Pembahasan Hasil Penelitian dan Pembahasan

tepat sasaran dan menjadi efektif. Penerapan metode Kisah juga membutuhkan kreativitas guru, hal itu harus didukung oleh beberapa elemen di antaranya adalah sarana yang tersedia di sekolah, walaupun terkadang tidak selalu menggunakan media namun media-media yang digunakan serta strategi yang digunakan oleh pendidik agar penerapan metode tersebut dapat berjalan dengan baik. Penyampaian materi pelajaran Aqidah Akhlak selama ini kebanyakan masih menggunakan metode ceramah, yang mana metode tersebut kurang menarik perhatian dan semangat siswa, bahkan membuat siswa cepat bosan dan tidak bisa memahami materi yang disampaikan secara maksimal karena yang disampaikan hanya teoritis saja. Maka perlu ada variasi dalam penggunaan metode dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, salah satunya adalah dengan penerapan metode Kisah, hal ini diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar siswa sehingga akan menghasilkan produk yang berkualitas. Metode Kisah ini mengkorelasikan antara teori dengan ibrah atau gambaran kehidupan pada masa lalu untuk dijadikan acuan atau bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan datang, sehingga kualitas hidup manusia akan semakin baik dari waktu ke waktu. Metode kisah yang diamati oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian pada hasil pengamatan pertama, penulis pada pengamatan pertama masih belum menunjukan hasil karena ada saat itu masih penyampaian materi. Baru kemudian pada pengamatan kedua dan seterusnya guru menggunakan metode kisah pada materi-materi khusus yang tepat. Pada pengamatan III, IV, dan V metode kisah masih dikuasai oleh guru, artinya murid masih enggan bertanya dan menjawab, ketika beberapa kali guru berkomunikasi dengan peserta didik. Meskipun ada manum hanya masih beberapa siswa saja. Hal itu berbeda dengan pengamatan yang dilakukan penulis pada pengamatan VI, VII dan VIII siswa sudah banyak yang ikut berpartisipasi mengikuti jalur kisah cerita yang disampaikan oleh pendidik. Dalam penggunaan metode kisah oleh pendidik tersebut, ada dua aspek yang penulis anggap penting untuk diangkat dalam penulisan skripsi ini. Kedua aspek tersebut yaitu aspek pendidik dan aspek peserta didik. Asek-aspek tersebut penulis anggap penting karena dalam melakukan penelitian ini yang penulis temukan dilapangan adalah kedua aspek tersebut. a Aspek Pendidik Aspek pendidik berarti melihat penggunaan metode kisah dari sisi guru yang menggunakan metode ini sebagai salah satu metodenya dalam pengajaran. Ketika metode ini dilihat dari aspek pendidik, terutama metode kisah yang berlangsung di SMP Al Mubarak Pondok Aren yaitu mata pelajaran Aqidah Akhlak dalam hal ini Amrullah S.Pd, sebagai pendidik mata pelajarannya. maka data yang penulis tampilkan sebagaimana berikut: 1. Kemampuan pendidik dalam membawakan sebuah kisah Kemampuan ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh pendidik dalam rangka menghidupkan kelas sehingga peserta didik mempunyai semangat untuk memerhatikan dan juga semangat dalam belajar. Hal ini tersebut dapat dilihat dari:  Menceritakan kisah-kisah kontekstual Kemampuan pendidik dalam menceritakan stimulus kisah kaitannya dengan memberikan kisah-kisah kontekstual ditunjukan dengan membawakan cerita sesuai tema judul materi ajarnya.  Membangkitkan minat belajar peserta didik Dalam membangkitkan minat peserta didik untuk mendengarkan cerita yang dibawakan pendidik biasanya menunjuk salah satu dari peserta didik untuk menjawab atau mengemukakan dari kisah yang telah diceritakan oleh pendidik.  Memberikan rangsangan imajinasi Rangsangan imajinasi peserta didik akan spontan terangsang ketika mendengarkan sebuah kisah yang disampaikan melalui pendidik. Dan ketika itu maka terpacu pikiran dan nalar peserta didik akan hikmah dari materi ajar yang pendidik sampaikan.  Kemampuan pendidik dalam mengaktifkan peserta didik dan mengelola kelas Kemampuan ini ditunjukan oleh guru dengan banyak cara sesuai dengan kreatifnya. Kemampuan ini sangat dibutuhkan agar kelas tidak monoton dan membosankan. Kemampuan-kemampuan tersebut diantaranya adalah:  Memberikan sepenggal pertanyaan kepada peserta didik yang tidak aktif mendengarkan untuk mengemukakan sedikit dari kisah yang disampaikan walaupun tidak banyak dalam mengemukakannya.  Tidak membiarkan peserta didik yang luput terputus dari memerhatikan guru yang sedang bercerita. Apabila peserta didik terputus dari memperhatikan pendidik yang sedang bercerita, maka peserta didik akan susah memahami apa yang diceritakan pendidik.  Kemampuan pendidik dalam menyimpulkan hasil kisah Setelah kisah usai, materi yang telah dibahas disimpulkan oleh pendidik berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan kepada peserta didik setelah usai bercerita. b Aspek Peserta Didik Aspek peserta didik juga penting diperlukan untuk menemukan apakah metode kisah berjalan dengan baik sehingga dapat ditentukan bahwa metode kisah ini dapat diandalkan dan terbilang efektif. Aspek peserta didik yang diperhatikan oleh penulis dalam penelitian ini antara lain adalah:  Keinginan peserta didik untuk mendengarkan dan mengamati sebuah kisah yang disampaikan pendidik. Hal itu ditunjukan banyaknya peserta didik yang mengamati dan memerhatikan pendidik saat bercerita. Meskipun di tengah waktu itu berlangsung masih ada yang terlepas dari cerita yang disampaikan peserta didik.  