Kromatografi lapis tipis Kromatografi

20 Fase gerak yang digunakan harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi sehingga dapat memberikan pemisahan yang baik Gandjar dan Rohman, 2007. c. Harga Rf Rf atau faktor retardasi didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak yang ditempuh solut dengan jarak yang ditempuh oleh fase gerak. Nilai Rf ini terkait dengan faktor perlambatan dan nilai ini bukanlah suatu nilai fisika absolut untuk suatu komponen, meskipun demikian dengan pengendalian kondisi KLT secara hati-hati, nilai Rf dapat digunakan sebagai cara identifikasi untuk kualitatif. Nilai maksimum Rf adalah 1 dan nilai minimumnya adalah 0 Sastrohamidjojo, 1985. �� = ����� ���� �������ℎ ����� ����� ���� �������ℎ ���� ����� Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf yaitu struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan, sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya, tebal dan keterataan dari lapisan penyerap, pelarut dan derajat kemurniannya, derajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana, teknik percobaan, jumlah cuplikan yang digunakan, suhu dan kesetimbangan Sastrohamidjojo, 1985.

2.4.2 Kromatografi lapis tipis preparatif

Kromatogarafi lapis tipis preparatif merupakan salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan yang lebih murah dan memakai peralatan yang paling dasar, walaupun kromatografi lapis tipis preparatif dapat memisahkan bahan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah miligram. Ketebalan penjerap yang paling sering dipakai ialah 0,5-2 mm. Ukuran plat kromatografi biasanya 20 x 20 cm. Pembatasan ketebalan lapisan dan 21 ukuran plat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis preparatif. Penjerap yang paling umum digunakan adalah silika gel Hostettmann, dkk., 1995. Penotolan cuplikan dilakukan dengan melarutkan cuplikan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada palat KLT preparatif. Pelarut yang baik ialah pelarut atsiri heksana, diklorometana, etilasetat, karena jika pelarut kurang atsiri terjadi pelebaran pita. Cuplikan ditotolkan berupa pita yang harus sesempit mungkin karena pemisahan tergantung pada lebar pita. Penotolan dapat dilakukan dengan tangan pipet, lebih baik dengan penotol otomatis camag dan desage. Untuk pita yang terlalu lebar, dapat dilakukan pemekatan dengan cara pengembangan memakai pelarut polar sampai kira-kira 2 cm diatas tempat penotolan. Kemudian plat dikeringkan dan dielusi dengan pelarut yang diinginkan. Fase gerak biner dalam berbagai perbandingan sangat sering dipakai pada pemisahan KLT preparatif adalah n-heksan-etilasetat, n-heksan-aseton, kloroform-metanol Hostettmann, dkk., 1995. Pengembangan plat KLT preparatif biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat menampung beberapa plat. Bejana dijaga tetap jenuh dengan pelarut pengembang dengan bantuan sehelai kertas saring yang tercelup ke dalam pengembang, jika pemisahan secara KLT preparatif telah dicapai, plat dikeluarkan dan dikeringkan kemudian dilakukan isolasi senyawa yang sudah terpisah Hostettmann, dkk., 1995. Penjerap KLT preparatif mengandung indikator fluoresensi yang membantu mendeteksi kedudukan pita yang terpisah sepanjang senyawa yang dipisahkan menyerap sinar UV, akan tetapi beberapa indikator menimbulkan