Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas XI
36
A. Teori dan Perkembangan Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal capital market merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right issue,
obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan derivatif seperti opsi put atau call.
Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang
berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, per– usahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Beberapa istilah yang perlu diketahui untuk memudahkan dalam memahami pasar modal secara lebih jauh adalah sebagai berikut.
a. Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara
yang diatur dalam Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya. b. Emiten adalah badan usaha atau perusahaan yang telah melakukan
penawaran umum atau lebih terkenal dengan istilah go public. Istilah go public biasa juga disebut IPO Initial Public Offering atau
penawaran saham perdana.
c. Efek adalah surat berharga, meliputi surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
d. Derivatif dari efek adalah turunan dari efek, baik efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran.
e. Opsi adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain atas sejumlah efek harga dalam waktu tertentu.
f. Perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 pemegang saham dan memiliki modal
yang disetor sekurang-kurangnya Rp3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2. Sejarah Pasar Modal
Sejarah pasar modal Indonesia yang berkaitan dengan kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad ke-19. Dalam buku
Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada 1939, dijelaskan jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada 14
Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang
tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo.
a. Zaman Penjajahan
Awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai mem bangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Orang-orang Belanda dan
Eropa lainnya merupakan penabung yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi daripada penghasi lan penduduk pribumi. Oleh karena itu,
mereka menjadi penabung yang telah dilibatkan sebaik-baiknya sebagai sumber dana.
Kompetensi Ekonomi
Diskusikanlah dengan teman Anda. Mengapa investor perlu
memahami mekanisme pasar modal?
Di unduh dari : Bukupaket.com
37
Pasar Modal
Atas dasar itulah pemerintahan kolonial mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan, akhirnya pada 14 Desember 1912 berdiri
secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di Batavia Jakarta yang bernama Vereniging voor de Effectenhandel bursa efek dan langsung
memulai perdagangan.
Pada awalnya terdapat 13 anggota bursa yang aktif, yaitu Fa. Dunlop Kolf, Fa. Gijselman Steup, Fa. Monod Co, Fa. Adree Witansi
Co, Fa. A.W. Deeleman, Fa. H. Jul Joostensz, Fa. Jeannette Walen, Fa. Wiekert V.D. Linden, Fa. Walbrink Co, Wieckert V.D. Linden,
Fa. Vermeys Co, Fa.Cruyff, dan Fa. Gebroeders.
Adapun efek yang diperjualbelikan berupa saham dan obligasi perusahaan atau perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia,
obligasi yang diterbitkan pemerintah provinsi dan kotapraja, sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor
administrasi di negeri Belanda, serta efek perusahaan Belanda lainnya.
Perkembangan pasar modal di Batavia begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada 11
Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa.
Anggota bursa di Surabaya, yaitu Fa. Dunlop Koff, Fa. Gijselman Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa. Beaukkerk Cop, dan N. Koster.
Adapun anggota bursa di Semarang waktu, yaitu Fa. Dunlop Koff, Fa. Gijselman Steup, Fa. Monad Co, Fa. Companien Co, dan
Fa. P.H. Soeters Co. Perkembangan pasar modal waktu itu cukup menggembirakan. Hal ini yang terlihat dari nilai efek yang tercatat
mencapai NIF 1,4 miliar yang berasal dari 250 macam efek.
b. Masa Perang Dunia II