Aspek-Aspek Locus of Control

19 dan pengaruh dari luar dirinya. Faktor dalam aspek eksternal adalah nasib, keberuntungan, sosial ekonomi, dan pengaruh orang lain. a. Nasib Individu yang memiliki external locus of control percaya akan firasat baik, buruk. Mereka menganggap kesuksesan dan kegagalan yang mereka peroleh sudah di takdirkan dan mereka tidak dapat merubah kembali peristiwa yang telah terjadi. b. Keberuntungan Individu yang memiliki external locus of control menganggap setiap orang memiliki keberuntungan dan mereka sangat mempercayai adanya keberuntungan. c. Sosial Ekonomi Individu yang memiliki external locus of control bersifat materialistik dan menilai orang lain berdasarkan tingkat kesejahteraan. d. Pengaruh Orang Lain Individu yang memiliki external locus of control sangat mengharapkan bantuan orang lain dan menganggap bahwa orang yang memiliki kekuasaan lebih yang lebih tinggi dari mereka, mempengaruhi perilakunya. Berdasarkan aspek-aspek locus of control dapat disimpulkan bahwa ada 2 aspek locus of control yaitu aspek internal faktor faktor pembentuknya yaitu minat, usaha dan kemampuan dan aspek eksternal faktor faktor pembentuknya nasib, keberuntungan, sosial ekonomi dan pengaruh orang lain. 20

2.2.3 Karakteristik Locus of Control

Petri, 1980 dalam Lina, 1997 menyatakan mengenai karakteristik pada individu yang berlocus of control eksternal. Karakteristik individu yang memiliki locus of control eksternal yaitu : a. Memiliki sikap patuh b. Lebih conform terhadap otoritas atau pengaruh-pengaruh yang ada c. Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain Karakteristik individu yang memiliki locus of control internal yaitu : a. Lebih mandiri, lebih ulet, mempunyai daya tahan yang kuat lebih tahan dalam menghadapi pengaruh sosial b. Lebih mampu menunda pemuasan, tidak mudah terpengaruh, dan lebih mampu menghadapi kegagalan c. Lebih aktif dan ulet dalam mencari dan menggunakan informasi yang relevan untuk menguasai keadaan

2.3 Dinamika Hubungan Locus of Control dan Organizational Citizenship

Behavior OCB OCB merupakan perilaku yang berkaitan dengan kontribusi di luar peran formal yang ditampilkan oleh seorang karyawan dan tidak mengharapkan imbalan atau hadiah formal dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan efektivitas organisasi Organ et al., 2006. Para pakar organisasi menyatakan pentingnya OCB bagi keberhasilan sebuah organisasi, karena pada dasarnya organisasi tidak dapat mengantisipasi seluruh perilaku dalam organisasi hanya dengan 21 mengandalkan deskripsi kerja yang dinyatakan secara formal saja George,1990. Menurut Organ et al, 2006 bahwa OCByang terdiri dari dimensi,yaitu : altruism perilaku membantu, courtesy perilaku menghormati orang lain, conscientiousness perilaku melakukan usaha melebihi harapan perusahaan, sportsmanship perilaku tidak suka protes dan mengeluh, civic virtue perilaku berpartisipasi aktif dalam perusahaan, cheerleading rendah hati, peacemaking perilaku mencari solusi dalam masalah perusahaan. Di dalam dimensi tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya orang yang melakukan OCB akan berkerja secara suka rela, sangat bertanggung jawab, dan giat dalam setiap aktifitas pekerjaan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Staub, kemudian oleh Wilson dan Petruska dalam dayaksini, Hudaniah 2009, menunjukkan bahwa individu yang memiliki tingkat kecenderungan yang tinggi untuk melakukan tindakan menolong memiliki karakteristik kepribadian yakni memiliki self esteem yang tinggi, rendahnya kebutuhan akan persetujuan orang lain, memiliki tanggung jawab yang tinggi, dan locus of control internal. Individu yang memiliki locus of control internal yang tinggi memiliki ciri ciri lebih bertanggung jawab, berpartisipasi dan berkontribusi, rajin, ulet , mandiri, memiliki kepercayaan yang tinggi akan kemampuan dirinya Phares, 1976 dalam Lina, 1997. Penelitian yang dilakukan oleh Midlarsky dan Midlarsky 1973 juga menujukkan bahwa locus of control internal sebagai fasilitator individu untuk memunculkan perilaku menolong. Pada intinya, penelitian ini menemukan bahwa subjek berorientasi internal lebih mungkin untuk membantu orang lain daripada individu dengan subjek eksternal. Dalam hal ini orang yang