Keberanian untuk bertanya usai cerita ketika ada bahasa atau cerita yang tidak dipahami. Meskipun demikian ada juga peserta didik yang kurang paham karena keadaan demikian sering terjadi karena jam pelajaran yang letaknya di jam terakhir atau jam sebelum istirahat sehingga peserta didik hanya memikirkan pulang atau istirahat saja. karena sebagus apapun kisah yang diangkat oleh pendidik tidak akan menciptakan keefektifan bercerita apabila tidak adanya peran juga respon yang langsung dari peserta didik. Adapun keaktifan peserta didik dalam kelas saat metode kisah berlangsung menurut penulis dapat diketahui melalui beberapa hal berikut ini, yaitu: o Mendengarkan Meskipun terkadang harus diperintah terlebih dahulu oleh pendidik agar tidak bercanda atau semacamnya, namun menurut penulis hal itu sudah merupakan salah satu bentuk keikutsertaan peserta didik atau keaktifan mereka dalam berlangsungnya metode kisah itu. o Bertanya ketika telah usai bercerita Ketika cerita berlangsung biasanya ada bahasa atau jalur cerita yang muncul ketika peserta didik untuk memahami akan isi dari cerita yang dibawakan peserta didik. o Meringkas kisah Peserta didik siap menceritakan secara ringkas ketika pendidik memerintahkan untuk meringkas cerita yang telah didengarkannya. Karena pemahaman peserta didik terhadap materi kisah diperlukan untuk sejauh manakah pemahaman mereka terhadap materi, yang baru saja disampaikan kepada mereka sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik terhadap cerita yang disampaikan oleh pendidik melalui metode kisah. Dan hal ini bertujuan agar dapat diketahui seberapa jauh antusiasme peserta didik dalam merima pelajaran Aqidah Akhlak dan keberhasilan guru dalam menerapkan metode tersebut. Maka hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui berdasarkan kutipan hasil wawancara yang disampaikan oleh Bapak Amrullah selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak: “Dengan penerapan Metode Kisah dapat menambah antusiasme peserta didik, mereka menjadi lebih mudah dalam memahami materi pelajaran Aqidah Akhlak karena dengan metode tersebut mereka dapat mengambil tauladan dan hikamah dari kisah-kisah yang saya sampaikan dan lebih mengena di hati mereka sehingga hal itu akan tercermin dari tingkah laku atau akhlak mereka sehari- hari.” 30 Penerapan metode kisah ini diakui oleh guru Aqidah Akhlak bukan merupakan sebuah pelaksanaan yang hanya memenuhi tuntutan secara normative belaka, namun penerapan metode ini dilakukan untuk menambah perbendaharaan metode pembelajaran sesuai dengan karakter peserta didik di jenjang Sekolah Menengah Pertama, yang mana mereka mulai lebih berfikir logis dan sistematis sehingga metode yang digunakan juga harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan karakter peserta didik. Tujuan dari penerapan metode Kisah dalam pembelajaran Aqidah Akhlak yaitu agar peserta didik dapat lebih mudah memahami pelajaran tersebut dan menjadi lebih antusias serta bisa aktif selama proses pembelajaran, sehingga mereka mampu menguasai materi Aqidah Akhlak sekaligus bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan penerapan metode Kisah di antaranya adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang materi Aqidah Akhlak, baik dari segi teori maupun dari segi penerapannya. Karena dalam metode tersebut pendidik dapat mengkorelasikan antara materi yang ada dalam buku ajar dengan kisah-kisah dan tauladan yang patut dicontoh untuk dijadikan acuan dalam kehidupan mereka. Sesuai hasil wawancara dengan Bapak Amrullah, selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak: Selama ini para siswa kurang memahami tentang materi Aqidah Akhlak yang saya sampaikan, karena kurang adanya variasi metode dan masih 30 Amrullah, Wawancara, Tangerang Selatan 20 April 2013 cenderung monoton, namun setelah saya coba menerapkan metode Kisah mereka menjadi lebih antusias, lebih mudah faham, dan terlihat dari perubahan tingkah laku mereka menjadi lebih baik, di samping itu saya juga dapat menambah variasi metode yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak ini. 31 Keefektifan penerapan metode Kisah harus didukung oleh keterampilan guru dalam pengelolaan kelas, penggunaan sarana dan media pembelajaran, Berikut kutipan hasil wawancara dengan Bapak Amrullah, selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak: Dalam penerapan metode Kisah, selain menggunakan buku panduan dan mushaf, saya juga menggunakan media lain seperti gambar dan media audio visual, hal ini diharapkan agar para siswa dapat ikut aktif dalam menganalisis kisah-kisah yang saya sampaikan dan kemudian diaplikasikan dalam kehidupannya. Jadi, menurut analisis saya metode Kisah ini sangat efektif apabila diterapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, atau bisa juga diterapkan pada materi pelajaran lain yang memiliki relevansi dengan metode tersebut. 32 Guru sebagai mediator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki peran yang sangat penting dalam menghadapi permasalahan yang bisa terjadi selama proses pembelajaran dan memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk keberhasilan peserta didik. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Amrullah, selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak: Di samping faktor-faktor pendukung seperti yang telah saya sebutkan, dalam penerapan metode ini juga terdapat beberapa faktor penghambat, di antaranya adalah waktu yang sangat terbatas, jadi guru harus mengatur strategi agar dalam waktu yang terbatas tersebut dapat menyampaikan materi secara maksimal, sehingga metode yang digunakan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. 33 Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus terlebih dahulu mempersiapkan perencanaan pengajaran agar materi yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan terstruktur dengan baik. 31 Amrullah, Wawancara, Tangerang Selatan 20 April 2013 32 Amrullah, Wawancara, Tangerang Selatan 20 April 2013 33 Amrullah, Wawancara, Tangerang Selatan 20 April 2013 Berikut sala satu rencana pelaksanaan pengajaran RPP yang digunakan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di SMP Al Mubarak Pondok Aren. Dokumentasi RPP guru mata pelajaran Aqidah Akhlak. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN R P P SMP : Al Mubarak Mata Pelajaran : AQIDAH AKHLAK KelasSemester : VIII2 Alokasi Waktu : 2x40 Menit 1 Kali Pertemuan

