43 Fase gerak yang memberikan pemisahan terbaik adalah n-heksan-etilasetat
70:30 karena menghasilkan noda yang paling banyak dan bercak yang lebih dominan. Selanjutnya dilakukan pemisahan terhadap senyawa steroidtriterpenoid
dengan KLT preparatif.
4.6 Hasil Isolasi Senyawa SteroidTriterpenoid
Pemisahan senyawa steroidtriterpenoid dilakukan secara KLT preparatif untuk mendapatkan senyawa steroidtriterpenoid dalam jumlah yang lebih banyak
menggunakan fase gerak terbaik n-heksan–etilasetat 70:30 dengan penampak bercak LB Liebermann-Burchard. Hasil KLT preparatif setelah disemprot pada
kedua sisi plat menghasilkan 6 bercak. Bercak senyawa steroidtriterpenoid yang berwarna merah ungu pada sisi kanan dan kiri dihubungkan dan bagian tengah
plat yang tidak disemprot dikerok, dikumpulkan, dimasukkan ke dalam vial ditambahkan metanol dan direndam selama satu malam, lalu disaring.
Filtrat yang diperoleh diuapkan sampai kering dengan bantuan hair dryer, setelah itu ditambahkan metanol dingin dan dimasukkan ke dalam lemari
pendingin selama 1 malam. Filtrat dikeluarkan dari lemari pendingin dan dibiarkan menguap. Perlakuan diulangi beberapa kali, hasilnya terbentuk kristal
jarum tidak berwarna. Isolat yang terbentuk dikromatografi lapis tipis dengan fase gerak n-heksan-etilasetat 70:30 dan penampak bercak digunakan pereaksi LB,
hasilnya menunjukkan noda tunggal berwarna merah ungu dengan harga Rf 0,64. Uji kemurnian isolat dilanjutkan secara KLT dua arah menggunakan dua
sistem pengembang yang berbeda sifat kepolarannya. Fase gerak I yang digunakan n-heksan-etilasetat 70:30 dan fase gerak II yang digunakan toluen-
44 etilasetat 80:20 dengan penampak bercak digunakan pereaksi LB. Hasil KLT
dua arah menunjukkan satu noda berwarna merah ungu, fase gerak I dengan harga Rf 0,63 dan fase gerak II dengan harga Rf 0,55. Hasil ini menunjukkan bahwa
senyawa steroidtriterpenoid yang diperoleh sudah murni.
4.7 Hasil Identifikasi Isolat Secara Spektrofotometri Ultraviolet dan
Spektrofotometri Inframerah
Spektrum ultraviolet isolat memberikan panjang gelombang maksimum pada 209,5 nm, menunjukkan adanya gugus kromofor. Spektrum senyawa
triterpenoid terdapat panjang gelombang ultraviolet yaitu 180-380 nm Harbone, 1987. Hasil spektrofotometer inframerah isolat menunjukkan pita serapan yang
melebar pada bilangan gelombang 3441,01 cm
-1
menunjukkan adanya gugus -OH, pada bilangan gelombang 2924,09 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C-H alifatik, yang diperkuat oleh puncak pada bilangan gelombang 1739,79 cm
-1
menunjukan adanya gugus C=O dan pada bilangan gelombang 1643,35 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C=C. Bilangan gelombang 1462,04 cm
-1
menunjukkan adanya gugus metilen CH
2
, pada bilangan gelombang 1369,46 cm
-1
menunjukkan adanya gugus metil CH
3
dan pada bilangan gelombang 1080,14 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C-O Day Underwood, 2002. Hasil identifikasi dengan spektrofotometer inframerah dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil analisis spektrum inframerah
No Bilangan gelombang cm
-1
Ikatan kimiaGugus fungsi 1
2 3
4 5
6 7
3441,01 2924,09
1739,79 1643,35
1462,04 1369,46
1080,14 -OH
CH-alifatik C=O
C=C -CH
2
-CH
3
C-O