19
Contohnya, taste, misalnya, mempunyai dua makna pokok, yaitu ‘mencicipi rasa sesuatu’ dan ‘kearifan dan penghargaan terhadap
keindahan’.
22
Di antara lima jenis polisemi yang telah Penulis sebutkan di atas penulis bisa mengatakan bahwa ketiga jenis pertama, yaitu pergeseran penggunaan,
spesialisasi makna, dan penggunaan kiasan, adalah jenis-jenis yang paling penting; yang keempat yaitu interpretasi kembali atas homonim sangat jarang
terjadi, dan yang kelima peminjaman makna meskipun cukup umum terjadi dalam situasi-situasi tertentu, bukanlah merupakan proses biasa dalam kehidupan
sehari-hari. Para filosof beramai-ramai mengemukakan bahwa polisemi itu merupakan
kelemahan bahasa dan merupakan hambatan besar dalam komunikasi dan bahkan dalam kejelasan pikir. Akan tetapi, Breal melihat bahwa dalam kemultigandaan
makna ada suatu tanda keagungan bahasa itu. Polisemi merupakan faktor ekonomi dan fleksibilitas dalam bahasa yang tak ternilai harganya.
Kadang-kadang sangat sulit untuk membedakan antara polisemi dan homonimi. Akan tetapi, hal ini tidak mengherankan karena dua istilah ini
berhubungan dengan makna dan sekaligus dengan bentuk.
23
3. Pengertian Homonimi
Dibandingkan dengan polisemi, homonimi tidak begitu sering terjadi dan tidak begitu kompleks, walaupun efeknya mungkin lebih serius dan bahkan lebih
22
Stephen Ullmann, Pengantar Semantik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hal. 202- 210.
23
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet. Ke-2, hal. 219
20
dramatis dalam fenomena semantik. Istilah homonimi Inggris: homonymy berasal dari bahasa Yunani Kuno, onoma diartikan nama dan homos diartikan
sama. Secara harfiah, homonimi adalah nama sama untuk benda yang berlainan.
24
Menurut T. Fatimah Djajasudarma, kata homonimi adalah hubungan makna dan bentuk bila dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang
sama homonimi ‘sama nama’ atau sering disebut juga dengan homofoni ‘sama bunyi’. Sedangkan Kushartanti mengatakan bahwasannya homonimi adalah relasi
makna antarkata yang ditulis sama atau dilafalkan sama, tetapi maknanya berbeda.
25
Seorang ahli linguis lainnya seperti John Lyons mengatakan dalam buku Bahasa dan Linguistik Suatu Pengenalan, mengatakan homonimi adalah
pendekatan yang berbeda tetapi mempunyai bentuk yang sama. Sedangkan, menurut Aminuddin dalam buku Semantik Pengantar Studi tentang Makna
mengatakan, bahwa homonimi tersebut adalah beberapa kata yang memiliki bentuk ujaran yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda-beda.
Berdasarkan pendapat Ullmann homonimi bisa terjadi disebabkan oleh tiga cara, di antaranya adalah:
26
1. Konvergensi Fonetis
Umumnya homonimi seringkali dijumpai dengan timbulnya konvergensi fonetis pemusatan atau perpaduan bunyi. Karena pengaruh bunyi yang
ada maka dua atau tiga kata yang semula berbeda bentuknya, lalu menjadi sama bunyinya dalam bahasa lisan atau bahkan sampai dengan
24
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 211
25
Kushartanti, Pesona Bahasa; Langkah Awal Memahami Linguistik, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2007, hal. 118
26
Stephen Ullmann, Pengantar Semantik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hal. 223
21
bahasa tulisannya. Misalnya, seri bermakna ‘rangkaian’ atau ‘deretan’
dan seri ‘pohon ceri’
2. Divergensi Makna