23
5. Perbedaan Antara Homonimi dan Polisemi
Palmer mengemukakan cara untuk membedakan polisemi dari homonimi caranya yaitu:
a Penelusuran secara etimologis. Misalnya bentuk pupil yang bermakna
murid atau mahasiswa yang tidak langsung berhubungan dengan pupil of the eye yang bermakna biji mata, tetapi secara historis dianggap berasal
dari bentuk yang sama.
b Mencari makna ini. Misalnya kata tangan yang biasa dihubungkan
dengan bagian anggota badan. Tetapi dalam perkembangannya, terdapat urutan tangan kursi, dan terdapat urutan kaki tangan musuh.
c Mencari antonimnya. Maksudnya, kalau antonimnya sama, maka kita
berhadapan dengan polisemi, dan kalau antonimnya berbeda, kita berhadapan dengan homonimi. Misalnya, kata indah yang dapat
digunakan untuk rumah, baju, pemandangan. Antonimi kata indah adalah buruk. Kata buruk dapat digunakan untuk baju, pemandangan.
Dengan demikian kata indah bermakna ganda atau polisemi.
d Alasan formal. Contoh, dalam bahasa Perancis terdapat bentuk poli yang
bermakna tingkah laku yang halus, baik yang dihubungkan dengan makna literer, maupun makna kiasan.
28
6. Polisemi dan Perubahan Makna
Bahasa mengalami perkembangan, perkembangan bahasa pun mempengaruhi perkembangan makna di dalam perkembangan makna selalu mencakup segala hal
tentang makna yang berkembang, berubah, dan bergeser. Dan di dalam hal ini pula, perkembangan meliputi beberapa hal tentang perubahan makna, baik yang
meluas, menyempit atau yang bergeser maknanya. Gejala perubahan makna sebagai akibat dari perkembangan makna oleh para pemakai bahasa. Bahasa
berkembang sesuai dengan perkembangan pikiran manusia.
28
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet. Ke-2, hal, 221- 222
24
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, ada beberapa faktor yang mengakibatkan sebuah makna akan berubah dari makna aslinya. Semua itu diakibatkan karena
adanya perkembangan bahasa. Perubahan makna dengan mudah bisa terjadi
karena berbagai faktor-faktor berikut ini, antara lain:
a Menurut Meillet, bahasa itu dialihkan secara turun-temurun dalam suatu
cara yang „tak berkesinambungan‟ dari generasi yang satu ke generasi
berikutnya. Sebagian besar dari beberapa linguis menyetujui bahwa ini merupakan salah satu faktor yang sangat penting, meskipun sangat sulit
dalam membuktikan bahwa suatu perubahan dapat terjadi hanya dalam bahasa anak-anak.
b Sumber perubahan makna yang lain adalah kekaburan makna. Berbagai
kekaburan makna di antaranya yaitu sifat generik kata, banyaknya aspek dalam kata, kurangnya keakraban, tidak adanya batas makna yang jelas-
semua itu mempermudah bergesernya penggunaan. c
Hilangnya motivasi juga merupakan faktor yang menyebabkan perubahan makna.
d Adanya polisemi menunjukkan unsur kelenturan dalam bahasa. Tidak ada
kata akhir untuk suatu perubahan makna: sebuah kata dapat memperoleh makna baru, atau sejumlah makna baru, tanpa kehilangan makna aslinya.
Biasanya polisemi hanya dipakai oleh seseorang pada sebuah konteks.
25
e Banyak perubahan makna berasal dari adanya konteks bermakna ambigu
ambiguous contexts di mana sebuah kata tertentu dipakai dalam dua makna, sementara makna ujaran secara keseluruhan tetap tak
terpengaruh. f
Struktur kosakata merupakan faktor yang paling terpenting dari faktor- faktor yang umum yang menyebabkan perubahan makna terjadi.
7. Sebab-Sebab Perubahan Makna