2.2.4.3 Karakter sikap
Menurut Brigham 1991 ada beberapa ciri sifat karakteristik dasar dari sikap, yaitu :
1. Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku;
2. Sikap ditunjukan mengarah kepada obyek psikologis atau kategori,
dalam hal ini skema yang dimiliki orang menentukan bagaimana mereka mengkategorisasikan target object dimana sikap diarahkan;
3. Sikap dipelajari;
4. Sikap mempengaruhi perilaku. Mengukuhi suatu sikap yang mengarah
pada suatu obyek memberikan satu alasan untuk berperilaku mengarah pada obyek itu dengan suatu cara tertentu.
2.2.4.4 Fungsi sikap
Menurut Katz 1960 dalam Dayakisni 2003, ada empat fungsi sikap diantaranya: 1.
Utilitarian function: sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh atau memaksimalkan ganjaran reward atau persetujuan dan
meminimalkan hukuman. Dengan kata lain, sikap dapat berfungsi sebagai penyesuaian sosial, misal seseorang dapat memperbaiki ekspresi dari
sikapnya terhadap sesuatu objek tertentu untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan.
2. Knowledge function: sikap membantu dalam memahami lingkungan
sebagai skema dengan melengkapi ringkasan evaluasi tentang obyek dan kelompok atau segala sesuatu yang dijumpai di dunia ini.
3. Value-expressive function: sikap kadang-kadang mengkomunikasikan nilai
dan identitas yang dimiliki seseorang terhadap orang lain. 4.
Ego defensive function: sikap melindungi diri, menutupi kesalahan, agresi, dan sebagainya dalam rangka mempertahankan diri. Sikap ini
mencerminkan kepribadian individu yang bersangkutan dan masalah- masalah yang belum mendapatkan penyelesaian secara tuntas, sehingga
individu berusaha mempertahankan dirinya secara tidak wajar karena ia merasa takut kehilangan statusnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4.5 Pembentukan dan Perubahan Sikap
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu bawaan, malainkan hasil interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis.
Faktor pengalaman besar peranannya dalam pembentukan sikap. Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat
mengalami perubahan. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sherif Sherif 1956 bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan.
Sebagai hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia
berkenaan dengan obyek tertentu. Lebih tegas, menurut Bimo Walgito 1980 dalam Dayakisni 2003 bahwa
pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1.
Faktor internal individu itu sendiri, yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang
datang akan diterima atau ditolak. 2.
Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
Sementara itu Mednick, Higgins Kirschenbaum 1975 menyebutkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Pengaruh sosial, seperti norma dan kebudayaan
b. Karakter kepribadian individu
c. Informasi yang selama ini diterima individu.
Keitga faktor ini akan berinteraksi dalam pembentukan sikap. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembentukan dan perubahan sikap pada dasarnya
dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri individu dan faktor di luar diri individu yang keduanya saling berinteraksi. Proses ini akan berlangsung selama
perkembangan individu. Menurut Kelman 1991 dalam Dayakisni 2003, secara umum ada tiga proses perubahan:
1. Kesediaan. Terjadinya proses yang disebut kesediaan adalah ketika
individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau dari sekelompok lain dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi atau tanggapan
Universitas Sumatera Utara
positif dari pihak lain tersebut. Kesediaan menerima pengaruh pihak lain itu biasanya tidak berasal dari hati kecil seseorang akan tetapi lebih
merupakan cara untuk sekedar memperoleh reaksi positif seperti pujian, dukungan, simpati dan semacamnya sambil menghindari hal-hal yang
dianggap negatif. Tentu saja perubahan prilaku yang terjadi dengan cara seperti itu tidak akan dapat bertahan lama dan biasanya hanya tampak
selama pihak lain diperkirakan masih menyadari akan perubahan sikap yang akan ditunjukan.
2. Identifikasi. Terjadi apabila individu meniru perilaku atau sikap seseorang
atau sikap kelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara
dia dengan pihak lain termasuk. Pada dasarnya proses indentifikasi merupakan sarana atau untuk memelihara hubungan yang diinginkan
dengan orang atau kelompok lain dan cara untuk menopang pengertiannya sendiri mengenai hubungan tersebut. Bentuk identifikasi yang lain adalah
identifikasi dalam usaha memelihara hubungan individu dengan kelompok yang mengharapkannya agar bersikap sama. Dalam ini indivindu bersikap
sesuai dengan harapan kelompok dan sesuai dengan peranannya dalam hubungan sosial dengan kelompok tersebut.
3. Internalisasi terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia
bersikap menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan sistem nilai yang di anut. Dalam
hal ini, maka isi dan hakikatnya sikap yang diterima itu sendiri dianggap oleh indivindu sebagai memuaskan. Sikap sedemikian itulah yang
biasanya tidak mudah untuk berubah selama sistem nilai yang ada dalam diri individu yang bersangkutan masih bertahan.
Demikianlah tiga proses yang merupakan mekanisme perubahan sikap sebagaimana konsepsi Kelman. Lebih lanjut, dalam teori ini kelman menerangkan
bahwa proses mana yang akan terjadi banyak bergantung pada sumber kekuatan pihak yang mempengaruhi, berbagai kondisi yang mengendalikan masing- masing
proses terjadi pengaruh, dan implikasinya terhadap permanensi perubahan sikap.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Teori Integrasi Informasi