15
dengan OCB, melainkan melalui variabel lain seperti perasaan tanggung jawab terhadap rekan kerja dan suatu pekerjaan.
c. Karakteristik kepemimpinan Secara keseluruhan, perilaku kepemimpinan memiliki hubungan yang
signifikan dengan OCB Podsakoff, dkk dalam Burton, 2003. Transformational Leadership, Leadership dan Substitute for Leadership
memiliki hubungan dengan OCB. Namun, ”super” leadership tidak
memiliki hubungan dalam menampilkan OCB dalam organisasi Burton, 2003. Oleh karena itu daapat disimpulakn bahwa karyawan akan bersedia
melakukan pekerjaan tugas tambahan jika mereka bekerja pada manajer atasan yang inspirsional dan suportif.
d. Karakteristik organisasi Penelitian sebelumnya bahwa organizational formalization, organization
flexibility, dan advisory staff suppor tidak menunjukkan signifikansi yang konsisten terhadap OCB. Disisi lain percieved organizational
support POS menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap OCB. Penghubung yang kuat tersebut ada pada dimensi altruisme yang
dikemukakan oleh Setton, Bennett, dan Liden sebagai OCB I , dimana ‖I‖ menunjukkan interaksi dengan individu bukan dengan organisasi.
Selain karakteristik individual yang disebutkan diatas, locus of control salah satunya merupakan karaterisitik kepribadian yang memunculkan OCB.
Dimanalocus of control yang dimiliki individu sebagai alasan individu tersebut
16
untuk memunculkan perilaku OCB. Blakely, Gerald L; Srivastava, Abhishek; Moorman, Robert H, 2005.
2.2. LOCUS OF CONTROL
2.2.1. Definisi
Locus Of Control
Locus of control merupakan suatu keyakinan mengenai sumber kontrol dari penguat reinforcement. variabel kepribadian Locus of control, yang disebut
sebagai locus of control internal, meyakini bahwa reinforcement yang mereka terima adalah sebuah fungsi perilaku dan atributnya sendiri. Orang-orang yang
memiliki locus of control eksternal, berpikir bahwa reinforcement di kontrol oleh
orang lain, takdir atau keberuntungan Rotter dalam Schultz Schultz, 1994.
Internal locus of control indicates a belief that reinforcement is brought about byour own behavior. External locus of control indicates a belief that
reinforcement isunder the control of other people, fate or luck. Rotter dalam Schultz Schultz, 1994
Stone dan Jackson dalam Howard, 1996, juga menjelaskan bahwa individu yang berorientasi pada locus of control internal berkeyakinan bahwa mereka
mempunyai kontrol lebih dalam mengendalikan kejadian ataupun peristiwa yang dialaminya dan menganggap bahwa perubahan yang terjadi adalah karena
tindakan atau usahanya sendiri. Individu dengan locus of control internal juga dilaporkan lebih sedikit mengalami kecemasan, memiliki self-esteem yang tinggi,
lebih bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya, dan mempunyai kesehatan mental yang baik Rotter dalam Schultz Schultz, 1994. Selain itu,
17
individu yang mengembangkan orientasi internal meyakini bahwa keterampilan, kerja keras, tinjauan terhadap masa depan, dan perilaku yang bertanggung jawab
akan memberikan hasil yang positif Rotter, dalam Baron Byrne, 1992. Individu dengan locus of control internal percaya bahwa hasil yang mereka
peroleh bergantung pada usaha dan karakteristik manusia Phares, 1992. Locus of control eksternal merupakan keyakinan bahwa penguat berada di
bawah kontrol dari orang lain, takdir atau keberuntungan Rotter dalam Schultz
Schultz, 1994. Individu dengan locus of control eksternal berkeyakinan bahwa
perilaku dan kemampuan mereka tidak memberi penguatan terhadap mereka, memberi nilai yang rendah terhadap segala usaha yang dilakukan, dan mereka
juga mempunyai sedikit keyakinan akan kemungkinan bahwa mereka dapat mengontrol hidupnya pada masa yang akan datang Rotter dalam Schultz
Schultz, 1994. Individu yang mengembangkan orientasi eksternal juga meyakini bahwa suatu kejadian ditentukan oleh kesempatan, tindakan orang lain dan faktor-
faktor yang tidak dapat dikontrol Rotter dalam Baron Byrne, 1992. Rotter Baron Byrne, 1992 menyebutkan bahwa individu dengan locus
of control internal ternyata lebih banyak menimbulkan pengaruh-pengaruh positif pada kepribadian. Sebaliknya, individu dengan locus of control eksternal lebih
bersikap menerima conform terhadap pengaruh-pengaruh tesebut.