Kromatografi lapis tipis preparatif

21 ukuran plat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis preparatif. Penjerap yang paling umum digunakan adalah silika gel Hostettmann, dkk., 1995. Penotolan cuplikan dilakukan dengan melarutkan cuplikan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada palat KLT preparatif. Pelarut yang baik ialah pelarut atsiri heksana, diklorometana, etilasetat, karena jika pelarut kurang atsiri terjadi pelebaran pita. Cuplikan ditotolkan berupa pita yang harus sesempit mungkin karena pemisahan tergantung pada lebar pita. Penotolan dapat dilakukan dengan tangan pipet, lebih baik dengan penotol otomatis camag dan desage. Untuk pita yang terlalu lebar, dapat dilakukan pemekatan dengan cara pengembangan memakai pelarut polar sampai kira-kira 2 cm diatas tempat penotolan. Kemudian plat dikeringkan dan dielusi dengan pelarut yang diinginkan. Fase gerak biner dalam berbagai perbandingan sangat sering dipakai pada pemisahan KLT preparatif adalah n-heksan-etilasetat, n-heksan-aseton, kloroform-metanol Hostettmann, dkk., 1995. Pengembangan plat KLT preparatif biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat menampung beberapa plat. Bejana dijaga tetap jenuh dengan pelarut pengembang dengan bantuan sehelai kertas saring yang tercelup ke dalam pengembang, jika pemisahan secara KLT preparatif telah dicapai, plat dikeluarkan dan dikeringkan kemudian dilakukan isolasi senyawa yang sudah terpisah Hostettmann, dkk., 1995. Penjerap KLT preparatif mengandung indikator fluoresensi yang membantu mendeteksi kedudukan pita yang terpisah sepanjang senyawa yang dipisahkan menyerap sinar UV, akan tetapi beberapa indikator menimbulkan 22 masalah yaitu bereaksi dengan asam, kadang- kadang bahkan dengan asam asetat, untuk senyawa yang tidak menyerap sinar UV yaitu menutup plat dengan sepotong kaca menyemprot salah satu sisi dengan pereaksi penyemprot Hostettmann, dkk., 1995. Pita yang kedudukannya telah diketahui, dikerok dari plat dengan spatula atau pengerok berbentuk tabung yang disambungkan ke pengumpul vakum. Senyawa yang terkumpul diekstraksidirendam dengan pelarut yang paling kurang polar dan kemudian disaring Hostettmann, dkk., 1995.

2.4.3 KLT dua arah

KLT dua arah atau KLT dua dimensi ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi sampel ketika komponen-komponen solut mempunyai karakteristik kimia yang hampir sama, karena nilai Rf juga hampir sama, selain itu dua sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat digunakan secara berurutan pada suatu campuran tertentu sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang hampir sama Ganjar dan Rohman, 2007. Cuplikan ditotolkan pada satu sudut lapisan yang berbentuk bujur sangkar dan dikembangkan dengan satu sistem pelarut sehingga campuran terpisah menurut jalur yang sejajar dengan salah satu sisi. Plat diangkat, dikeringkan, diputar 90 derajat, lalu diletakkan di dalam sistem pelarut yang kedua sehingga bercak yang terpisah pada pengembangan pertama terdapat di sepanjang bagian bawah plat. Komponen yang terpisah bercak biasanya terdapat dimana saja pada lapisan Gritter, dkk., 1991. 23 2.5 Spektrofotometri 2.5.1 Spektrofotometri ultraviolet Spektrum ultraviolet adalah suatu gambaran yang menyatakan hubungan antara panjang gelombang atau frekuensi serapan terhadap intensitas serapan transmitansi atau adsorbansi. Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum ultraviolet tergantung pada struktur elektronik dari molekul yang bersangkutan. Spektrum ulraviolet biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum ultraviolet mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm Dachriyanus, 2004. Spektrofotometer ultraviolet pada umumnya digunakan untuk Sastrohamidjojo, 1991: 1. Menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap terkonjugasi dan auksokrom dari suatu senyawa organik. 2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang maksimum suatu senyawa. 3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Suatu atom atau molekul akan menyerap cahaya, maka energi tersebut akan menyebabkan tereksitasinya elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Tipe eksitasi tergantung panjang gelombang cahaya yang diserap. Sistem yang bertanggung jawab terhadap absorpsi cahaya disebut dengan kromofor Dachriyanus, 2004.