Definisi Operasional METODOLOGI PENELITIAN

38

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik subyek penelitian Karakteristik dari 30 subjek penelitian mencakup data demografis seperti terlihat pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Karakteristik subjek penelitian n=30 Karakteristik Non Perokok Perokok Jumlah n Presentase Jumlah n Presentase Umur 17-24 tahun 10 33.3 3 10 25-34 tahun 2 6.7 6 20 35-44 tahun 1 3.3 5 16.7 45-50 tahun 2 6.7 1 3.3 Median min-maks 24 19-50 33 17-50 Pendidikan SD 2 6.7 6 20 SMP 2 6.7 8 26.7 SMA 10 33.3 1 3.3 Perguruan Tinggi 1 3.3 Lama Merokok tidak ada 15 50 5 tahun 2 6.7 6 - 10 tahun 2 6.7 10 tahun 11 36.7 Jumlah Rokok Perhari 15 50 10 batang 7 23.3 11 - 20 batang 8 26.7 39 Hasil pada tabel 4.1 menunjukkan jumlah perokok terbanyak pada kelompok usia 25-34 tahun yaitu sebesar 6 20 subjek, sedangkan jumlah non-perokok terbanyak pada kelompok usia 17-24 tahun yaitu sebesar 10 33,33 subjek. Berdasarkan status pendidikan, jumlah perokok terbanyak sebesar 8 26,7 subjek pada tingkat lulusan pendidikan SMP sederajat, sedangkan jumlah non-perokok terbanyak pada tingkat lulusan pendidikan SMA sederajat sebesar 10 33,3 subjek. Pada tabel 4.1 juga menunjukkan pada kelompok subjek perokok terdapat 2 orang yang sudah merokok kurang dari 5 tahun, 2 orang yang sudah merokok antara 6 sampai 10 tahun dan subjek perokok terbanyak yaitu perokok yang sudah merokok lebih atau sama dengan 10 tahun yaitu 11 subjek. Sedangkan pada kelompok perokok yang sehari mengkonsumsi kurang dari 10 batang rokok terdapat 7 orang, sedangkan 8 orang lainnya menghabiskan 10 sampai 20 batang rokok per hari . 4.1.2Status Kesehatan Gigi dan Mulut Subjek Penelitian Tabel 4.2 Oral Hygiene Index dan Skor OHIS n=30 Non Perokok Perokok n=15 n=15 P Oral HygieneOHIS Index 1.74±0.54 2.46±0.82 0.009 Plaque Index 0.67 0-1.2 1.00 0-1.2 0.019 Calculus Index 1.12±0.45 1.60±0.62 0.024 Gingival Index 0.77±0.48 1.02±0.48 0.153 DMFT Index 6.73±4.62 10.13±6.72 0.118 Median Minimal-Maksimal Dalam menentukan status kesehatan gigi dan mulut, dapat dilihat dari pemeriksaan fisik gigi dan rongga mulut. Oral Hygiene Index Simplified OHIS merupakan suatu indeks untuk menentukan status kebersihan mulut seseorang, yang dapat dilihat berdasarkan Debris Index DI dan Calculus Index CI yang menunjukkan adanya debris dan kalkulus pada permukaan gigi. Sedangkan Gingival Index GI merupakan suatu index untuk menentukan kondisi gusi seseorang yang 40 dilihat berdasarkan warna gusi, konsistensi, dan kecenderungan untuk berdarah. Semakin tinggi nilai OHIS, maka makin buruk status kesehatan gigi dan mulut seseorang. Pada tabel 4.2 rerata OHIS pada subjek perokok jika dibandingkan dengan subjek non-perokok yaitu 2,46 dibanding 1,74. Hal tersebut menunjukkan status kesehatan mulut pada subjek perokok lebih buruk dibandingkan dengan subjek non- perokok. Rerata PI pada subjek perokok lebih tinggi dibandingkan subjek non- perokok yaitu 0,86 dibanding 0,62. Hal tersebut menunjukkan plak pada gigi subjek perokok lebih tebal dibandingkan subjek non-perokok. Sedangkan rerata CI pada subjek perokok lebih tinggi dibandingkan dengan subjek non-perokok, yaitu 1,60 dibanding 1,12. Hal tersebut menunjukkan tingkat kejadian karies gigi pada subjek perokok lebih tinggi daripada subjek non-perokok. Rerata GI pada subjek perokok juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan subjek non-perokok yakni 1,02 pada subjek perokok dan 0,77 pada subjek non-perokok. Hal tersebut menunjukkan kondisi gusi subjek perokok lebih rentan berdarah dibandingkan subjek non-perokok. Jumlah gigi yang berlubang, hilang dan yang ditambal pada subjek perokok lebih banyak dibandingkan pada subjek non-perokok, dibuktikan berdasarkan nilai DMFT yang lebih tinggi pada subjek perokok yaitu 10,13 dibanding 6,73 pada subjek non- perokok. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa status kesehatan gigi dan mulut pada subjek perokok lebih buruk dibandingkan dengan subjek non- perokok, ditinjau dari OHIS, PI, CI, GI, DMFT yang nilainya lebih tinggi pada subjek perokok dibandingkan subjek non-perokok. 41

4.1.3 Salivary Flow Rate SFR

Berikut ini hasil pengukuran SFR tanpa terstimulasi pada subjek perokok dan non-perokok, dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut : Gambar 4.3 SFR pada Saliva Perokok dan Non-Perokok Nilai rerata SFR pada subjek perokok didapakan lebih rendah dibanding subjek non -perokok yaitu sebesar 0,318 0.27008 mlmenit pada subjek perokok dan 0,333 0.20325 mlmenit pada subjek non-perokok dengan selisih keduanya sebesar 0,015 mlmenit. Ketika dilakukan uji normalitas didapatkan nilai p0,05. Kemudian setelah dilakukan transformasi data pada nilai SFR dan uji unpaired t-test menunjukkan nilai p=0,701 p0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat

Dokumen yang terkait

Deteksi Derajat Keasaman (pH) Saliva pada Perokok dan Non Perokok

1 29 64

Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Skor Kualitas Hidup Laki - laki Perokok dan Laki – Laki Bukan Perokok Yang Diukur Dengan Kuisioner SF – 36v2.

1 24 70

Andhika Pangestu. Program Studi Pendidikan Dokter. Deteksi Salivary Flow Rate pada Pria Perokok dan Non-Perokok

0 11 0

Peran Rokok Terhadap Kualitas Hidup: Evaluasi menggunakan kuesioner SF-36v2 antara perokok dan non perokok laki-laki

1 19 74

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 3 16

PENDAHULUAN Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 2 4

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 4 11

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

Pengaruh Nikotin Terhadap Tekanan Darah Sistol dan Denyut Jantung Pada Perokok Pasif dan Perokok Aktif Laki-Laki Dewasa.

0 0 23