Bagi civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6 Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Saliva Sumber : Martini, 2011

2.1.3 Komposisi Saliva

Kelenjar saliva menghasilkan 1,0 sampa 1,5 liter saliva setiap harinya. Sekitar 99,4 persen air terkandung dalam saliva. Sekitar 0,6 persen meliputi elektrolit terutama Na, Cl, dan HCO3, buffer, glikoprotein, antibody, enzim, dan zat sisa. Musin sebagai salah satu zat glikoprotein, memiliki peranan penting dalam mengatur lubrikasi pada saliva. Hampir sekitar 70 persen saliva berasal dari kelenjar saliva submandibula, sedangkan sekitar 25 persen berasal dari kelenjar parotid serta sekitar 5 persen sisanya berasal dari kelenjar saliva sublingual. Buffers pada saliva bertujuan menjaga derajat keasaman mulut kita yang berkisar diantara 7,0. Hal tersebut mencegah akumulasi bakteri pada mulut. Kemudian, saliva juga mengandung antibody IgA dan lisozim. Keduanya memiliki peranan penting dalam mengatur populasi bakteri pada mulut. Secara garis besar komposisi saliva dibagi menjadi 2 komponen, yaitu komponen organic saliva dan komponen anorganik saliva. Komponen organic saliva terdiri dari protein yang meliputi enzim alfa-amilase, lisozim, kalikrein, laktoperosidase, musin. Sedangkan komponen anorganik saliva 7 terdiri dari Sodium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Klorida, Fosfat, Nitrat, Potassium. 8,12,13,34,35

2.1.4 Fungsi Saliva

Saliva memiliki peranan penting dalam mekanisme protektif bagi mulut seperti mampu mencairkan zat makanan yang bersifat iritatif dan panas sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada mucosa buccal, membersihkan partikel makanan yang tersisa pada rongga mulut sehingga kebersihan dan higienitas rongga mulut tetap terjaga, memusnahkan bakteri yang bersifat pathogen pada rongga mulut sehingga resiko kejadian karies dental dan infeksi buccal. Sebagai contoh lisozim memiliki efek bakterisidal, IgA sebagai sistem imun melawan invasi bakteri dan virus, sedangkan laktoferrin memiliki mekanisme bakteriostasis termasuk mencegah multiplikasi bakteri. Selain itu, saliva juga berfungsi pada proses mengunyah dan menelan. Mukus saliva dapat melubrikasi makanan dan mukosa buccal serta membantu proses mastikasi, menelan, dan membentuk bolus makanan. Saliva juga dapat menguraikan zat pati amilum menjadi maltose melalui enzim alfa amylase ptyalin dan dapat menstimulasi penguraian trigliserida oleh enzim lingual lipase. Disamping itu, saliva juga memegang peranan penting dalam sensasi rasa, berbicara, fungsi ekskresi, dan pengaturan suhu tubuh temperatur. 8,12,13,34,35 Secara garis besar, Saliva memiliki fungsi sebagai berikut 8,12,13 : 1 Membentuk lapisan mucus pelindung pada membrane mukosa yang berfungsi sebagai barrier terhadap irritant dan dapa mencegah kekeringan pada mulut. 2 Membantu membersihkan mulut dari makanan, debris sel, dan bakteri yang pada akhirnya akan menghambat pembentukan plak. 3 Mengatur pH rongga mulut karena mengandung bikarbonat, fosfat, dan protein amfoter. 4 Membantu menjaga integritas gigi karena mengandung kalsium dan fosfat. 5 Menyediakan komposisi mineral yang dibutuhkan email gigi.

Dokumen yang terkait

Deteksi Derajat Keasaman (pH) Saliva pada Perokok dan Non Perokok

1 29 64

Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Skor Kualitas Hidup Laki - laki Perokok dan Laki – Laki Bukan Perokok Yang Diukur Dengan Kuisioner SF – 36v2.

1 24 70

Andhika Pangestu. Program Studi Pendidikan Dokter. Deteksi Salivary Flow Rate pada Pria Perokok dan Non-Perokok

0 11 0

Peran Rokok Terhadap Kualitas Hidup: Evaluasi menggunakan kuesioner SF-36v2 antara perokok dan non perokok laki-laki

1 19 74

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 3 16

PENDAHULUAN Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 2 4

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 4 11

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

Pengaruh Nikotin Terhadap Tekanan Darah Sistol dan Denyut Jantung Pada Perokok Pasif dan Perokok Aktif Laki-Laki Dewasa.

0 0 23