Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik. Konsep tersebut melahirkan teori belajar yang bertumpu pada konsep
pembentukan super ego, yaitu suatu proses belajar melalui suatu peniruan, proses interaksi antara pribadi seseorang dengan pihak lain.
Menurut Thorndike yang dikutip dalam Sardiman A.M 2012: 33 mengemukakan dasar dari belajar adalah asosiasi antara kesan panca
indra sense impresion dengan impuls untuk bertindak impuls to action. Dengan kata lain belajar adalah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respond, antara aksi dan reaksi. Pavlov yang dikutip dalam
Sardiman A.M., 2012: 35 menggambarkan kalau seseorang mencium bau sate, air liur pun mulai
keluar kemecer. Demikian juga kalau seseorang naik kendaraan di jalan raya, begitu lampu merah, berhenti. Bentuk kelakuan itu pernah
dipelajari berkat conditioning. Menurut Von Glasersfeld yang dikutip dalam Sardiman A.M.,
2012: 37 melalui teori konstruktivisme menegaskan bahwa
pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukan dari kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat
dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Secara sederhana, konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan
kita merupakan konstruksi bentukan dari kita yang mengetahui sesuatu. Menurut pandangan dari teori konstruktivisme, belajar adalah
proses aktif dari subjek belajar untuk merekonstruksi dari suatu teks,
dialog, pengamatan fisik, dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang
dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang. Jadi inti pengertian belajar
menurut teori ini adalah kegiatan aktif yang melibatkan subjek untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
banyak sekali macamnya. Sumadi Surybrata 2006: 233-237, mengklarifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
1 Faktor yang berasal dari diri luar pelajar: a Faktor-faktor nonsosial
Faktor-faktor ini bisa dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti contoh: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu pagi,
siang, sore dan malam, tempat letak, dan pergedungannya, alat-alat yang dipakai belajar alat tulis, buku, alat peraga dan
sebagainya yang biasa disebut alat-alat pelajaran.
b Faktor-faktor sosial Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor manusia, baik
manusia itu ada, maupun kehadirannya dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.
2 Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar: a Faktor-faktor fisiologis
Faktor di atas terdiri dari dua macam: tonus jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
b Faktor-faktor psikologis Pendorong seorang anak untuk belajar ialah adanya suatu
kebutuhan yang kompleks berbeda-beda disetiap individu satu dengan yang lainnya.
Menurut Ngalim Purwanto 2006: 86 ada beberapa faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya denga proses belajar, ialah:
1 Kematangan
2 Penyesuaian diriadaptasi 3 Menghafal
4 Pengertian 5 Berfikir
6 Latihan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan bahwa belajar adalah suatu proses penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
dilakukan berkali-kali
yang secara
disadari dengan
cara menghubungkan pengalaman dan materi yang dipelajari sehingga
pengetahuan tersebut menjadi berkembang, baik yang dilakukan secara individual, kelompok, maupun dengan bimbingan guru sehingga dapat
mengubah tingkah laku seseorang.