Merkantilisme Teori Perdagangan Internasional

53 Perekonomian Terbuka b. dapat memperoleh manfaat dari adanya spesialisasi dalam bentuk keunggulan komparatif dan peningkatan kemakmuran; c. dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, yang pada dasarnya bersumber pada skala ekonomis dalam proses produksi, teknologi baru, dan rangsangan bersaing; d. dapat memperluas daerah pemasaran sehingga dapat memperluas kesempatan kerja di dalam negeri; e. menambah devisa negara. Dengan demikian, suatu negara yang memutuskan untuk melakukan perdagangan dengan negara lain, biasanya akan muncul pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut: a. Barang manakah yang dapat memberikan keunggulan bagi setiap negara? b. Jika di antara kedua barang yang diproduksi sama-sama memberikan keunggulan, manakah di antara barang tersebut yang dapat mem– berikan keuntungan lebih besar? Sumber: www.suarapublik.com

2. Teori Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami alasan setiap negara perekonomian melakukan perdagangan dengan negara-negara lain. Teori perdagangan disempurnakan oleh Adam Smith, David Ricardo, dan Heckscher-Ohlin. Dalam subbab ini, hanya dijelaskan teori-teori klasik tentang perdagangan internasional, yaitu teori keunggulan absolut absolut advantages yang dikembangkan Adam Smith dan keunggulan komparatif comparative advantages yang dikembangkan David Ricardo.

a. Merkantilisme

Merkantilisme Mercantilism adalah ajaran atau paradigma yang berkeyakinan bahwa perekonomian suatu negara menjadi makmur jika dapat memaksimalkan surplus perdagangan. Konsekuensinya adalah memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor. Dengan demikian, surplus perdagangan akan maksimal. Perkembangan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil TPT tahun 2000 menunjukkan tanda- tanda kurang menggembirakan. Peranan ekspor tekstil turun dibandingkan tahun 1999, yaitu dari 7,8 menjadi 7,1. Sementara itu, untuk pakaian jadi penurunannya lebih tajam lagi, yaitu dari 9,6 menjadi 8,4. The growth of the export of textile and the product of textile in 2000 showed unsatisfying signs. The role of textile decreased, compared to that of 1999, from 7,8 to 7,1. Meanwhile, the garment fell sharply from 9,6 to 8,4. Sumber: Perekonomian Indonesia, Faisal Basri, 2002 Liputan Ekonomi Economic Report Setiap negara melakukan perdagangan untuk memperoleh barang yang tidak dihasilkan di dalam negeri. Gambar 4.2 Di unduh dari : Bukupaket.com Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas XI 54 Ide dasar merkantilisme menggunakan model keseimbangan Keynes yang menyebutkan, surplus perdagangan memiliki efek multiplier efek ganda yang akan meningkatkan output keseimbangan. Peningkatan output keseimbangan akan mening katkan konsumsi dan kesempatan kerja. Hal yang menjadi permasalahan ide merkantilisme, yaitu sebagai berikut. 1 Kemakmuran suatu negara diukur dari banyaknya uang logam mulia yang dapat dikumpulkan. Semakin banyak logam mulia yang dapat dimiliki berarti semakin baik. Konsekuensi pemikiran ini adalah surplus perdagangan harus disimpan dalam bentuk cadangan logam mulia, terutama emas. Pandangan ini menyebabkan surplus perdagangan yang dihasilkan tidak menciptakan efek multiplikasi sehingga mening katnya stok logam mulia bermakna meningkatnya aset yang menganggur. 2 Merkantilisme menganjurkan kebijakan perdagangan yang kontro- versial, yaitu proteksi yang ketat dan pemberian hak monopoli kepada produsen domestik. Proteksi yang ketat bertujuan membatasi aliran impor barang dan jasa. Dengan demikian, pasar untuk produk-produk domestik terjamin. Pemberian hak monopoli kepada produsen domestik akan meningkatkan kemam puan bersaing dan kepastian pasar sehingga kegiatan produksi terus berlangsung. Kelemahan kebijakan ini adalah rakyat terpaksa membeli produk-produk domestik yang harganya lebih mahal daripada produk negara lain, sementara kualitasnya tidak sebaik produk negara lain. Pembe rian hak monopoli pada akhirnya memanjakan produsen domestik, yang menyebabkan mereka tidak termotivasi untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi. Dewasa ini, ide merkantilisme diadaptasi kembali oleh negara-negara kapitalis, yang dikenal sebagai Merkantilisme Baru Neo-Mercantilism. Ciri utama merkantilisme baru adalah pemeliharaan surplus perda- gangan, jika perlu dengan melakukan proteksi. Hanya saja proteksi yang dilakukan lebih sopan dan melalui kebijakan-kebijakan yang bersifat non-ekonomi. Misalnya, tuntutan negara-negara barat agar eksportir yang diprioritaskan adalah mereka yang memerhatikan kelestarian alam setiap produk harus memiliki green label atau label hijau dan hak asasi manusia memberi upah dan jam kerja yang layak. Oleh banyak Negara Sedang Berkembang NSB, cara ini dicurigai sebagai cara baru untuk menghambat ekspor NSB ke negara-negara kapitalis. Dewasa ini, banyak sekali produk kebutuhan pokok NSB, terutama produk pertanian, tekstil, dan elektronik sederhana yang memasuki pasar negara-negara kapitalis. Hal ini dimungkinkan karena harga jualnya jauh lebih murah daripada produk serupa yang dihasilkan negara-negara kapitalis.

b. Adam Smith: Teori Keunggulan Mutlak Absolute Advantage Theory