14
makna, membicarakan makna, bagaimana mula adanya makna sesuatu, bagaimana perkembangannya, dan mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa.
Semantik pun dapat menampilkan sesuatu yang abstrak, dan apa yang ditampilkan oleh semantik hanya sekedar membayangkan kehidupan mental
pemakai bahasa. Semantik ada hubungannya dengan sejarah, melibatkan sejarah
pemakaian bahasa masyarakat bahasa.
15
Gagasan-gagasan orang Yunani-Romawi tentang kata dan penggunaannya jelas mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap semantik modern, akan tetapi
tonggak pengerak atas munculnya sebuah ilmu tentang makna itu datang dari mana-mana. Munculnya ilmu ini pada pertengahan abad ke-19 dan setidaknya
ditentukan oleh dua faktor. Pertama, munculnya ilmu filologi perbandingan, dan lebih umum lagi munculnya ilmu linguistik dalam arti modern. Faktor kedua
adalah pengaruh gerakan Romantik dalam sastra.
16
2. Jenis Semantik
Pada abad kelima seorang filosof dari Neo-Platonis yaitu Proclus, melakukan survai terhadap keseluruhan yang terdapat di dalam perubahan makna dan
membeda-bedakannya menjadi beberapa tipe dasar perubahan. Perubahan itu meliputi, perubahan kultural, metafora, perluasan dan penyempitan makna dan
yang lainnya yang masih merupakan bagian semantik modern masa kini. Minat para ahli pada zaman kuno tentang kata tidaklah terbatas pada perubahan makna
15
T. Fatimah Djajasudarma, Semantik 1: Pengantar ke Arah Ilmu Makna, Bandung: Refika Aditama, 1999, hal.14
16
Stephen Ullmann, Pengantar Semantik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hal. 4.
15
saja. Mereka juga melakukan pengamatan yang tepat mengenai tingkah laku kata –
kata dalam tutur yang sebenarnya. Sedangkan, Demokritus dengan jelas melihat adanya dua jenis makna-jamak: ada sebuah kata yang mempunyai makna lebih
dari satu dan sekarang sering disebut dengan polisemi, dan sebaliknya, ada lebih
dari satu kata untuk satu gagasan atau makna dan sekarang sering disebut dengan
sinonimi .
17
Bila kita mengkaji semantik maka sudah barang tentu kita akan menemukan jenis semantik yang sangat beragam. Namun untuk memudahkan pembahasan,
penulis akan menjelaskan dua model semantik yang kerap digunakan dalam kajian ilmu bahasa. Pertama semantik leksikal, jenis semantik ini lazim digunakan dalam
ilmu semantik untuk menyebutkan satuan bahasa bermakna dan merupakan kajian semantik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem makna yang terdapat
dalam kata. Verhaar 1983:9 berkata, “Perbedaan antara leksikon dan gramatikal
menyebabkan bahwa dalam semantik kita bedakan pula antara semantik leksikal dan semantik gramatikal.
18
Kedua, semantik gramatikal, semantik gramatikal merupakan studi semantik yang khusus mengkaji makna yang terdapat dalam
satuan kalimat. Semantik gramatikal jauh lebih sulit untuk dianalisis.
19
17
Stephen Ullmann, Pengantar Semantik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hal. 3.
18
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet. Ke-2, hal. 74
19
Mansoer Pateda, Op. Cit, hal. 71.
16
B. Polisemi Sebagai Fenomena Semantik