Pengertian Efektivitas Efektivitas Metode Kisah

dengan baik. Untuk mengetahui keefektifan mengajar bisa dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek pengajaran. Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu: 1 Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM; 2 Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa; 3 Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa orientasi keberhasilan belajar diutamakan; dan 4 Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif. 7 Sedangkan menurut Tim Penyusun Didaktik Metodik kurikulum IKIP Surabaya, bahwa demi ketepatan dan keobjektivan di dalam pengamatan dan penilaian terhadap proses belajar mengajar seorang guru, maka perlu digunakan sebuah daftar pertimbangan dan penilaian efektivitas mengajar yang berisi 10 kriteria efektifitas mengajar yang perlu diperhatikan oleh para pengajar yaitu sebagai berikut: 1 Persiapan. 2 Sikap, gaya dan suara mengajar. 3 Perumusan tujuan instruksional. 4 Bahan pelajaran. 5 Penguasaan bahan pelajaran. 6 Pengusaan situasi kelas. 7 Pilihan dan pelaksanaan metode mengajar. 8 Penggunaan alat-alat peraga pengajaran. 9 Jalan pengajaran. 10 Tekhnik evaluasi. 8 Selain itu guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan presentase waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan 7 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Media Kencana 2009, cet I, h.20 tanpa menggunakan tekhnik yang memaksa, negative atau hukuman. Selain itu guru yang efektif adalah orang-orang yang dapat menjalin hubungan simpatik dengan para siswa, menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian, memilki suatu rasa cinta belajar, mengusai sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekadar mencapai suatu prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih. Menurut Roseshine dan frust, ada 5 variabel proses guru yang memperlihatkan keajegan hubungan dengan pencapaian tujuan, yaitu: 1 Kejelasan dalam penyajian. 2 Kegairahan mengajar. 3 Ragam kegiatan. 4 Perilaku siswa akan melaksanakan tugas dan kecekatannya. 5 Kandungan bahan pengajaran yang diliput siswa. 9 Menurut pendapat Muhaimin dalam bukunya yang berjudul Paradigma Pendidikan Islam, bahwasanya keefektifan pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diukur melalui: 1 Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari. 2 Kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar. 3 Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang ditempuh. 4 Kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar. 5 Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai. 6 Tingkat alih belajar. 7 Tingkat retensi belajar. 10 Salah satu strategi yang membantu siswa belajar dari teks tertulis dan sumber- sumber informasi yang lain adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sehingga 8 Team Pembina Mata Kuliah Disaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, cet.5 Jakarta: PT. Grafindo Persada, h. 155-167 9 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Media kencana, 2009 Cet I h.21 10 10 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 156 siswa harus berhenti dari waktu ke waktu untuk menilai pemahaman mereka sendiri terhadap teks atau apa yang diucapkan gurunya.

b. Pengertian Metode Pengajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara kerja yang system untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Seiring dengan itu, oleh Mahmud Yunus mengatakan metode adalah “jalan yang akan ditempuh oleh guru untuk memberikan berbagai pelajaran pada murid-murid dalam berbagai macam jenis pelajaran. Jalan itu ialah garis yang direncanakan sebelum masuk ke dalam kelas dan dilaksanakan dalam kelas waktu mengajar”. 11 Dan menurut Nur Uhbiyati “Metoda berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metoda artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. 12 Secara etimologi, istilah metode berasal dari Yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode disebut : “Thariqat”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode” adalah: “Cara yang teratur dan berfikir baik- baik untuk mencapai maksud”. Sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang haru dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran. 13 Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seorang guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, hendaknya penggunaan metode dalam proses belajar mengajar tidak harus terfokus kepada salah satu bentuk 11 Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, JAKARTA: PT. Hidakarya Agung, h. 85 12 Dra.Hj.Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2005, cet III, h.123 13 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: ciputat pers, 2002 cet. 1, h.40 metode dalam proses belajar mengajar tidak harus berfokus kepada satu bentuk metode, akan tetapi dapat memilih atau mengkombinasikan diantara metode- metode yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga dapat memudahkan si pendidik dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Oleh Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengaplikasikan sebuah metode pengajaran: 1 Tujuan yang hendak dicapai 2 Kemampuan guru 3 Anak didik 4 Situasi dan kondisi pengajaran dimana berlangsung 5 Fasiiltas yang tersedia 6 Waktu yang tersedia 7 Kebaikan dan kekurangan sebuah metode. 14 Menurut Hasan langgung, bahwa pengajaran adalah “pemindahan pengetahuan dari seorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui”. 15 Dari pengertian di atas, terdapat unsur-unsur substansial kegiatan pengajaran meliputi : 1. Pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan. Pemindahan pengetahuan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan pengajar kepada orang lain yang belum mengetahui pelajar melalui suatu proses belajar mengajar. Jadi pengajaran adalah suatu pemberian ilmu dan teknologi kepada peserta didik agar nereka memilki kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik yang dapat diimplikasikan dalam kehidupan sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya, masyarakatnya dan bangsanya menuju kehidupan yang sejahtera, adil dan makmur. 14 Ibid., h.109