Risiko Pasar Pandu Djajanto

134 L T h BNI b. Garansi, yang diterima dari Pemerintah Republik Indonesia, Bank koresponden, maupun perusahaan Asuransi. Dalam teknik mitigasi risiko kredit, garansi yang diperhitungkan hanya garansi yang diterbitkan oleh pihak yang termasuk dalam cakupan kategori Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia, Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain, Tagihan Kepada Bank serta lembaga penjaminanasuransi dengan memperhatikan pemenuhan persyaratan garansi dan penerbit garansi. c. Asuransi Kredit, yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan pemenuhan persyaratan polis asuransi, penerbit asuransi dan kategori portofolio penerima asuransi. BNI mengatur kebijakan, prosedur dan proses untuk menilai dan mengelola agunan berdasarkan jenis eksposur dan skim pembiayaan yang diberikan. Saat ini penetapan besarnya maksimum kredit untuk kredit produktif segmen kecil ditetapkan sebesar 110 dari nilai taksasi jaminan fixed asset yang diserahkan. Sementara untuk kredit produktif korporasi dan menengah penilaian kecukupan agunan yang diterima tetap memperhitungkan adanya cash equivalent value. Untuk eksposur kredit loan, penilaian agunan harus dilakukan minimum setiap 24 bulan. Penerbit jaminangaransi yang diakui dalam perhitungan teknik mitigasi risiko kredit pada umumnya adalah bank koresponden yang memenuhi persyaratan sebagai prime bank ataupun berstatus Badan Usaha Milik Negara. Penggunaan garansi sebagai salah satu bentuk teknik mitigasi risiko masih terbatas pada transaksi jasa perdagangan. Pengungkapan tagihan bersih bank secara individu dan konsolidasi berdasarkan bobot risiko setelah memperhitungkan dampak mitigasi risiko kredit dimuat dalam Tabel 4.1.a dan b. Pengungkapan tagihan bersih dan teknik mitigasi risiko kredit bank individu dan konsolidasi dimuat dalam Tabel 4.2.a dan b. Eksposur Sekuritisasi Aktivitas sekuritisasi BNI sementara ini hanya terbatas pada kepemilikan credit linked notes, namun demikian per 31 Desember 2013 tidak memiliki eksposur sekuritisasi aset. Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar – Bank secara Individual dimuat dalam Tabel 6.1.1, Tabel 6.1.2, Tabel 6.1.3, dan Tabel 6.1.7 Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar – Bank secara Konsolidasi dimuat dalam Tabel 6.2.1, Tabel 6.2.2, Tabel 6.2.3, Tabel 6.2.6 dan Tabel 6.2.7.

