62
C. KERANGKA BERFIKIR
Agar penelitian ini lebih terarah maka diperlukan kerangka berpikir yang jelas. Kerangka berfikir yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah:
Inovasi pendidikan harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Sejalan dengan pemikiran ini maka setiap guru harus berani menerapkan model pembelajaran
yang inovatif dan menarik perhatian siswa untuk meningkatkan prestasi belajar. Model pembelajaran kooperatif Make A Match dan Snow Ball Throwing dapat
digunakan sebagi model alternatif untuk mengurangi kejenuhan siswa karena bentuknya permainan yang menggembirakan, meningkatkan motivasi belajar dengan
bentuk penghargaan yang diberikan. Dengan model ini diharapkan terjadi peningkatan prestasi belajar. Kelebihan model pembelajaran kooperatif memupuk
kerja sama, siswa dilatih membangun pengetahuan mereka sendiri, menitikberatkan siswa berkreasi, bekerja sama dan mampu berkomunikasi dalam kelompoknya juga
antar kelompok dengan siswa lain sekelasnya sehingga ada pengalaman belajar yang baik.
Kompetensi dasar gulma hama dan penyakit merupakan materi yang cukup banyak menyita waktu, sementara waktu yang tersedia sering digunakan untuk
persiapan menghadapi UN kelas IX, dan bertepatan dengan musim kemarau sehingga siswa kesulitan mengamati di lingkungan alam sekitar secara langsung. Guru dituntut
untuk mengembangkan model pembelajaran yang dapat mencakup seluruh materi dalam keterbatasan alokasi waktu yang ada. Model pembelajaran kooperatif
diharapkan cocok digunakan untuk kompetensi dasar ini dengan segala kelebihannya.
63
Pembelajaran kooperatif metode Make A Match Mencari Pasangan memberikan manfaat bagi siswa antara lain: mampu menciptakan suasana belajar
aktif dan menyenangkan, materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, mampu meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif metode
Make A Match Mencari Pasangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu: diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan, waktu yang tersedia perlu dibatasi
jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran, guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
Pembelajaran Snow Ball Throwing Lempar Bola Salju melatih kesiapan siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri, saling memberikan pengetahuan
dengan kerja sama yang dilakukan siswa. Sementara itu model pembelajaran Snow Ball ThrowingLempar Bola Salju
memiliki kekurangan- kekurangan seperti: perangkat soal dibuat sendiri oleh siswa, tidak efektif karena banyak materi yang
tidak dapat diakses siswa, pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa, timbul kegaduhan bila guru tidak pandai-pandai mengelola kelas.
Diantara kedua model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian diharapkan muncul fenomena model pembelajaran Make A Match Mencari
Pasangan memberikan pengaruh yang lebih baik dalam peningkatan prestasi belajar siswa dibanding model pembelajaran Snow Ball Throwing Lempar Bola Salju.
Siswa yang ESQ nya tinggi ditandai dengan sifat-sifat kreatif, berwawasan luas, bersemangat, punya rasa kasih sayang yang tinggi, suka bekerja sama, terbuka,
disiplin, adil, teliti, empati, suka memberi, berterima kasih, memberikan kontribusi
64
positif pada kelompok, teguh pendirian, mandiri dan kreatif. Mereka sadar bahwa sifat-sifat tersebut harus terus dipupuk karena merupakan sifat-sifat yang bersumber
dari Yang Maha Pengasih. Siswa yang memiliki ESQ tinggi diharapkan mampu mengatur dirinya untuk dapat bekerja sama dan memahami orang lain dengan hati
nurani. Dengan kemampuan ini siswa dapat belajar dengan baik, yang akhirnya memunculkan prestasi lebih baik dibandingkan siswa yang ber ESQ rendah. Diduga
ESQ yang tinggi akan mampu menjalankan perannya dalam proses pembelajaran kooperatif Make A Match Mencari Pasangan dan Snow Ball Throwing Lempar
Bola Salju yang sifatnya mengedepankan kerja sama dengan kasih sayang untuk membangun pengetahuan bersama-sama temannya. Tingkat ESQ yang tinggi
diharapkan dapat mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Artinya prestasi belajar akan meningkat dengan dukungan ESQ yang tinggi.
Proses pembelajaran kooperatif Make A Match Mencari Pasangan dan Snow Ball Throwing Lempar Bola Salju dimungkinkan akan terjadi fenomena dimana
siswa yang memiliki ESQ tinggi yang diberi pembelajaran Make A Match Mencari Pasangan akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan
model pembelajaran Snow Ball Throwing Lempar Bola Salju. Siswa yang memiliki ESQ rendah yang diberi model pembelajaran Snow Ball Throwing Lempar Bola
Salju diharapkan akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik karena mereka mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kerja sama dengan teman-temannya.
Dengan demikian diduga ada interaksi antara model pembelajaran dengan ESQ dalam meningkatkan prestasi belajar.
65
D. PENGAJUAN HIPOTESIS