Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

peneliti berusaha mengikuti secara intensif proses belajar mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlaq yang dilakukan pendidik dalam menggunakan metode Kisah. Dan hal-hal yang lebih intens di observasi oleh observer ialah dinyatakan bahwa observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator baik itu dari keadaan tempat kelasnya, manusianya dan juga proses belajar mengajar Aqidah Akhlak dengan menggunakan metode kisah yang dicapai baik yang ditumbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat samping lainnya. b. Wawancara Interview Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada subyek penelitian atau informan. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan cara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan. 39 Sedangkan menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar bahwa “Wawancara interview yaitu suatu proes Tanya jawab lisan, di mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendenga rkan dengan telinganya endiri suaranya”. 40 Wawancara adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap survai. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan tulang punggung suatu penelitian survai. 41 Wawancara ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, yaitu: 39 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, Yogyakarta: Andi Offset, 1989, hlm.193 40 Tayar Yusuf, Syaiful Anwar,. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 1995, Cet-1, hal. 222 41 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi eds., Metode Penelitian Survai, Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia 1998, Cet-kedua, hal.192 1 Wawancara langsung yaitu wawancara yang dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada guru mata pelajaran Aqidah Akhlaq tentang efektivitas metode Kisah yang diterapkannya. 2 Wawancara tidak langsung yaitu wawancara yang dilakukan peneliti kepada orang lain yang mengetahui tentang aktivitas pembelajaran Aqidah Akhlaq di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan interview, penulis berbincang-bincang dengan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak bapak Amrullah, S. Pd.I dan juga peserta didiknya antara lain Andhika, Ratna Sari dan Fardian Arafat. Adapun bentuk instrument wawancara yang dilakukan saat wawancara berlangsung ialah sebagai berikut: NO Obyek wawancara Pertanyaan Wawancara Jawaban 1. Guru  Sudah berapa tahun anda mengajar di SMP Al Mubarak?  Seringkah anda menerapkan Metode Kisah dalam materi aqidah akhlak?  Adakah repon dari pihak murid saat pertama kali diterpakannya Metode Kisah?  Bagaimana proses pembelajaran ketika menggunakan Metode Kisah?  Adakah perbedaan antara Metode Kisah dengan Metode yang lain?  Apakah Metode Kisah berpengaruh terhadap kemampuan anak didik dalam pengaplikasiannya kehidupan sehari-harinya?  Kelemahan dan kelebihan apa saja yang dihadapi dalam menerapkan Metode Kisah?  Berapa lama peserta didik menyelesaikan pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan Metode Kisah?  Apakah Metode Kisah mememudahkan anak dalam memahami pelajaran yang bapak disampaikan?  Adakah syarat khusus ketika bapak menggunakan Metode Kisah pada pelajaran Aqidah Akhlak?  Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di dalam kelas ketika Metode Kisah berlangsung? 2. Peserta Didik  Bagaimana anggapan dan komentar kamu mengenai penerapan metode Kisah dalam pembelajaran Aqidah Akhlak?  Apakah materi Aqidah Akhlak yang disampaikan dengan menggunakan metode kisah pada pelajaran mudah untuk dipahami?  Jika ada kesulitan untuk memahami, dari segi manakah yang susah untuk dipahami? c. Catatan Lapangan Catatan lapangan, menurut Bogdan dan Biklen 1982:72, adalah cacatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. 42 Peneliti menggunakan abstraksi berupa coretan yang berisi inti dari pengamatan dan hasil wawancara ketika di lapangan. Penyusunan cacatan lapangan dilakukan secara langsung setelah peneliti selesai pengamatan atau wawancara agar tidak lupa dan tercampur dengan Informasi yang lain. d. Dokumentasi Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang variabelnya berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan lain sebagainya. 43 Menurut Lexy J. Meleong bahwa “Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan”. 44 Pencarian data melalui teknik dokumentasi yang penulis lakukan melalui beberapa cara, baik berbentuk data yakni antara lain data Administrasi, data Pendidik, Peserta didik dan data gambar pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode kisah di kelas VIII.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dijadikan penulis untuk mengukur keberhasilan dari penggunaan metode kisah yang penulis terapkan dalam pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Untuk mengukur keberhasilan 42 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hlm. 209 43 Suharsimi. op.cit., hlm. 202 proses penggunaan metode kisah, penulis menggunakan uji tes yang berupa ulangan harian. Pelaksanaan penelitian pada tanggal 28 Maret 2013 sampai dengan selesai, yang bertempat di SMP Al Mubarak Pondok Aren, JL. Ciledug Raya Jombang. Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati penggunaan metode kisah dalam proses pembelajan Aqidah Akhlak di kelas. Baik itu pendidik atau peserta didik, karena dalam hal ini aspek pendidik dan peserta didiklah yang harus diamati dengan teliti. Sesuai dengan tes ulangan harian tersebut, jika hasilnya terisi maksimal maka metode kisah di kelas telah memberikan efektifitas yang nyata, namun apabila hanya beberapa ulangan harian yang terisi, maka metode kisah tidak dapat memperlihatkan keefektifitasannya yang nyata. Di akhir penelitian, penulis akan mewawancarai pendidik bidang studi Aqidah Akhlak bapak Amrullah dan beberapa peserta didik Farhan Nizam Firdaus, Selvy Dian Lestari dan Achmad Fathoni mengenai metode kisah ini. Dan setelah data terkumpul maka penulis akan memberikan interprestasi terhadap data tersebut.

E. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya: ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, triangulasi, pengecekan teman sejawat Meleong,1994:175. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan dua teknik yaitu triangulasi dan pembahasan dengan teman sejawat. Triangulasi yang dilakukan triangulasi metode dan triangulasi peneliti Talbot, 1994; Meleong, 1994:178. Triangulasi metode dilakukan konfirmasi data, data hasil yang dijaring lewat observasi ditriangulasi kepada guru ataupun siswa melalui wawancara. Hal ini biasanya dilakukan setelah pembelajaran, sedangkan masalah yang dikonfirmasi ditandai waktu pemantauan berlangsung dalam catatan lapangan. Triangulasi 44 Lexy. Op.cit., hlm. 217