A. STANDAR KOMPETENSI

Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama.

B. KOMPETENSI DASAR

• Menjelaskan pengertian dan pentingnya menerapkan akhlak terpuji kepada sesama. INDIKATOR  Menjelaskan definisi husnudz dzon  Menjelaskan definisi tawadlu  Menjelaskan definisi tasamuh  Menjelaskan definisi ta’awun TUJUAN PEMBELAJARAN  Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya husnudz dzon  Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya tawadlu  Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya tasamuh  Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya ta’awun

C. MATERI PEMBELAJARAN

 Akhlak terpuji pada sesama husnudz dzon, tawadlu’, tasamuh dan ta’awun. METODE PEMBELAJARAN  Ceramah  Kisah  Tanya Jawab

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan  Pendahuluan : Apersepsi dan Motivasi :  Menanyakan kepada siswa tentang akhlak terpuji  Menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaatnya dalam kehidupan  Kegiatan inti  Siswa mendengarkan penjelasan tentang pengertian, dasar, dan tujuan akhlak terpuji. eksplorasi  Siswa menyimak kisah cerita sahabat umar bin khatab sebagai sumber kisah tentang akhlak terpuji. Eksplorasi  Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal-hal yang masih belum jelas pada kisah umar bin khatab elaborasi  Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan akhlak terpuji. Konfirmasi  Kegiatan penutup.  Guru melaksanakan penilaian lisan  Memberikan tugas pengayaan

E. SUMBER PEMBELAJARAN

 Buku paket Aqidah Akhlaq kls VIII, Penerbit Toha Putra, Semarang  Buku lain yang relevan  Al- Qur’an

F. ASSESSMENT PENILAIAN