Penomoran Secara Numerical Penomoran Secara Desimal

97 Akuntansi Perusahaan Jasa 1. Catat tanggal yang tercantum di dalam jurnal ke dalam lajur tanggal perkiraan yang bersangkutan pada buku besar. 2. Catat jumlah debet pada jurnal ke dalam lajur debet perkiraan yang bersangkutan pada buku besar. Demikian juga, catat jumlah yang harus di kredit ke dalam lajur kredit perkiraan yang bersangkutan pada buku besar. 3. Catat nomor halaman jurnal ke dalam lajur ref referensi pada per- kiraan yang bersangkutan di buku besar. 4. Catat nomor perkiraan ke dalam lajur ref referensi di dalam jurnal. Proses pemindahbukuan pos-pos jurnal ke dalam perkiraan-perkiraan buku besar dapat digambarkan sebagai berikut. Pada proses pemindahbukuan tersebut, terdapat nomor perkiraan dari buku besar yang dipindahkan ke dalam jurnal. Setiap nomor per- kiraan tersebut, di antaranya dibuat dengan tujuan mempermudah peng indentifikasian, pengelompokan, dan penyajian data setiap perkiraan dalam proses akuntansi. Nomor perkiraan disebut kode perkiraan atau kode akun. Pemberian nomor perkiraan dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya pemberian kode atau penomoran secara numerical, desimal, atau kombinasi huruf dan angka.

1. Penomoran Secara Numerical

Nomor perkiraan secara numerical dibuat dengan menggunakan angka 0 sampai 9. Contoh penomoran secara numerical, yaitu sebagai berikut. Nomor Perkiraan Nama Perkiraan 1 Aktiva 10 Aktiva lancar 101 Kas 102 Piutang usaha 103 Perlengkapan salon 11 Aktiva tetap 111 Peralatan salon 122 Akumulasi penyusutan peralatan salon Kas Tanggal Keterangan Ref. Halaman: 1 Debet Kredit 2007 Jan 2 Kas Modal Rp 75.000.000,00 Rp 75.000.000,00 11 31 No. Perkiraan: 11 Tanggal Keterangan Ref. Debet Kredit 2007 Jan 2 Setoran modal Rp 75.000.000,00 JU 1 Debet Kredit Rp 75.000.000,00 Saldo Modal No. Perkiraan: 31 Tanggal Keterangan Ref. Debet Kredit 2007 Jan 2 Setoran modal Rp 75.000.000,00 JU 1 Debet Kredit Rp 75.000.000,00 Saldo Jurnal Umum Di unduh dari : Bukupaket.com Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas XI 98 113 Gedung 114 Akumulasi penyusutan gedung 115 Kendaraan 116 Akumulasi penyusutan kendaraan 2 Kewajiban 20 Kewajiban jangka pendek 201 Utang usaha 202 Utang gaji 203 Utang bunga 21 Kewajiban jangka panjang 211 Utang bank 212 Utang hipotek 3 Modal 30 Modal pemilik 301 Modal Nona Amalia 31 Pengambilan pemilik 311 Pengambilan pribadiprive Nona Amalia 4 Pendapatan 40 Pendapatan usaha 401 Pendapatan salon 41 Pendapatan di luar usaha 411 Pendapatan bunga 5 Beban 50 Beban usaha 501 Beban gaji 502 Beban iklan 503 Beban listrik 504 Beban telepon 51 Beban di luar usaha 511 Beban bunga

2. Penomoran Secara Desimal

Nomor perkiraan secara desimal dibuat berdasarkan kelompok tertentu dengan menggunakan nomor 0 sampai 9. Nomor perkiraan secara desimal dibuat berdasarkan banyaknya perkiraan, misalnya dua desimal, tiga desimal, atau empat desimal. Langkah pertama dalam membuat nomor perkiraan secara desimal, yaitu membagi perkiraan menjadi beberapa kelompok seperti berikut. Kelompok 1: perkiraan aktiva lancar Kelompok 2: perkiraan aktiva tetap Kelompok 3: perkiraan utang jangka pendek Kelompok 4: perkiraan utang jangka panjang Kelompok 5: perkiraan modal Kelompok 6: perkiraan pendapatan Kelompok 7: perkiraan beban Kelompok tersebut dibagi lagi menjadi beberapa golongan. Misalnya, kelompok perkiraan aktiva dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut. 10 kas 11 piutang usaha 12 perlengkapan Di unduh dari : Bukupaket.com 99 Akuntansi Perusahaan Jasa Tanggal Keterangan Ref. Debet Kredit 2007 Des 1 1 3 7 9 12 15 19 20 28 29 30 Debet Kredit Saldo Rp 80.000.000,00 – – Rp 8.000.000,00 – Rp 500.000,00 Rp 10.000.000,00 – – – – Rp 2.000.000,00 Nama Perkiraan: Kas No. Perkiraan: 111 Setoran modal Pembayaran sewa Pembelian peralatan Penerimaan pendapatan Pembayaran utang Penerimaan pendapatan Penerimaan pinjaman Pembayaran listrik dan telepon Pembayaran iklan Pembayaran gaji Prive Nona Amalia Penerimaan piutang JU 1 JU 1 JU 1 JU 1 JU 1 JU 1 JU 1 JU 1 JU 1 JU 1 JU 1 JU 1 – Rp 6.000.000,00 Rp 45.000.000,00 – Rp 2.500.000,00 – – Rp 400.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 1.000.000,00 – Rp 80.000.000,00 Rp 74.000.000,00 Rp 29.000.000,00 Rp 37.000.000,00 Rp 34.500.000,00 Rp 35.000.000,00 Rp 45.000.000,00 Rp 44.600.000,00 Rp 43.100.000,00 Rp 40.100.000,00 Rp 39.100.000,00 Rp 41.100.000,00 – – – – – – – – – – – – Selanjutnya, golongan tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Misalnya, golongan piutang usaha dan perlengkapan dibagi menjadi seperti berikut. 111 piutang usaha 112 sewa dibayar di mukapiutang sewa 113 wesel tagihpiutang wesel 121 perlengkapan toko 122 perlengkapan kantor Jika jumlah perkiraan tidak cukup dibuat dalam tiga desimal, nomor perkiraan dapat dibuat dalam empat desimal. Misalnya, kas diberi nomor 1011, piutang usaha 1101, piutang bunga 1102, piutang sewa 1103, piutang wesel 1104, perlengkapan toko 1201, dan perlengkapan kantor 1202.

3. Penomoran Kombinasi Huruf dan Angka