60
mencipta, empati, kerja sama, berterima kasih, disiplin, suka memberi, mau mendengar, teliti, adil, fokus pada kontribusi, membangkitkan, terbuka, semangat
kuat dan loyal. Bentuk angket kemampuan ESQ diambil dari tabel indikator, jumlahnya ada 20 indikator dengan 40 butir soal dengan rincian 20 soal positif
mendukung dan 20 soal angket negatif menolak. Data indikator kisi- kisi angket kemampuan emosional dan spiritual ESQ dapat dilihat pada lampiran 6.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian yang relevan dengan penelitian penulis antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tarmidzi Ramadhan 2008 dengan judul “Penerapan Make a Match dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia” dipublikasikan melalui http:tarmizi.wordpress.com. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus PTK pembelajaran Bahasa Indonesia yang
dalam satu tahun belakangan ini siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas tidak lebih dari 25. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah penulis mencoba
mengembangkan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran dengan metode Make A Match. Hasilnya pembelajaran kooperatif Make A Match mampu meningkatkan hasil
belajar siswa. Pada tes awal rata-rata hasil belajar siswa mencapai 55, siklus I rata- rata 63.08, siklus II rata-rata 75.08, dan tes akhir rata-rata 80.73.
61
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hanik Dwi Ariningsih 2007 dengan Judul “Pengaruh Metode Kooperatif STAD dan TAI Yang Dimodifikasi Dengan Praktikum
Dengan memperhatikan EQ Emotional Quotient Siswa Pada Materi Pokok Penentuan Delta H Reaksi”. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
desain faktorial 2 x 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa klas XI Ilmu Alam 3 dan klas XI Ilmu Alam 4 SMA Negeri 8 Surakarta. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara random sampling. Teknik pengumpulan data dengan metode tes untuk prestasi belajar, metode angket untuk EQ dan afektif siswa serta
metode observasi untuk penilaian psikomotor. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode belajar TAI yang dimodifikasi dengan praktikum dapat
menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding dengan metode pembelajaran STAD pada materi pokok penentuan delta H reaksi. Siswa yang
memiliki EQ tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki EQ rendah pada materi pokok penentuan delta H reaksi. Tidak
ada interaksi antaran metode pembelajaran dengan EQ pada materi pokok penentuan delta H reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan EQ
memiliki pengaruh sendiri–sendiri terhadap prestasi belajar.
62
C. KERANGKA BERFIKIR