tujuan pembelajaran, dan selanjutnya siswa akan memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan kemampuannya itu dalam konteks di luar
sekolah untuk menyelesaikan permasalahan dunia nyata, baik secara mandiri maupun secara berkelompok.
Pengembangan konsep belajar dan mengajar yang kontekstual diharapkan dapat menjadi konsep yang membantu guru mengembangkan
materi dengan situasi dunia nyata dan menghubungkan pengetahuan siswa dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai hal itu,
Blanchard menawarkan beberapa strategi dalam penerapan pembelajaran kontekstual yaitu:
18
1 Menekankan pentingnya pemecahan masalah;
2 Menyadari perlunya belajar dan mengajar yang terjadi dalam berbagai
konteks seperti rumah, masyarakat, dan tempat kerja; 3
Mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya agar siswa menjadi pembelajar mandiri dan teratur;
4 Pembelajaran terjadi dalam konteks siswa yang beraneka ragam;
5 Memotivasi siswa untuk berani belajar dari yang lain dan belajar
bersama-sama; 6
Menggunakan penilaian otentik.
c. Karakteristik Pembelajaran Kontesktual
Wina Sanjaya mengemukakan bahwa dalam kontekstual terdapat lima karakteristik utama sebagai berikut
19
: 1
Dalam pembelajaran kontekstual, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada yang berarti apa yang akan
dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang telah dipelajari, dengan
18
Sujito, “Pembelajaran Berbasis Kontekstual Contextual Teaching and Learning Hakekat dan Impelementasinya dalam Pengajaran Bahasa”, dalam Certel Jurnal Pendidikan,
Humaniora dan Sains, Vol.1 No.2, Januari 2005, hlm. 31.
19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006, Cet. I, h. 254.
demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2 Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh
dan menambah pengetahuan baru. 3
Pemahaman pengetahuan artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.
4 Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman, artinya pengetahuan dan
pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
5 Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini
dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
Adapun menurut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah karakteristik pembelajaran kontekstual antara lain
20
: 1
Kerjasama 2
Saling menunjang 3
Menyenangkan dan tidak membosankan 4
Belajar dengan bersemangat 5
Pembelajaran terintegrasi 6
Menggunakan berbagai sumber 7
Siswa aktif 8
Berbagi dengan teman 9
Siswa kritis, guru kreatif 10
Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa 11
Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi juga hasil karya siswa
Berbagai peranan dan aktivitas akan dilakukan siswa dalam pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
21
20
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Pengembangan Model Pembelajaran yang Efektif, Jakarta: Depdiknas, 2003, h. 3.
1 Siswa berperan sebagai pembelajar aktif mengelola dirinya sendiri,
mengembangkan minatnya sendiri atau bekerja kelompok, belajar melalui perbuatan.
2 Membentuk hubungan antara apa yang dipelajari di sekolah dengan
kehidupan di masyarakat, lembaga kemasyarakatan dan dunia kerja. 3
Menggunakan pemikiran tahap tinggi, berfikir kritis, kreatif, melakukan analisis, sintesis, pemecahan masalah, membuat keputusan menggunakan
logika dan fakta-fakta. 4
Mengembangkan kemampuan bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, memahami orang lain,
berkomunikasi, saling membantu dan mempengaruhi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala
menggunakan pembelajaran kontekstual
22
: 1
Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.
2 Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan
penuh tantangan. 3
Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui.
4 Belajar bagi anak adalah proses menyempurnakan skema yang telah ada
asimilasi atau proses pembentukan skema baru akomodasi, dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi mempermudah agar anak
mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran kontekstual, siswa akan
mengenal bentuk pembelajaran REACT, yaitu
23
:
21
Hamid Dokolamo dan Nursinah Sangaji, “ Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam Pembelajaran Pendidikan IPS”, dalam Jurnal Kependidikan Vol. 4, No. 2,
November 2006, hlm. 168-169.
22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006, Cet. I, h. 261.
23
Gelar Dwirahayu eds., Kontekstual dan Model-model Pembelajaran IPA, Jakarta:IAIN Indonesia Social Equity Project, 2007, Cet. I, hlm. 125.
1 Relating mengkaitkan, dalam pembelajaran relating dimaksudkan agar
siswa harus dapat menghubungkan pengetahuan baru yang diperoleh dengan pengalaman hidup yang telah dan akan diperoleh.
2 Experiencing mengalami, pembelajaran kontekstual berada dalam
konteks penemuan dan daya cipta. Bahwa setelah mendapatkan pengetahuan baru siswa akan dapat menemukan ide dan menciptakan
sesuatu dari ide yang dia miliki tersebut. 3
Applying mengaplikasikan, adalah belajar dalam konteks bagaimana pengetahuan atau informasi baru yang diperoleh oleh siswa dapat dia
gunakan dalam berbagai situasi yang dihadapi, baik situasi yang mudah maupun situasi yang sulit.
4 Cooperating bekerja sama, bahwa belajar dalam konteks dapat
mengkaitkan pengetahuan atau informasi baru yang diperoleh dan mengsingkronkannya dengan pengalaman hidup mereka.
5 Transfering memindahkan, bahwa belajar dalam konteks membina
pengetahuan atau informasi yang ada atau yang sudah diketahui Pembelajaran kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan
pemikiran tentang belajar sebagai berikut
24
: 1
Proses belajar, dalam proses ini: a
Siswa tidak hanya sekedar menghafal tetapi mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri.
b Siswa belajar dari mengalami, jadi siswa mencatat sendiri pola-pola
bermakna dari pengetahuan baru yang dialaminya. c
Pengetahuan yang dimiliki siswa itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.
d Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau
proporsisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
24
Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, “Pengembangan Model Pembelajaran yang
Efektif”, diakses dari situs http:pakgurtuonline.pendidikan.net, 2006.
e Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi
baru. f
Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-idenya.
g Proses belajar dapat mengubah struktur otaknya.
2 Transfer belajar
a Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan pemberian dari orang
lain. b
Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit.
c Siswa perlu mengetahui apa tujuan pembelajaran dan bagaimana
menggunakan pengetahuan dan keterampilan tersebut. 3
Siswa sebagai pembelajar a
Seorang siswa mempunyai kecenderungan lebih cepat mempelajari hal-hal baru.
b Siswa memerlukan strategi belajar yang tepat.
c Guru membantu siswa menghubungkan antara pengetahuan yang baru
dengan pengetahuan yang sudah diketahuinya. d
Guru juga memfasilitasi siswanya dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka
sendiri. 4
Lingkungan belajar a
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa.
b Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan
pengetahuan baru mereka. c
Umpan balik sangat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar.
d Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok.
d. Langkah-langkah Pembelajaran kontekstual