28 hingga 100 ml Depkes RI, 1995.
3.4.6 Larutan pereaksi Liebermann-Burchard
Sebanyak 5 bagian asam asetat anhidrat dicampur dengan 5 bagian asam sulfat pekat, kemudian ditambahkan dengan hati-hati 50 bagian etanol 95 ke
dalam campuran tersebut, didinginkan Depkes RI, 1995.
3.4.7 Larutan pereaksi besi III klorida 1
Sebanyak 1 g besi III klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml Depkes RI, 1995.
3.4.8 Larutan air-kloroform
Sebanyak 2,5 ml kloroform dikocok dengan 900 ml air suling, diencerkan dengan air suling hingga 1000 ml Depkes RI, 1995.
3.4.9 Larutan pereaksi Molish
Sebanyak 3 g α-naftol ditimbang, dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga diperoleh larutan 100 ml Depkes RI, 1995.
3.4.10 Larutan pereaksi timbal II asetat 0,4 N
Sebanyak 15,17 g timbal II asetat dilarutkan dalam air suling bebas karbon dioksida secukupnya hingga 100 ml Depkes RI, 1995.
3.4.11 Larutan pereaksi asam nitrat 0,5 N
Sebanyak 3,125 ml asam nitrat pekat diencerkan dengan air suling hingga volume 100 ml Depkes RI, 1995.
3.4.12 Larutan kloralhidrat
Sebanyak 50 g kloralhidrat ditimbang dan dilarutkan dalam 20 ml air suling Depkes RI, 1995.
29
3.5 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air,
penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam.
3.5.1 Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk, ukuran, ketebalan, konsistensi dan warna. Gambar makroskopik sponge Suberites
diversicolor Becking Lim dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 50-52.
3.5.2 Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia dengan cara menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah ditetesi dengan
kloralhidrat dan ditutupi dengan cover glass kaca penutup kemudian dilihat di bawah mikroskop. Gambar mikroskopik serbuk simplisia sponge dapat dilihat
pada Lampiran 4, halaman 53.
3.5.3 Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen Depkes RI, 1995.
Cara kerja : Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu
alas bulat, didestilasi selama 2 jam, kemudian toluen didinginkan selama 30 menit dan volume air pada tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Sebanyak
5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama dimasukkan ke dalam labu yang berisi toluen tersebut, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit, setelah