2. Risiko Pasar

Sebagian besar risiko pasar trading book bersumber dari aktivitas bisnis tresuri, sementara risiko pasar banking book, khususnya Interest Rate Risk in Banking Book IRRBB dan Posisi Devisa Neto PDN bersumber dari seluruh aktivitas bank. Untuk mengelola eksposur risiko pasar yang dinamis sesuai perkembangan pasar domestik dan pasar global, bank memantau dan mengelola risiko pasar secara kontinu dan ketat. Tata Kelola dan Organisasi Dalam rangka pengelolaan risiko pasar yang efektif dan independen, organisasi Tresuri dibagi menjadi 3 tiga bagian yaitu front office, middle office, dan back office. Front office melakukan aktivitas bisnis dan berhubungan dengan nasabah. Dalam melakukan aktivitasnya, bisnis tresuri dibatasi dengan risk appetite, risk tolerance dan risk limit yang ditetapkan oleh unit independen yaitu Divisi Manajemen Risiko Bank, Divisi Tata Kelola Kebijakan dan Divisi Risiko Bisnis. Fungsi pemantauan risiko pasar dilakukan oleh Divisi Manajemen Risiko Bank. Pemantauan eksposur risiko dan kepatuhan terhadap limit- limit risiko menjadi semakin independen setelah berpindahnya Unit Middle Office dari unit bisnis ke Divisi Manajemen Risiko Bank. Untuk aktivitas pembukuan dan settlement dilakukan oleh Divisi Operasional sebagai back office. Kebijakan dan Prosedur Dalam rangka mendukung target bisnis dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, BNI telah memiliki kebijakan dan prosedur bisnis tresuri dan internasional. Selain itu agar pengelolaan risiko pasar berjalan efektif, BNI berpedoman pada pedoman penerapan manajemen risiko pasar serta prosedur risiko pasar trading book dan risiko suku bunga pada banking book. 135 L T h BNI Proses Identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko pasar dilakukan oleh unit yang independen dari unit bisnis. Identifikasi risiko pasar terutama dilakukan untuk setiap produk atau aktivitas baru. BNI melakukan pengukuran risiko pasar dengan menggunakan metode standar dan metode internal. Metode standar digunakan untuk menghitung KPMM risiko pasar, sementara pengelolaan risiko pasar harian menggunakan metode internal yaitu Value at Risk VaR. Cakupan portofolio yang dihitung dalam KPMM dengan menggunakan metode standar adalah portofolio trading book untuk risiko suku bunga dan portofolio trading book dan banking book untuk risiko nilai tukar. Eksposur risiko pasar bank secara individu dan konsolidasi dengan menggunakan metode standar dimuat dalam tabel 7.1 Eksposur risiko pasar yang diukur dengan VaR senantiasa dipantau secara harian dan disampaikan kepada manajemen secara mingguan dan bulanan. Valuasi harga untuk instrumen yang aktif menggunakan harga pasar mark to market, sedangkan untuk instrumen yang kurang aktif menggunakan harga wajar dari sumber yang independen. Eksposur risiko pasar bank secara individu dan konsolidasi dengan menggunakan model internal VaR dimuat dalam tabel 7.2.a. 11 Risiko nilai tukar 89 Risiko suku bunga Komposisi VaR per Jenis Risiko 31 Desember 2013 Untuk melengkapi model VaR, BNI melakukan stress testing risiko pasar untuk menilai ketahanan bank dalam menghadapi perubahan nilai tukar dan suku bunga yang ekstrem, dengan skenario mengacu pada ketentuan Bank Indonesia dan skenario internal bank. Hasil stress testing tersebut dipergunakan untuk menyiapkan contingency plan jika kondisi ekstrem terjadi. Tingkat akurasi model pengukuran VaR diuji dengan validasi model secara periodik. Perkembangan risiko suku bunga dan nilai tukar pada banking book secara keseluruhan dipantau ketat secara periodik sesuai metode pengukuran yang ditetapkan regulator dan disampaikan kepada manajemen melalui Forum Komite Risiko dan Kapital Bidang Asset Liability. Front office atau unit bisnis selain berupaya mencapai target bisnis, sebagai bagian sistem pengendalian internal, juga berfungsi sebagai first line of defense dengan berupaya membatasi dan mengantisipasi risiko pasar yang disebabkan perubahan nilai tukar dan suku bunga sesuai limit-limit yang telah ditetapkan. Sementara sebagai second line of defense, Divisi Manajemen Risiko Bank melakukan pemantauan antara lain memantau penggunaan dan kepatuhan terhadap limit risiko, melakukan penetapan fixing price, memeriksa kewajaran harga atas transaksi tresuri dan investigasi terjadinya off market. Perangkat dan Metode Untuk mendukung proses bisnis dan sejalan dengan pengelolaan risiko pasar, BNI telah memiliki market risk management tools. Sedangkan untuk memperoleh data pasar diperoleh dari sumber-sumber harga best practice yang independen. Untuk mengelola potensi kerugian Risiko Pasar telah ditetapkan limit-limit sebagai berikut: a. VaR Limit, yang merupakan maksimum potensi kerugian yang mungkin terjadi pada waktu tertentu di masa datang dengan tingkat kepercayaan tertentu. b. Budget Loss limit yang dipergunakan untuk membatasi realisasi kerugian aktivitas bisnis. c. Limit pembelian surat berharga yang digunakan untuk membatasi konsentrasi pembelian surat berharga korporat berdasarkan rating dan jenis mata uang surat berharga. d. Limit asset liability repricing gap untuk membatasi risiko suku bunga dalam banking book. 136 L T h BNI

3. Risiko Operasional