Tema dan Asumsi teori Interaksionalisme Simbolik

Individu merupakan organisasi aktif yang perilakunya ditentukan oleh kekuatan- kekuatan atau struktur yang ada di luar dirinya. Oleh karena individu terus berubah, maka masyarakat pun berubah melalui interaksi. Dengan demikian, interaksi menjadi variabel penting yang menentukan perilaku manusia. Dalam teori yang dipopulerkan oleh George Herbert Mead ini, kehidupan sosial juga dipandang sebagai suatu proses interaksi. Kesalinghubungan merupakan basis dari kenyataan sosial, semua aspek kehidupan dianggap didasari oleh interaksi, begitu halnya dengan komunikasi. Komunikasi merupakan inti dari struktur sosial. Berinteraksi berarti berkomunikasi, dengan demikian keberadaan suatu masyarakat direkat atau dijalin melalui tindak komunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi individu dalam berinteraksi. Makna suatu bahasa sangat bergantung pada interaksi dan dimana interaksi tersebut berlangsung. George Herbert Mead, seperti yang dikutip dalam Mulyana 2001:68, menekankan bahwa esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yaitu berkomunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna.

2.2.2.1. Tema dan Asumsi teori Interaksionalisme Simbolik

Teori interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat. Oleh karenanya, teori ini memiliki tema dan kerangka asumsi-asumsi untuk menginterpretasikan ide-ide tersebut secara luas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ralph LaRossa dan Donald C.Reitzes 1993 bahwa teori interaksi simbolik memperlihatkan tiga tema besar. Adapun tema tersebut yaitu : 1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia Teori ini berpegang bahwa individu membentuk makna melalui proses komunikasi karena makna tidak bersifat intrinsik terhadap apapun. Konstruksi interpretif dibutuhkan diantara orang-orang untuk menciptakan makna, dan dalam prosesnya dibutuhkan interaksi dengan tujuan untuk menciptakan makna yang sama. Kesamaan makna menjadi hal yang penting karena tanpa makna yang sama, berkomunikasi akan menjadi sangat sulit, atau bahkan tidak mungkin. Sebagai Universitas Sumatera Utara contoh “Sudah saya katakan jangan membuat teh terlalu manis.” “2 sendok gula adalah takaran gula yang sesuai bagi saya untuk tidak membuat teh menjadi terlalu manis.” “Tetapi maksud saya adalah 1 sendok saja sudah cukup.” “Kamu tidak mengatakan hal itu”. Dengan demikian, kita berbicara dengan lawan bicara kita dengan asumsi kita sepakat akan sebuah makna pembicaraan tanpa harus menjelaskan semua makna dalam pembicaraan. Akan tetapi, terkadang kita keliru dengan pemahaman makna lawan bicara kita Herbert Blumer 1969 dalam Turner West, 2009:99. • Asumsi-asumsinya : a. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepadanya. Asumsi ini menjelaskan bahwa perilaku sebagai suatu rangkaian pemikiran dan perilaku yang dilakukan secara sadar antara rangsangan dan respons orang berkaitan dengan rangsangan tersebut. Seperti misalnya kita sering kali melihat gaya hidup sebagai ukuran dari status sosial individu dalam masyarakatmenghubungkan status sosial dengan gaya hidup seseorang. b. Makna diciptakan dalam interaksi antarmanusia. Makna merupakan “produk sosial” atau ciptaan yang dibentuk dalam dan melalui pendefinisian aktivitas manusia ketika mereka berinteraksi Blummer 1969 dalam TurnerWest:2009:100. Makna dapat ada ketiika orang-orang memiliki interpretasi yang sama mengenai symbol yang mereka pertukarkan dalam interaksi. c. Makna dimodifikasi melalui proses interpretif. Proses interpretif makna menurut Blummer berlangsung dalam dua langkah: 1 para pelaku menentukan benda-benda yang memiliki makna; 2 melibatkan perilaku memilih, mengecek, dan melakukan transformasi makna didalam konteks dimana mereka berada. 2. Pentingnya Konsep diri Tema kedua dalam teori ini berfokus pada pentingnya konsep diri self- concept. Konsep diri merupakan seperangkat persepsi atau tanggapan yang relatif stabil yang dipercaya orang mengenai dirinya sendiri. Konsep diri individu dapat terbentuk dari pemahaman karakteristik mengenai ciri-ciri fisik, peranan, talenta, keadaan emosi, nilai, keterampilan dan keterbatasan sosial, intelektualitas, dan sebagainya. Karakteristik seperti inilah yang menjadi hal penting dalam teori ini. Teori ini sangat tertarik dengan cara orang mengembangkan konsep diri. Dalam Universitas Sumatera Utara teori ini, individu digambarkan sebagai diri yang aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya. • Asumsi-asumsinya : a. Individu-individu mengebangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain. Asumsi ini menyatakan bahwa individu membangun perasaaan akan diri sense of self tidak selamanya melalui kontak dengan orang lain. orang-orang tidak lahir dengan konsep diri, melainkan mereka belajar mengenai diri mereka melalui interaksi. Sebagai contoh bayi tidak memiliki perasaan mengenai dirinya sendiri, namun selama tahun pertama kehidupannya, anak- anak mulai untuk membedakan dirinya dari alam sekitarnya. b. Konsep diri memberikan motif penting untuk perilaku. Prinsip penting dalam teori interaksi simbolik yaitu pemikiran bahwa keyajinan, nlai, perasaan, penilaian-penilaian mengenai diri mempengaruhi perilaku tiap individu. Mead TurnerWest:2009:102 mengemukakan bahwa manusia sebagai makhluk hidup memiliki diri dan mekanisme untuk berinteraksi dengan dirinya sendiri. Diri dilihat sebagai proses, bukan struktur. Memiliki diri memaksa orang untuk mengontruksi tindakan dan responsnya, daripada sekedar mengekspresikannya. Jadi, misalnya jika ibu yang bekerja dalam keluarga merasa yakin akan kemampuannya melakukan peran ganda, maka akan sangat mungkin ibu tersebut berhasil dengan baik dalam menjalani peran gandanya itu. 3. Hubungan antara individu dan masyarakat Tema yang terakhir dalam teori interaksi simbolik berkaitan dengan hubungan antara kebebasan individu dan batasan sosial. • Asumsi-asumsinya : a. Orang dan kelompok dipengaruhi oleh proses sosial dan budaya. Asumsi ini mengakui bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku individu, dan budaya secara kuat mempengaruhi perilaku dan sikap. Contohnya, kita memakai pakaian yang sopan dan rapi ketika berada di kantor karena berpakaian seperti itu dirasakan lebih pantas secara sosial dengan konteks kerja dan berpakaian sopan dan rapi sesuai dengan budaya Indonesia. b. Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial. Asumsi ini menekankan bahwa manusia adalah pembuat pilihan dan dapat memodifikasi situasi sosial Turner West, 2009:104. Konsep penting dalam teori interaksionalisme simbolik menurut Mead yaitu pikiran, diri, dan masyarakat Turner West, 2009:104. Pikiran merupakan kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama Universitas Sumatera Utara yang harus dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain. Diri merupakan kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri dari perspektif orang lain. Melalui bahasa orang mempunyai kemampuan untuk menjadi subjek dan objek bagi dirinya sendiri. Subjek atau diri yang bertindak dikatakan sebagai I dan objek atau diri yang mengamati adalah Me. Masyarakat merupakan jejaring hubungan sosial yang diciptakan manusia. Masyarakat menggambarkan keterhubungan beberapa perilaku yang terus disesuaikan oleh individu-individu. Dengan demikian, masyarakat mempengaruhi pikiran dan diri. Individu-individu mengenal atau mengetahui diri mereka melalui interaksi dengan orang lain yang berkomunikasi kepada mereka siapa mereka Rogers 1986 dalam Budyatna dan Ganiem, 2011:190.

2.2.3. Komunikasi

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Produktivitas Kerja.

0 23 107

Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi : (Studi Deskriptif Pendekatan Neuro-Linguistic Dalam Komunikasi Antar Pribadi Pada Karyawan PT Bank Bukopin Cabang Syariah Medan)

6 51 77

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepemimpinan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Keberhasilan Kepemimpinan Hotel Emeral Garden Medan)

0 37 110

Komunikasi Antar Pribadi Dalam Pemasaran Produk Jasa Asuransi

11 90 147

Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Team Leader pada PT. Infomedia Medan terhadap Peningkatan Kualitas Kerja Caroline Officer)

2 41 72

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepribadian Anak-Anak Cacat (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Dalam Perkembangan Kepribadian Anak-anak Cacat Pada YPAC Melalui Pendekatan Behaviorisme di Kota Medan)

10 80 109

Komunikasi Antar Pribadi Ibu Dan Remaja Putri Terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri di SMU Sultan Iskandar Muda

1 45 92

Komunikasi Antar Pribadi

0 7 1

Komunikasi Antar Pribadi

0 6 140

Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Mahasiswa dan Dosen Pembimbing dalam Proses Penyusunan Skripsi (Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2007-2009 FISIP UNILA

8 64 70