22
5
Kelainan pada gigi, kulit, dan rambut
Perokok aktif lebih muda menderita penyakit gigi, mempercepat penuaan pada kulit, serta reiko kerontokan dan rambut beruban meningkat.
18
2.1.12 Status Kesehatan dan Kebersihan Gigi dan Mulut
Kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut dapat dinilai dengan menggunakan indeks yang hasilnya didapat dari pemeriksaan fisik gigi dan mulut. Terdapat
beberapa indeks yaitu Oral Hygiene Index Simplified OHIS adalah indeks untuk menentukan status kebersihan mulut seseorang yang dinilai dari Debris Index DI
dan Calculus Index CI yang menunjukkan adanya sisa makanandebris dan kalkulus karang gigi pada permukaan gigi. Plaque index PI digunakan untuk mengukur
ketebalan plak pada permukaan gigi. Gingival index GI digunakan untuk menilai keadaan gusi seseorang dengan melihat keparahan gingivitis berdasarkan warna gusi,
konsistensi dan kecenderungan untuk berdarah. Decayed, missing, and filled teeth DMFT digunakan untuk melihat jumlah gigi yang berlubang, hilang dan jumlah gigi
yang ditambal.
19,20
Oral Hygiene Index Simplified OHIS merupakan suatu indeks yang biasa digunakan untuk menentukan tingkat kebersihan mulut seseorang dengan
memperhatikan nilai Debris Index DI dan Calculus Index CI. Pada pemeriksaan OHIS ini menurut Greene dan Vermilion, bagian gigi yang diperiksa adalah 6
permukaan gigi yakni empat permukaan gigi posterior dan dua permukaan gigi anterior. Permukaan gigi pada bagian posterior yang diperiksa adalah molar pertama
atau molar kedua. Bagian yang diperiksa adalah molar atas pada sisi bukal dan molar bawah pada sisi lingual. Sedangkan permukaan gigi bagian anterior yang diperiksa
adalah permukaan labial dari incisivus satu kanan atas dan insisivus satu kiri bawah. Namun jika, pada kedua bagian gigi anterior tidak ada, maka dapat dilihat dar
insisivus satu pada sisi yang berlawanan dari midline
19,20
23
Skor OHIS didapatkan dari rumus perhitungan nilai DI dijumlahkan dengan nilai CI. Ketika didapatkan hasil skor OHIS baik dimana skor OHIS mencapai 0,0-1,2,
skor OHIS sedang mencapai 1,3-3,0, serta skor OHIS buruk mencapai 3,1-6,0
19,20
2.1.12.1 Nilai DI, CI, dan GI
Pemeriksaan DI digunakan untuk melihat apakah terdapat debris yang melekat pada gigi. CI adalah suatu index untuk mengetahui apakah terdapat kalkulus atau
tidak pada gigi seseorang.
19,20
Sedangkan pada pemeriksaan GI dilakukan untuk menentukan derajat peradangan pada gingival dan kerentanan untuk mengalami pendarahan. Dikatakan
inflamasi ringan ketikan skor GI diantara 0,1-10, inflamasi sedang 1,1-2,0, serta inflamasi berat 2,1-3,0.
19,20
Nilai Debris Index DI Nilai Calculus Index CI
Nilai Gingival Index GI
2 : Debris lunak menutupi lebih dari 13 permukaan,
tetapi tidak lebih dari 23 permukaan gigi.
3 : Kalkulus supragingival menutupi
lebih dari
23 permukaan gigi.
3 : Inflamasi hebat pada gingival
tampak warna
merah terang
, edema
tulserasi ,
cenderung pendarahan spontan.
1 : Debris lunak menutupi tidak
lebih dari
13 permukaan gigi.
2 : Kalkulus supragingival lebih dari 13 tetapi tidak lebih dari
23 permukaan gigi. 2 : Inflamasi gingiva sedang
tampak warna kemerahan , edema, terdapat pendarahan
saat probing.
0 : Tidak ada debrissisa makanan
yang menempel
1 : Kalkulus supragingival menutupi tidak lebih dari 13
1 : Inflamasi ringan pada gingiva tampak perubahan
24 pada gigi.
permukaan gigi. warna , sedikit edema ,
tidak terdapat pendarahan saat probing
- 0 : Tidak terdapat kalkulus.
0 : Gingiva normal Tidak ada inflamasi
- 3 : Debris lunak menutupi lebih
dari 23 permukaan gigi. -
2.1.13 Efek Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Merokok dapat mengganggu keseimbangan fisiologis rongga mulut, termasuk gigi dan mulut. Efek rokok terhadap kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh
intensitas dan lamanya merokok, kuantitas jumlah rokok yang dikonsumsi dalam sehari, jenis rokok yang dikonsumsi, dan bagaimana prosedur merokok nya.
Sehingga, semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi, semakin sering intensitas merokok dan lamanya merokok secara langsung dapat meningkatkan kejadian
kerusakan pada gigi dan mulut. Rokok dapat menimbulkan gangguan pada mukosa di sekitar rongga mulut yang mudah terpapar efek langsung dari rokok tersebut
21
Zat karsinogenik pada rokok dapat mempengaruhi secara langsung pertahanan tubuh host, kerusakan matriks ekstraseluler, dan proses alamiah penyembuhan luka.
Merokok dapat menyebabkan penurunan fungsi imun saliva yaitu penurunan sel PMN, penurunan antibodi dalam saliva seperti IgA dan IgG serta penurunan rasio
CD4+CD8 pada komposisi cairan saliva sehingga dapat meningkatkan akumulasi jumlah bakteri anaerob pada rongga mulut. Merokok juga dapat meningkatkan
produksi sitokin proinflamasi berupa TNF alfa, IL 1, dan PGE sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada matriks ekstraseluler. Merokok juga dapat