S2.W1b.506-510hal. 71 “Ibu ngerasa Tuhan nggak adil sama ibu sambil terbata-bata menjawabnya dan meneteskan air mata.” S2.W1b.519-522hal. 71 Universitas Sumatera Utara Selain itu, Ayu juga mengalami stres, kecewa dengan keadaannya, dan ia merasa mau mati saja. “Siapa yang nggak stres nak kalau udah cacat. Kalau ibu nggak stres, mungkin ibu nggak kayak sekarang ini nak. Nggak bisa ngapa-ngapai lagi.” S2.W1b.574-579hal. 72 “Kecewa sama keadaan ibu kayak sekarang. Tegeletak aja.” S2.W1b.591-593hal. 73 “Rasanya ibu mau mati aja sambil menangis.” S2.W1b.594-595hal. 73 Ayu menjadi sensitif dan mudah tersinggung setelah diamputasi. Ketika Ayu sudah tersinggung, ia akan menjadi cepat emosi. “Ibu jadi mudah tersinggung kalau ada yang nggak cocok sama ibu. Mudah emosi jadinya.” S2.W3b.1026-1029hal. 83 Perubahan selanjutnya yang dialami Ayu adalah perubahan dari segi rutinitasnya. Ayu sudah tidak bisa lagi mengerjakan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga setelah diamputasi. Setelah Ayu diamputasi, Ayu masih bisa menjahit dan hanya bisa mengurus dirinya saja. Semua yang ia butuhkan masih bisa diambilnya sendiri dengan bantuan kursi rodanya. “Masih bisa njahit. Masih bisa makan sendiri. Kalau mau apa-apa masih bisa ambil sendiri.” S2.W2b.788-791hal. 77-78 “Waktu abis diamputasi itu ibu udah nggak bisa lagi ngerjain pekerjaan rumah. ibu bisa ngurus diri sama keperluan ibu aja ibu udah sukur. Ibu juga masih bisa jahit. Ya dibantu sama ini kursi roda.” S2.W3b.1103-1110hal. 85 Setelah enam bulan belakangan ini, Ayu sudah sama sekali tidak bisa mengurus dirinya lagi. Ia sudah tergeletak tidak berdaya. Bahkan semua kebutuhannya sudah diurus oleh orang yang menjaganya. Universitas Sumatera Utara “Tapi ya udah udah 6 bulan ini, ibu udah nggak bisa ngapa-ngapain sama sekali. Udah tegeletak aja gini. Sedih ibu nak sambil menangis. Semua keperluan ibu kebutuhan ibu udah ada yang ngurus. Ibu udah nggak berdaya.” S2.W3b.1110-1117hal. 85 Ayu juga merasakan ada perubahan perhatian dari keluarga setelah ia diamputasi. Ayu merasakan bahwa sikap dan perhatian anaknya setelah empat bulan ini berubah menjadi tidak perhatian kepadanya. “Tapi udah 2 bulanan gitu, sampai sekarang udah ada 6 bulanan, anak ibu nggak kayak gitu lagi. Ngomong sama ibu pun udah kasar. Trus dibilangnya dia nggak tahan lagi terus ngurusi ibu. Dicarikannya orang untuk ngurusi ibu.” S2.W2b.801-810hal. 78 “Tapi itu la, em....karna ibu sakit, nggak bisa bangkit ada 2 bulanan, disitu la terus berubah. Anak ibu jadi nggak perhatian. Nggak peduli lagi.” S2.W1b.441-446hal. 69 Perubahan sikap dan perhatian dari anaknya membawa pengaruh yang negatif pada Ayu. Ayu menjadi merasa tidak berguna, merasa sudah tidak ada yang sayang lagi kepadanya, menjadi sering menangis, dan merasa menyesal sampai diamputasi. “Jadi ibu ngerasa ibu udah nggak berguna lagi sambil menangis. Emm....udah nggak ada yang sayang sama ibu. Setiap hari ibu nangis sendiri di kamar. Ibu nyesal udah mau diamputasi. Kalau tau kayak gini, nggak mau ibu diamputasi.” S2.W1b.446-455hal. 69-70 Selain itu, Ayu mengalami perubahan dari segi pekerjaan setelah ia diamputasi. Awalnya Ayu masih bisa menjahit dengan menggunakan mesin. Akan tetapi setelah enam bulan ini, ia sudah sama sekali tidak bisa menjahit lagi untuk menambah penghasilan. “Mulai dari jahit. Ibu jahit udah pakek mesin. Nggak bisa lagi pakek kaki. Lama-lama jahitan ibu makin sikit. Awalnya sih abis diamputasi, sembuh, Universitas Sumatera Utara ibu masih tahan jahit. Tapi udah 4 bulan belakangan ini ibu udah nggak bisa sama sekali jahit. Jangankan jahit, duduk aja ibu suka ditolongi. Udah nggeletak aja.” S2.W2b.356-368hal. 67-68 Ayu juga merasa mengalami perubahan dari lingkungannya pergaulan setelah ia diamputasi. Ketika Ayu sakit, tetangga datang untuk melihatnya. “Karena waktu ibu sakit, orang itu datang nengok ibu.” S2.W1b.616-617hal. 73 Namun ketika Ayu sakit dan sudah tergeletak tidak berdaya di tempat tidur, tetangga Ayu tidak ada yang datang untuk melihatnya. “Nggak ada datang tetangga.” S2.W3b.1121-1122hal. 85 Pengaruh dari perubahan fisik, psikologis, perubahan dari segi rutinitas, perhatian keluarga, perubahan dari segi pekerjaan ekonomi, dan juga perubahan tdari lingkungan pergaulan yang dirasakan Ayu membuatnya tidak dapat menerima kondisinya yang sudah diamputasi. Bahkan sampai sekarang Ayu masih tidak dapat menerima kondisinya setelah diamputasi. Hal ini dikarenakan, Ayu merasa sudah tidak ada lagi yang sayang padanya. “Kayak mana la nak. Nggak ada yang sayang lagi sama ibu sambil menangis.” S2.W1b.386-388hal. 68 “....tapi karena nggak ada yang sayang sama ibu lagi, ya ibu nggak kuat. Anak ibu cuma satunya. Bapak udah ninggali ibu dari dulu. Nggak ada lagi yang buat ibu semangat untuk sembuh.” S2.W1b.528-535hal. 71

4. Gambaran Penyesuaian Diri Subjek II