89
antara dua variabel yang positif tetapi tidak signifikan. Ketiga, terdapat hubungan yang  positif  dan  signifikan  antara  kebiasaan  membaca  cerita  dan  pemahaman
unsur  intrinsik  cerpen  dengan  kemampuan  menulis  cerpen  siswa  kelas  X  SMA Negeri  se-Kabupaten  Boyolali.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  koefisien  korelasi
sebesar 0,537 pada taraf signifikansi 5, nilai F
hitung
F
tabel
68,328  3,02 dan p value lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0  5 dan secara statistik hubungan
antara  kebiasaan  membaca  cerita  dan  pemahaman  unsur  intrinsik  cerpen  dengan kemampuan  menulis  cerpen  siswa  kelas  X  SMA  Negeri  se-Kabupaten  Boyolali
positif dan signifikan.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  simpulan  penelitian  ini,  maka  ada beberapa implikasi yang dikemukakan sebagai berikut.
1. Adanya  hubungan  yang  positif  dan  signifikan  anatra  kebiasaan  membaca
cerita  dengan  kemampuan  menulis  cerpen  dapat  dijadikan  sebagai  bahan pertimbangan  bagi  guru  untuk  memberikan  tugas  membaca  lebih  banyak,
khususnya membaca cerita. Dengan begitu, kebiasaan membaca cerita siswa akan  tumbuh  dengan  sendirinya  sehingga  akan  lebih  luas  wawasan  yang
dimiliki siswa terkait dengan cerita. Apabila wawasan siswa mengenai cerita semakin  luas  dengan  kebiasaan  membaca  cerita,  hal  ini  diharapkan  akan
meningkatkan kemampuan menulis cerpen. 2.
Adanya  hubungan  yang  positif  dan  signifikan  anatra  kebiasaan  membaca cerita  dan  pemahaman  unsur  intrinsik  cerpen  dengan  kemampuan  menulis
90
cerpen  diharapkan  dapat  menjadi  pertimbangan  bagi  siswa  untuk membiasakan diri  membaca cerita dan memahami  unsur  yang terkandung di
dalamnya.  Siswa  yang  memiliki  kebiasaan  membaca  cerita  dan  pemahaman unsur  intrinsik  cerpen  yang  baik  berdampak  positif  terhadap  kemampuan
menulis cerpen dalam diri siswa. Kebiasaan membaca cerita dan pemahaman unsur  intrinsik  cerpen  dapat  menjadi  agen  terhadap  dirinya  sendiri  yang
sanggup mengatur dirinya, proaktif, reflektif, dan mengorganisasikan dirinya untuk  terbiasa  membaca  dan  memahami  unsur  yang  terkandung  di  dalam
cerita  tanpa  adanya  paksaan.  Kebiasaan  membaca  cerita  dan  pemahaman unsur  intrinsik  cerpen  yang  tinggi  akan  mampu  memperluas  wawasan  siswa
mengenai  cerita  dan  unsur  yang  terkandung  di  dalamnya.  Hal  ini  dapat berdampak positif terhadap kemampuan menulis cerpen siswa.
C. Saran
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan,  serta  beberapa  kesimpulan yang  ada,  penulis  mengemukakan  beberapa  saran  yang  dapat  dijadikan  sebagai
bahan masukan dan pertimbangan sebagai berikut. 1.
Bagi Guru Guru  diharapkan  untuk  menanamkan  kebiasaan  membaca  pada  diri  siswa,
khususnya  membaca  cerita.  Hal  ini  bertujuan  untuk  memperluas  wawasan siswa  tentang  cerita  sehingga  dapat  meningkatkan  kemampuan  menulis
cerpen.