2.2.5 Teori Integrasi Informasi
Teori integrasi informasi memusatkan perhatian pada cara komunikator mengumpulkan dan mengatur informasi mengenai orang lain, benda-benda,
situasi serta ide-ide untuk membentuk sikap attitudes. Sikap adalah predispositions to act in a positive or negative way toward some object
kecendrungan untuk bertindak secara positif maupun negatif terhadap suatu objek. Pendekatan yang diajukan teori integrasi informasi merupakan salah satu
model pendekatan yang paling populer yang menjelaskan bagaimana pembentukan dan perubahan sikap dapat terjadi.
Peneliti menggunakan teori ini sebagai arahan penelitian mengingat teori ini berasumsi bahwa kognisi sebagai suatu proses untuk mengetahui, memahami dan
mempelajari sesuatu merupakan suatu sistem interaksi yang mana informasi memiliki potensi memengaruhi kepercayaan atau sikap individu. Suatu sikap
merupakan kumpulan informasi mengenai suatu objek, orang, situasi, atau pengalaman. Perubahan sikap terjadi karena informasi baru memberikan
tambahan terhadap sikap, atau informasi tersebut mampu mengubah penilaian bobot weight atau arah informasi lainnya. Setiap satu informasi biasanya tidak
akan langsung memberikan pengaruh pada sikap karena sikap terdiri atas sejumlah kepercayaan yang dapat menolak informasi baru Morisson, 2013: 90
Perubahan sikap dipengaruhi oleh dua variabel penting. Pertama, adalah “valen” valance atau arah yang mengacu pada apakah informasi yang diterima
itu memiliki valensi positif. Sebaliknya, jika informasi itu bertentangan dengan kepercayaan Anda maka informasi itu memiliki valensi negatif. Kedua, bobot
yang di berikan dalam informasi yang merupakan sebuah kegunaan dari kredibilitas. Jika kita berpikir bahwa informasi tersebut adalah benar, maka kita
memberikan bobot yang lebih tinggi pada informasi tersebut; jika tidak, maka kita akan memberikan bobot yang rendah. Jelasnya, semakin besar bobotnya, semakin
besar pula dampak dari informasi tersebut pada sistem keyakinan kita. Melalui teori ini peneliti ingin melihat bagaimana komunikator dalam
kasus ini adalah pemimpin dan anggota kelompok Re’uwel mengumpulkan dan mengatur informasi mengenai norma khusus dan norma umum universal untuk
membentuk sikap. Bagaimana valence dan bobot yang terjadi dalam interaksi
Universitas Sumatera Utara
komunika terbentuk.
2.2.6 Ana