Penggantian Anggota Dewan Komisaris dan Pengangkatan Anggota Direksi Penetapan Akuntan Publik
32
L T h
BNI
Pertumbuhan penyaluran kredit juga diiringi dengan membaiknya kualitas aktiva produktif, yang
dicerminkan dengan rasio Non Performing Loan NPL gross pada Desember 2013 sebesar 2,2 yang lebih
rendah dibanding rasio NPL gross pada Desember 2012 sebesar 2,8. Meskipun dapat merealisasikan
perbaikan kualitas aset, namun upaya-upaya untuk memperkuat struktur perkreditan dan memperbaiki
kualitas aktiva produktif perlu dioptimalkan untuk menekan nilai NPL secara absolut dan hapus buku di
masa yang akan datang.
Dana Pihak Ketiga DPK pada akhir tahun 2013 mencapai Rp291,9 triliun atau meningkat sebesar
13,3 dibandingkan pencapaipan DPK pada periode sebelumnya. Peningkatan DPK tersebut ditopang
oleh pertumbuhan seluruh komponen DPK, dimana giro mengalami pertumbuhan sebesar 20,2,
tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 11,7, dan deposito mengalami pertumbuhan sebesar
9,1. Meskipun tabungan dan deposito mengalami pertumbuhan, namun realisasinya masih di bawah
target yang ditetapkan, sehingga diperlukan strategi dan upaya-upaya yang lebih optimal untuk
meningkatkan penghimpunan dana.
Tingkat likuiditas dapat dikelola dengan baik dan berada dalam kisaran yang ditetapkan Bank Indonesia,
dimana realisasi Loan to Deposit Ratio LDR pada tahun 2013 sebesar 85,3. LDR pada tahun 2013
lebih tinggi dibandingkan periode tahun 2012 yang sebesar 77,5, merupakan dampak dari pertumbuhan
kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK. Berkaitan dengan hal tersebut, upaya-upaya
untuk menjaga keseimbangan antara tingkat DPK dan penyalurannya perlu lebih diperhatikan sehingga
tingkat likuiditas dapat tetap dijaga pada level yang sehat dan ideal.
Dari sisi permodalan, Bank telah melakukan pengelolaan permodalan dengan baik sesuai dengan
karakteristik, serta skala dan kompleksitas usaha. Realisasi Capital Adequacy Ratio CAR pada tahun
2013 sebesar 15,1 berada di atas batas minimal yang ditetapkan Bank Indonesia. Dengan adanya
peningkatan penyaluran kredit menyebabkan realisasi CAR pada tahun 2013 lebih rendah dibandingkan
periode sebelumnya, sehingga pengelolaan permodalan dalam jangka panjang perlu lebih
diperhatikan. Secara umum, pengelolaan risiko telah dilakukan
dengan baik dan memadai. Kemungkinan kerugian yang dihadapi dari risiko yang melekat pada bisnis
Bank tergolong rendah, dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko KPMR dinilai memadai meskipun
terdapat kelemahan minor yang perlu mendapat perhatian manajemen. Berkenaan dengan terjadinya
gejolak pasar akibat pengaruh kondisi ekonomi global, maka pengelolaan risiko perlu lebih ditingkatkan
terutama terkait pengelolaan risiko pasar dan risiko kredit.
Selain laporan hasil pengawasan atas kinerja Perseroan tahun 2013, Dewan Komisaris memandang
perlu untuk menyampaikan laporan kepada para pemangku kepentingan sebagai berikut: