16
bawah 0,1 mLmin maka disebut hiposalivasi, sedangkan apabila nilai rata-rata aliran saliva pada kondisi istirahat di atas 0,3 mLmenit maka disebut hipersalivasi.
8,12,13,14
Sedangkan nilai normal SFR yang distimulasi berkisar 1,0-3,0 mLmenit. Apabila terletak dibawah 0,7 mLmenit maka disebut hiposalivasi, sedangkan apabila
diatas 3,0 mLmenit disebut hipersalivasi.
8,12,13,14
Salivary flow rate sangat berkaitan dengan viskositas saliva. Viskositas saliva merupakan derajat kekentalan suatu cairan saliva. Viskositas saliva dipengaruhi oleh
suhu, apabila suhu semakin meningkat maka viskositas saliva akan menurun. Sebaliknya, apabila suhu semakin menurun maka viskositas saliva akan meningkat.
Viskositas saliva juga dipengaruhi oleh jumlah konsentrasi larutan, semakin tinggi konsentrasi larutan maka viskositas saliva semakin tinggi. Sebaliknya, apabila jumlah
konsentrasi larutan semakin rendah maka viskositas saliva semakin rendah.
8,12,13,34,35
2.1.10 Metode Pengambilan Saliva
Subjek terlebih dahulu diinstruksikan untuk tidak mengkonsumsi baik makanan ataupun minuman kecuali air putih 1 jam sebelum dilakukannya
pengambilan saliva. Subjek juga diminta untuk memperhatikan waktu untuk pengumpulan saliva dan tidak secara sengaja mengumpulkan sebanyak-banyaknya air
liur saliva . Subjek dalam keadaan tenang, dengan posisi kepala dianjurkan untuk condong ke depan dan mulut dalam kondisi tetap terbuka serta mengumpulkan saliva
setiap 1 menit sekali dengan cara membiarkan air liur saliva mengalir pada wadah yang telah disediakan sebelumnya. Kemudian dengan pengumpulan saliva dalam
kondisi tanpa terstimulasi, saliva yang terdapat pada tabung wadah penelitian digoyang-goyangkan agar menyatu pada wadahnya. Setelah itu, dicatat hasil volume
air liur saliva yang terdapat pada wadah tersebut. Jika mencari nilai SFR , maka volume saliva yang didapatkan sebelumnya dibagi oleh satuan waktu dalam menit.
Sehingga didapatkan nilai SFR dengan satuan mL per menit. Jika sudah didapatkan nilai SFR nya, kemudian dibagi dalam beberapa kategori yaitu hiposalivasi , SFR
rendah, normosalivasi, hipersalivasi.
15
17
Berikut ini adalah beberapa metode pengumpulan saliva yang biasanya digunakan dalam penelitian adalah passive drool, spitting, suction, dan absorbent.
15
a. Passive Drool
Metode pengumpulan saliva dengan cara mengeluarkan saliva secara pasif ke suatu wadah penampungan
b. Metode Spitting
Dalam metode ini, air liur saliva dikumpulkan pada bagian dasar mulut dan subjek diinstruksikan untuk membuang air liur saliva ke dalam
wadah penampung setiap 1 menit.
c. Metode Suction dan Absorbent
Dalam metode suction , air liur saliva diaspirasi dengan menggunakan saliva ejector atau dengan aspirator. Sedangkan metode
absorbent yaitu mengumpulkan saliva dengan menggunakan bahan penyerap seperti swab, cotton roll, atau gauze sponge, kemudian diletakkan dalam
tabung dan kemudian diputar secara sentrifugal. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan jenis
metode passive drool , dimana subjek diinstruksikan untuk membuang saliva