33
kemampuan  menulis.  Berbeda  dengan  penelitian  tersebut,  variabel  bebas  yang mempengaruhi  kemampuan  menulis  cerpen  pada  penelitian  ini  adalah  kebiasaan
membaca cerita dan pemahaman unsur intrinsik fiksi. Jika penelitian sebelumnya mengambil  populasi  dan  sampel  di  SMA  Negeri  2  Batang  yang  dilakukan  oleh
Dewanti  dan  di  SMA  Negeri  se-Kabupaten  Wonosobo  yang  dilakukan  oleh Amalia, maka pada penelitian ini penulis mengambil populasi dan sampel di SMA
Negeri se-Kabupaten Boyolali.
C. Kerangka Pikir
Setiap  orang  mempunyai  keinginan  untuk  mengekspresikan  pikiran, perasaan,  gagasan,  dan  sikapnya.  Pengekspresian  itu  dapat  diwujudkan  dalam
bentuk  suara,  gambar,  sketsa,  puisi,  maupun  karangan  berbentuk  lain.  Menulis merupakan  suatu  representasi  bagian  dari  kesatuan-kesatuan  ekspresi  bahasa.
Menulis  sangat  penting  bagi  pendidikan  karena  memudahkan  para  pelajar berpikir.  Dengan  menulis  dapat  membantu  kita  berpikir  kritis,  merasakan  dan
menikmati  hubungan-hubungan,  memperdalam  daya  tanggap  atau  persepsi  kita, memecahkan  masalah,  serta  menyusun  pengalaman.  Menulis  adalah  suatu  betuk
berpikir. Cerpen  adalah  suatu  bentuk  karya  sastra  yang  berbentuk  prosa  fiksi.
Cerpen  memiliki  komposisi  lebih  sedikit  dibanding  novel  dari  segi  kepadatan cerita, memusatkan pada satu  tokoh,  satu  situasi  dan habis  sekali dibaca.  Konfik
yang  disajikan  dalam  cerpen  biasanya  hanya  mengembangkan  satu  peristiwa
34
sehingga  cerpen  menjadi  menarik  karena  keterbatasan  objek  atau  peristiwa  yang diceritakan.
Membaca  dapat  memberikan  sumbangan  bagi  perkembangan  personal maupun  sosial.  Membaca  dapat  memberikan  pengarahan  sikap,  berucap,  berbuat
dan  berpikir,  maupun  sikap  moral.  Seorang  pembaca  akan  memperoleh pengalaman  yang  belum  pernah  atau  tidak  diperoleh  secara  langsung  dalam
kehidupan. Seperti membaca cerita akan membantu kita memperoleh pengetahuan dan  ide-ide  yang  lebih  banyak.  Dalam  cerita  terdapat  unsur-unsur  karya  sastra
seperti  tema,  alur,  gaya  bahasa  penulis  yang  kreatif.  Dengan  terbiasa  membaca cerita dapat membantu kita menemukan ide-ide baru yang dapat digunakan untuk
menulis. Kebiasaan membaca akan mempengaruhi kemampuan menulis. Kebiasaan
membaca  cerita  yang  tinggi  akan  berdampak  pada  kemampuan  menulis  cerpen. Dalam menulis cerpen, dibutuhkan ide-ide serta sikap kreatif yang baik. Kegiatan
membaca  cerita  dapat  mengembangkan  sikap  kreatif  serta  memperluas  wawasan tentang berbagai cerita.
Menulis  cerpen  tidak  lepas  dari  unsur-unsur  pembentuknya.  Cerpen mempunyai  dua  unsur,  yaitu  unsur  intrinsik  dan  unsur  ekstrinsik.  Sebelum
menulis  sebuah  cerpen,  hendaknya  seseorang  memahami  dengan  benar  unsur pembangun  cerpen  tersebut.  Hal  ini  karena  kualitas  cerpen  yang  ditulis
bergantung  pada  keterpaduan  unsur-unsur  pembangunnya.  Unsur  intrinsik  dalam cerpen antara lain adalah tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang,
dan gaya bahasa.